Liputan6.com, Jakarta Bocah disabilitas asal Mojokerto, Azzam Nur Mu’jizat melantunkan Salawat Asyghil dengan merdu di Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) pada Selasa 7 Februari 2023. Acara yang dihelat di Stadion Gelora Delta Sidaorjo itu dihadiri ribuan orang termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Azzam adalah satu dari empat anak yang melantunkan Salawat Asyghil dalam acara tersebut dan membuat penonton merinding. Lantunan salawat semakin indah karena diiringi orkestra dari komponis Addie MS. Penampilan semakin megah karena diselingi paduan suara yang dikoordinasikan oleh pengarah musik Marthin Tuppano, Jay Wijayanto, Nur Hidayat, dan Wildan.
Saat menulis aransemen ini, Addie MS mengaku terharu dan merasakan getaran yang sulit dijelaskan.
Advertisement
“SHALAWAT ASYGHIL berkumandang di hari pertama abad ke-2 Nahdlatul Ulama dengan balutan suara simfoni. Beberapa kali mataku basah saat menulis aransemen Shalawat ini. Ada getaran yang mengharukan saat merangkai harmoninya. Ada rasa yang sulit dijelaskan saat merajut orkestrasinya,” kata Addie dalam Instagram pribadinya dikutip, Jumat (10/2/2023).
Ia pun menyebutkan keempat anak yang membuat penampilan itu semakin indah.
“Empat anak hebat ini adalah Azzam Mukjizat, Majda, Sayed Syauqi Alaidrus, dan Yasmin Najma.”
Addie pun bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan inspirasi terhadap karyanya.
“Terima kasih, Allah SWT yang telah meniupkan inspirasi. Terima kasih, Nahdlatul Ulama yang telah memberikan kepercayaan untuk membuat orkestrasi Shalawat Asyghil dan lainnya di peristiwa penting ini.”
Musikus Addie MS mengaku sempat menitikan air mata saat menulis aransemen Sholawat Asyghil yang dibawakan pada puncak acara 1 Abad NU, Selasa (7/2/2023) lalu.
Audisi Pelantun Salawat Asyghil
Dalam video yang diunggah di Instagram NU Online, diinformasikan bahwa anak-anak ini tak serta-merta ditunjuk begitu saja. Ada audisi yang dilakukan guna menyaring bakat-bakat terbaik untuk ditampilkan di acara besar tersebut.
Dari audisi tersebut, dipilihlah empat vokalis yakni:
- Azzam Nur Mu’jizat dari Pondok Pesantren Bani Anwar/SLB PKK Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur.
- Majda dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Jombang, Jawa Timur.
- Sayed Hasan Syauqi Alaydrus dari Pondok Pesantren Al-Anshar Ambon, Maluku.
- Yasmin Najma Falihah dari Pondok Pesantren Daarul Falah, Glenmore, Banyuwangi.
Azzam pun bercerita, saat mengikuti audisi ini, ia tidak melakukan persiapan khusus. Pasalnya, Salawat Asyghil kerap ia lantunkan di mesjid sambil menunggu waktu salat.
“Saya tidak pernah latihan, saya salawatnya itu biasanya digunakan saat salat ke mesjid untuk pupujian,” kata bocah usia 11 itu.
Advertisement
Tenang Saat Audisi
Dalam video wawancara singkat yang diunggah Instagram NU Onlien, Azzam juga bercerita bahwa saat audisi atau lomba salawat, ia didampingi ibunya. Siswa kelas 4 SLB PKK Gedeg itu mengaku tenang dalam menjalani lomba tersebut.
“Saya tenang, Allah pasti menjaga, Allah pasti menghendaki. Kalau menang ya menang kalau kalah ya kalah. Yang penting kalau menang tidak boleh bangga, kalau kalah tidak boleh sedih.”
“Yang paling utama saya berdoa agar salawat saya sampai kepada Nabi Muhammad.”
Warganet pun mengomentari cara Azzam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan pihak NU Online.
“Bukan jawaban anak biasa. Jawaban ini adalah jawaban bagi yang membid'ahkan salawat, jawaban bagi yang hatinya tertutup dan tidak mau sholawat, jawaban ini adalah lisan yang dituntun oleh Allah dan Rasul-Nya untuk memberikan petunjuk pada jiwa mana saja yang dikehendakiNya,” kata warganet.