Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas, lanjut usia (lansia), dan anak-anak merupakan kelompok rentan yang turut terdampak gempa Cianjur.
Maka dari itu, Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan perhatian khusus kepada kelompok ini.
Baca Juga
Menurut Kepala Sentra Terpadu Kartini Rachmat Koesnadi, kelompok rentan mendapatkan layanan-layanan rehabilitasi sosial terutama untuk pelayanan dukungan psikososial. Dukungan untuk para penyandang disabilitas, lansia, dan anak-anak yang membutuhkan layanan khusus seperti alat bantu juga telah disalurkan.
Advertisement
Sampai hari ketujuh pasca gempa, Kemensos telah mendistribusikan alat bantu berupa kursi roda sebanyak 25 unit, tripod sebanyak 6 buah, dan kruk sebanyak 1 buah yang diserahkan kepada penerima manfaat sesuai dengan hasil asesmen yang dilakukan oleh petugas.
“Alat bantu tersebut didistribusikan oleh Sentra Terpadu Kartini Temanggung berupa kursi roda 10 unit dan tripod 6 buah, Sentra Terpadu Soeharso Solo berupa kursi roda 10 unit, Sentra Phalamarta Sukabumi berupa kursi roda 1 unit dan dari Sentra Satria Baturaden kursi roda 4 unit dan kruk 1 buah,” kata Rachmat mengutip keterangan pers, Selasa (29/11/2022).
Salah satu warga yang terdampak gempa, Kusmana (38) menceritakan detik-detik terjadinya gempa. Menurut Kusmana, saat terjadi gempa dirinya sedang minum dan tiba-tiba ada getaran.
“Ketika ada getaran saya langsung istighfar dan baca laa ilaha illallah,” katanya dalam keterangan yang sama.
Ini menjadi situasi yang membuat Kusmana panik, terlebih ia tinggal bersama orangtuanya yang sudah lanjut usia (lansia). Ayahya Furkon (83) mengalami strok sehingga mengalami kesulitan untuk beraktivitas. Sedangkan ibunya, Eti (73) mengalami disabilitas netra sejak lima tahun terakhir akibat penyakit gula.
Berhasil Menyelamatkan Diri
Beruntung, ketiganya berhasil selamat dan bisa sampai ke pengungsian untuk menghindari gempa susulan.
"Ya panik juga saya langsung keluar panik, ibu kan tidak bisa melihat (disabilitas netra) bapak lagi sakit batuk-batuk waktu ke sini juga bapak langsung panas," ujar Kusmana yang kini menempati tenda pengungsian lapangan Jagakarsa Cianjur.
Ayahnya, Furkon yang menempati salah satu tenda keluarga di pengungsian mendapatkan bantuan kursi roda dari Sentra Terpadu Kartini Temanggung untuk mempermudah mobilitas.
"Bantuan fasilitas kursi roda sudah dapat, untuk Bapak ke toilet. Alhamdulillah terbantu,” kata Kusmana sambil menunjukkan kondisi orangtuanya yang terbaring di velbed.
Advertisement
323 Orang Meninggal
Seperti diketahui, pada Senin 21 November 2022 gempa bumi berkekuatan 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat.
Hingga Senin, 28 November 2022 jumlah korban meninggal akibat gempa bertambah 2 orang. Sehingga total korban jiwa dari bencana tersebut menjadi 323 jiwa.
Hal ini disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman pada hari ke-8 masa penanggulangan bencana gempa di Kabupaten Cianjur.
"Perkembangan hari ini, Basarnas menemukan 2 korban yang tertimbun tanah di Desa Cijedil sehingga meninggal dunia sudah tercatat 323 jiwa. Artinya penambahan hari ini sebanyak 2 jiwa," kata Herman saat jumpa pers daring, Senin (28/11/2022) mengutip News Liputan6.com.
9 Orang Masih Dinyatakan Hilang
Ia menambahkan, untuk perkembangan data korban hilang saat ini masih ada 9 orang. Meski demikian, Herman optimis semua korban gempa Cianjur yang hilang dapat ditemukan hari ini (29/11).
"Korban hilang dalam pencarian tinggal 9 jiwa lagi, mudah-mudahan besok (Selasa) bisa ditemukan," ucap dia.
Untuk korban luka berat, lanjut Herman, masih dirawat 108 orang. Korban luka ringan sudah tertangani semua dan sudah kembali ke rumah masing-masing.
Advertisement