Sukses

Suka Interaksi di Radio, Penyandang Disabilitas Asal Surabaya Direkrut Jadi Penyiar

Penyandang disabilitas netra Andy Iwan Hermansyah berhasil melewati masa-masa sulitnya dalam mencari pekerjaan.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas netra Andy Iwan Hermansyah berhasil melewati masa-masa sulitnya dalam mencari pekerjaan.

Pria asal Surabaya, Jawa Timur ini kini telah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Salah satu manajemen radio swasta membuka kesempatan baginya untuk menduduki posisi penyiar.

Pria yang akrab disapa Andy Saksofone itu pun bersyukur karena telah mendapatkan pekerjaan yang bisa membuatnya mandiri secara finansial.

Sebagai penyandang disabilitas, Andy mengaku antusias dan bersemangat untuk menyuarakan cita-cita besarnya. Yaitu menunjukkan kepada masyarakat bahwa penyandang disabilitas juga dapat bersaing di dunia kerja, seni, dan budaya.

Sebagai penyandang disabilitas netra, salah satu hiburan yang dapat ia akses adalah radio. Ia berkisah bahwa dirinya adalah penyuka gojekan atau humor tektokan. Hal ini pun membuatnya sering melakukan interaksi dengan menelepon radio yang kini menjadi tempatnya berkerja untuk ikut memberikan opininya dengan cara humor. Opini itu pun diberikan apa adanya tanpa ada unsur setingan.

Gaya humor Andy ternyata disukai oleh penyiar-penyiar di radio itu dan ia pun diberi kesempatan untuk menjadi salah satu penyiar.

Andy Saksofone sendiri memiliki latar belakang pendidikan musik. Berbagai alat musik bisa ia mainkan, seperti piano, keyboard, terutama saksofon.

2 dari 4 halaman

Jadi Nilai Tambah

Kecakapan dalam bermusik menjadi nilai tambah. Saat bekerja sebagai penyiar radio, Andy Saksofone juga memainkan keyboard sebagai musik latar.

Tidak hanya itu, dengan kemampuannya, ia sesekali juga mengiringi saat penyiar lain bernyanyi plesetan atau bernyanyi dengan lirik humor.

Lebih lanjut, Andy menceritakan bahwa sebagai disabilitas netra total dirinya memiliki kesulitan untuk mengoperasikan peralatan siaran radio.

Kendati demikian, rekan-rekan penyiar lainnya selalu siap membantu untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada.

“Ya ini bentuk dari harmonisasi dan potongan inklusi sosial yang harus disuarakan, agar ke depannya masyarakat lebih peduli lagi dengan penyandang disabilitas,” katanya.

3 dari 4 halaman

Pertama Siaran di Hari Disabilitas Internasional

Tak hanya membahagiakan, pekerjaan baru ini juga istimewa bagi Andy. Pasalnya, suaranya pertama kali mengudara dan didengar para pendengar tepat di Hari Disabilitas Internasonal (HDI) yakni 3 Desember 2022.

Sebelumnya, kesulitan Andy mencari kerja sempat menjadi perbincangan. Pria lulusan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ini awalnya bekerja di kafe dan hotel untuk membawakan musik.

Namun, hal ini berubah ketika pandemi COVID-19 datang. Ditambah, penggantian manajemen hotel membuatnya haru berhenti dari pekerjaannya.

Tak dapat dimungkiri, kebutuhan sehari-hari tetap ada dan perlu dipenuhi. Hal inilah yang memaksa  pria kelahiran 1977 itu untuk tetap semangat mencari rupiah. Setiap hari Jumat, Andy Saksofone bermain musik di salah satu kafe di Kota Surabaya.

Ini merupakan pekerjaan yang ia dapat dari rekannya. Meski begitu, penghasilannya tidak pasti karena hanya mengandalkan saweran dari pengunjung.

4 dari 4 halaman

Sempat Sulit Cari Kerja

Beberapa bulan lalu ia bercerita, sebagai seniman dengan disabilitas, ia belum pernah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Kota Surabaya khususnya dalam pengembangan minat dan bakat yang dimilikinya.

Andy memiliki impian untuk menjadi seorang guru musik dengan modal pengetahuan dan pendidikan tinggi yang pernah ia kenyam. Mendapat pekerjaan adalah hal yang sangat sulit baginya, ia pun dikejar waktu karena usianya yang semakin tua.

“Usia saya sudah kepala empat (empat puluhan), tetapi hingga saat ini saya belum mendapatkan pekerjaan yang bisa diandalkan untuk keberlangsungan hidup saya di masa depan," kata Andy sebelum mendapat pekerjaan sebagai penyiar radio.

“Kalau diberikan kesempatan, ya saya ingin menjadi guru musik di sekolah atau lembaga pendidikan, karena itu passion saya. Gaji UMR pasti saya syukuri, yang penting ada kepastian, tidak seperti saat ini, semua serba tidak pasti," tambahnya.

Keluhan Andy pun sempat didengar oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dan ia pun mendapat bantuan.

Kini keluh kesah tersebut sudah tak dirasakan Andy, pekerjaannya sebagai penyiar radio membuatnya lebih semangat menjalani kehidupan.