Liputan6.com, Jakarta “Batas Kita Hanyalah Kata” merupakan slogan penuh makna dari Serona, sebuah cafe coffee yang terletak di pinggiran Kota Jakarta, tepatnya berlokasi di kawasan Bintaro Sektor 9. Serona memiliki arti setara, serupa, dan seirama, yang menggambarkan suatu kondisi bahwa apapun perbedaannya, sejatinya setiap orang memiliki kesempatan yang sama.
Serona Coffee memberikan kesempatan yang sama bagi para sahabat tunarungu untuk bisa bekerja dan mengaktualisasi diri.
Baca Juga
“Semua orang berhak untuk bekerja. semua orang berhak untuk setara,” ungkap Fuad Ramadhan selaku Manajer Operasional Serona Coffee pada Kamis (2/3).
Advertisement
Edukasi dan kesempatan bekerja yang diberikan kepada kawan disabilitas tunarungu dan tunawicara ini menjadi suatu hal positif yang diberikan oleh Serona kepada mereka. Edukasi yang diberikan kepada para pengunjung tentang bahasa isyarat juga memberikan pemberitahuan bahwa batas semua orang hanyalah kata. Apabila kita dapat memahami kata dan bahasa dari lawan bicara kita sesungguhnya semua orang itu sama.
Kesempatan harus diberikan terhadap semua orang terlepas dari kurangnya kemampuan mereka dalam mengungkapkan kata karena keterbatasannya. Berangkat dari ideologi ini Serona Coffee menciptakan suatu kafe dengan lingkungan yang bersahabat bagi para disabilitas.
Fuad mengatakan kesempatan untuk bekerja harus diberikan kepada semua orang terlepas dari kekurangannya dalam komunikasi maupun mengungkapkan kata-kata secara lisan.
“Berangkat dari ideologi inilah, Serona Coffee menciptakan suatu cafe dengan lingkungan yang bersahabat bagi para disabilitas,” ujarnya.
Dari situ, Serona Coffee juga bisa memberikan edukasi kepada para pengunjung seputar bahasa isyarat dan memberitahukan kepada para pengunjung kalau batas kita hanya kata.
“Apabila kita dapat memahami kata dan bahasa dari lawan bicara kita sesungguhnya semua orang itu sama,” jelasnya.
Sahabat Tunarungu Bisa Tingkatkan Softskill
Lebih lanjut, Fuad menceritakan di Serona Coffee, sahabat disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama seperti pekerja pada umumnya. Mereka bekerja di bagian kasir dan floor sehingga dapat mengasah kemampuan softskill- nya.
“Di posisi tersebut, mereka jadi bisa sering bertemu dan berkomunikasi dengan para pengunjung. Sesuatu yang mungkin sebelumnya tidak sering mereka rasakan di pekerjaan-pekerjaan sebelumnya,” ungkap Fuad.
Esa Agustina, karyawan Serona Coffee mengakui kalau pekerjaan sahabat disabilitas yang sekarang berbeda sekali dibandingkan saat ia bekerja sebagai buruh dalam suatu butik. Saat itu, ia hanya dimanfaatkan kemampuan hardskill-nya tanpa ada kesempatan untuk belajar kemampuan softskill.
Advertisement
Nyaman dan Comfy dengan Tema Home Garden
Perhatian Serona Coffee terhadap para sahabat penyandang disabilitas juga tidak setengah-setengah. Dari sisi sarana dan prasarana, manajemen mengusung desain bangunan berkonsep “Home Garden” yang ramah, aman dan nyaman bagi para disabilitas maupun para pengunjung secara luas.
Kepedulian Serona Coffee terhadap para penyandang tunarungu patut diapresiasi. Hal ini bisa mendorong partisipasi para penyandang disabilitas dalam dunia kerja. Sebagai informasi, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), usia kerja penyandang disabilitas sebanyak 17,7 juta sementara yang masuk dunia kerja sebanyak 7,8 juta orang. Artinya, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penyandang disabilitas hanya 44 persen jauh dibawah TPAK nasional sebanyak 69 persen.
(*)