Sukses

Puncak Perayaan Hari Disabilitas Internasional, KND Ajak Ratusan Difabel Konvoi

Momen Hari Disabilitas Internasional (HDI) tak hanya dirasakan pada 3 Desember melainkan sepanjang bulan.

Liputan6.com, Jakarta Momen Hari Disabilitas Internasional (HDI) tak hanya dirasakan pada 3 Desember melainkan sepanjang bulan.

Berbagai pihak salah satunya Komisi Nasional Disabilitas (KND) melakukan serangkaian kegiatan dan kunjungan ke beberapa daerah dengan tujuan mengarusutamakan isu disabilitas.

Salah satu rangkaian acara puncak peringatan HDI 2022 yang dilaksanakan oleh KND-RI adalah mengajak ratusan ragam disabilitas untuk konvoi menggunakan sepeda motor. Baik motor standar maupun motor modifikasi khusus difabel.

Konvoi ini dilakukan dari Polres Klaten menuju Balai Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada kamis 22 Desember 2022.

Ketua KND-RI Dante Rigmalia menyampaikan bahwa acara konvoi ini dilakukan dalam rangka memberikan kesadaran kepada masyarakat. Serta menghilangkan stigma negatif yang melekat pada penyandang disabilitas.

“Sehingga dapat memberitahu masyarakat bahwa kita ada dan kita bisa,” kata Dante mengutip keterangan pers, Senin (26/12/2022).  

Dalam kesempatan itu, KND-RI juga memberikan Anugerah Prakarsa Inklusi kepada Kecamatan Polanharjo.

Dalam menerima penghargaan tersebut, Camat Polanharjo Joko Handoyo mewakili masyarakat Kabupaten Klaten menyatakan bahwa Indonesia Inklusi berawal dari desa.

“Dan kita harus berkolaborasi untuk mewujudkan Indonesia inklusif ramah disabilitas,“ ujarnya dalam keterangan yang sama.

2 dari 4 halaman

Dibuka dengan Diskusi Publik

Senada dengan Joko, Komisioner KND-RI Jonna Aman Damanik menyampaikan bahwa pemberian anugerah ini tentu perlu dipertanggungjawabkan ke depannya. 

“Kami komisioner KND-RI senantiasa akan terus membersamai untuk menginspirasi Indonesia inklusif ramah disabilitas,” tegasnya menambahkan.

Sebelumnya, rangkaian puncak peringatan HDI 2022 oleh KND-RI di Kabupaten Klaten dibuka dengan agenda diskusi publik.

Pada Selasa, 20 Desember 2022, dilaksanakan kegiatan diskusi publik kolaborasi dan partisipasi pembangunan inklusi berbasis desa dan kecamatan menuju indonesia inklusif.

Kegiatan ini dilaksanakan di aula DPRD Kabupaten Klaten dan dihadiri secara daring oleh berbagai organisasi penyandang disabilitas se-Indonesia.

 

3 dari 4 halaman

Kolaborasi yang Baik

Acara dimulai dengan Sambutan dari Ketua KND-RI Dante Rigmalia yang mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam rangka mewujudkan percepatan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.

Dante juga menyampaikan, praktik baik sebagaimana yang ada di Klaten adalah kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah, organisasi penyandang disabilitas, dan sektor swasta.

Diskusi publik menghadirkan pemateri dari berbagai pihak. Yakni Direktur Sosial Budaya dan lingkungan Desa dan Pedesaan Teguh Hadi Sulistiono, Ketua Komite Disabilitas Daerah Klaten Eko, CSR Manager Danone Joko Santoso. Serta penanggap dari Kantor staf presiden yaitu Sunarman Sukamto dan Ahmad dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

4 dari 4 halaman

Tema HDI KND

Sebelumnya, Wakil Ketua KND Deka Kurniawan menjelaskan bahwa perayaan HDI KND kali ini mengambil tema "Dari Desa dan Kecamatan Menuju Indonesia yang Inklusif dan Ramah Disabilitas."

Tema ini memiliki makna tersendiri. Ada filosofi di balik desa dan kecamatan dalam tema ini.

“Kami berangkat dulu dari filosofi, kenapa kami mengambil tema ‘Dari Desa dan Kecamatan untuk Menuju Indonesia Inklusif’ karena seringkali orang menganggap bahwa penyandang disabilitas itu hanya ada di kota-kota,” kata Deka saat ditemui di Jakarta, Selasa 6 Desember 2022.

“Kami ingin betul-betul mendudukkan dan melibatkan partisipasi penyandang disabilitas dari yang paling bawah yaitu dari desa. Praktik baik yang justru banyak kami temukan di dalam kunjungan-kunjungan kerja kami itu terjadi di desa,” tambahnya.

Masyarakat di desa cenderung masih memiliki budaya guyub dan gotong royong, mereka kadang jauh lebih efektif dalam pemenuhan hak disabilitas.

Tema ini juga diambil agar semua pihak sadar bahwa bicara soal penyandang disabilitas itu bukan hanya bicara soal kota besar, karena tidak semua penyandang disabilitas tinggal di kota besar.