Sukses

5 Resolusi untuk Mengawali Tahun Baru 2023 bagi Penderita Penyakit Kronis dan Penyandang Disabilitas

Jangan bersedih, ada beberapa resolusi yang bisa membuat Anda bersemangat kembali.

Liputan6.com, Jakarta Dengan datangnya tahun baru 2023, ada yang membuat resolusi berolahraga lebih banyak atau menghemat uang atau mengubah pola makan, dan lain sebagainya.

Pada kenyataannya, bagi orang-orang dengan penyakit kronis dan disabilitas kurang tepat rasanya membuat resolusi kesehatan seperti itu. Namun jangan bersedih, ada beberapa resolusi yang bisa membuat Anda bersemangat kembali.

Dikutip Health, berikut ulasannya:

1. Jangan Membandingkan Diri Anda dengan Orang Lain

Di tahun baru, Anda mungkin mendengar lebih banyak hal yang ingin dicapai orang. Hal ini dapat menyebabkan kita bersikap keras pada diri kita sendiri, terutama jika kita tiba-tiba menghadapi gejala baru atau yang memburuk, yang bisa menjadi pekerjaan penuh waktu untuk dicoba dan dikelola.

“Sangat sulit, terutama dengan penyakit kronis di masa dewasa muda untuk membandingkan diri Anda dengan orang lain,” kata Sneha Dave, pendiri dan direktur eksekutif Generation Patient yang hidup dengan kolitis ulserativa, kepada Health. "Anda berada di garis waktu Anda sendiri, dan tidak ada yang seharusnya membuat Anda merasa tertinggal."

2. Luangkan Waktu untuk Makan Siang Anda

Salah satu resolusi yang dapat membantu orang dengan penyakit kronis dan disabilitas untuk menjaga diri mereka sendiri adalah dengan mengingat makan siang.

Petugas Program Hak Disabilitas AS dari Ford Foundation Rebecca Cokley, kerap menanyakan apa yang oang lain makan untuk makan siang. Baginya, makan siang adalah “momen untuk melepaskan diri dari pekerjaan dan memperhatikan” dirinya sendiri.

Cokley sering mendapati dirinya sendiri melewatkan makan siang. Kemudian, ia mulai melakukan ini setelah menghubungi sekitar 30 rekan penyandang disabilitas lainnya untuk menanyakan apakah mereka sering melewatkan makan siang untuk terus bekerja.

“Kebanyakan orang memberi alasan bahwa mereka merasa belum cukup berbuat, yang selalu merupakan tuntutan kapitalisme,” kata Cokley kepada Health.

2 dari 4 halaman

3. Tetapkan Tujuan Kesehatan yang Realistis

 

Kehidupan setiap orang dengan penyakit kronis atau disabilitas dapat terlihat berbeda, sehingga orang yang berbeda memiliki tujuan kesehatan yang berbeda pula. Mungkin berbicara dengan dokter Anda tentang mencoba obat baru. Atau ikuti kelas online untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana sebenarnya menerapkan perawatan diri dalam hidup Anda.

“Itu harus didekati dengan mengetahui bahwa penyakit kronis itu bergelombang, bahkan jika kita melakukan segalanya dengan benar, dan tidak membiarkan rasa bersalah itu membatasi kemampuan kita untuk mencapai tujuan kita,” Eileen Davidson, advokat pasien rheumatoid arthritis yang menulis blog di Chronic Eileen, dikutip dari Health.

3 dari 4 halaman

4. Singkirkan Orang Negatif dalam Hidup Anda

Meskipun mungkin membutuhkan usaha, mengelilingi diri Anda dengan teman sebaya dan penyedia layanan kesehatan yang mendukung Anda sangat membantu saat hidup dengan penyakit kronis atau disabilitas.

Mengenai penyedia layanan kesehatan khususnya, jika Anda telah berurusan dengan seseorang yang tidak merawat Anda dengan serius atau mengabaikan gejala Anda, mungkin ada baiknya meluangkan waktu untuk menemukan seseorang yang memvalidasi kekhawatiran Anda.

“Jika Anda memiliki dokter yang tidak percaya pada Anda, mungkin Anda akan menemukan waktu dan energi di tahun depan untuk menggantikannya dengan seseorang yang mendengarkan Anda dan memusatkan perhatian Anda,” kata Cokley.

 

4 dari 4 halaman

5. Temukan Teman Sebaya yang Sakit Kronis dan Difabel Lainnya

Berurusan dengan gejala yang membuat frustrasi bisa terasa sepi, terutama karena protokol COVID-19 yang dibatalkan telah membuat banyak orang yang sakit kronis dan difabel tetap di dalam. Salah satu cara mengatasinya adalah menjalin hubungan dengan orang lain yang hidup dengan penyakit kronis dan disabilitas.

“Salah satu hal yang paling kuat bagi saya, yang tidak saya sadari sampai setelahnya, adalah dukungan teman sebaya,” kata Dave. “Tidak ada jeda dari penyakit kronis, tetapi satu hal yang dapat Anda lakukan untuk diri sendiri adalah menemukan komunitas.”

Dukungan sebaya dapat ditemukan di banyak tempat berbeda, termasuk grup pendukung resmi, atau hanya menemukan orang yang Anda sukai di platform media sosial seperti Twitter atau Instagr