Liputan6.com, Jakarta Sejumlah ibu dari anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dibekali kemampuan memangkas rambut secara mandiri.
Mereka diberi kesempatan untuk mengikuti kelas pangkas rambut yang diselenggarakan oleh D-Link Project di salon C and C, Jl. Perum Puri Surya Jaya, Gedangan, Sidoarjo, pada Sabtu 4 Maret 2023.
Baca Juga
Para ibu tampak serius memainkan gunting dan clipper atau penjepit di atas rambut para model yang sudah dipersiapkan.
Advertisement
D-Link Project sendiri didanai oleh pemerintah Australia melalui skema hibah alumni atau 2022 Alumni Grant Scheme putaran kedua yang diadministrasikan oleh Australia Award Indonesia (AAI).
Project leader D-Link Project sekaligus ketua LIRA Disability Care (LDC) Abdul Majid menyampaikan bahwa para peserta kelas pangkas rambut yang mayoritasnya adalah orangtua ABK antusias mengikuti program tersebut.
“Turut berbahagia karena para peserta yang notabene orangtua ABK antusias mengikuti program ini,” kata Majid dalam keterangan pers dikutip Kamis (9/3/2023).
Pria yang juga seorang penyandang disabilitas sensorik netra itu menceritakan, kelas pangkas rambut ini diinisiasi atas problem para orangtua yang mempunyai anak disabilitas. Mereka mengalami kesulitan membawa putra dan putrinya ke tempat pangkas rambut.
“Fokus kami adalah menemukan solusi, kami berikan mereka kemampuan memangkas rambut dengan Teknik khusus untuk memangkas rambut anak disabilitas. Kemudian minimal para bunda kuat dapat memangkas rambut anaknya,“ jelas alumni beasiswa Australia di Queensland University of Technology Australia itu.
Berdaya dan Kuat Secara Ekonomi
Dalam kesempatan yang sama, Majid juga menyuarakan soal penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas di Kabupaten Sidoarjo.
Ia juga memikirkan langkah strategis untuk membuat para orangtua yang mempunyai anak spesial dapat berdaya dan kuat secara ekonomi.
Melalui D-Link Project, Majid memberikan program pelatihan yang inklusif dan berkelanjutan untuk penyandang disabilitas dan anggota keluarganya.
“Secara vokasi, kami menyediakan dua pelatihan yaitu membatik metode ciprat dan kelas pangkas rambut bagi orangtua yang memiliki ABK,” katanya.
Advertisement
Sinergi dan Kemitraan
Lebih lanjut, pria asal Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo itu juga menjalin sinergi dan kemitraan strategis dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo serta lembaga keuangan dan perbankan daerah.
Kedepannya, Majid ingin mendorong para peserta menjadi entrepreneur di bidang barber shop for children with special needs.
“Setelah mempunyai skill, kemudian mereka harus mandiri secara ekonomi. D-Link Project telah memberikan tools nya, Makanya kami menjalin kemitraan strategis dengan DINKOP Usaha Mikro kabupaten Sidoarjo, OJK Region IV Jawa Timur, BPR Delta Arta, dan BPJS Ketenagakerjaan cabang Sidoarjo,” katanya.
Melalui D-Link Project, Majid ingin memastikan para difabel dan anggota keluarganya dapat masuk ke dalam ekosistem keuangan inklusi dan terlindungi lewat program ketenagakerjaan bukan penerima upah atau BPU.
“Ini adalah kerja kolaboratif, sudah waktunya pengarusutamaan isu disabilitas kita selesaikan melalui lintas sektoral,” tegasnya.
Libatkan Pemangku Kepentingan
Kegiatan D-Link Project ini diikuti oleh 14 difabel dan anggota keluarganya. Mereka terbagi ke dalam dua program pelatihan.
Sebanyak delapan difabel yang terdiri dari ragam disabilitas mental, intelektual, fisik, dan sensorik penglihatan mengikuti kelas batik ciprat. Sedangkan, enam orangtua yang memiliki ABK mengikuti kelas pangkas rambut.
Acara yang digelar mulai 3 hingga 11 Maret 2023 itu berlangsung meriah. Dihadiri secara langsung oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo Mohammad Edi Kurniadi, Direktur Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Delta Arta Sidoarjo Elys Sulistyaningsih, dan Kepala Bagian Kepesertaan Khusus BPJS Ketenagakerjaan Sidoarjo Sentot.
Dalam sesi talk show, para pemangku kepentingan itu menyampaikan paparan dan berkomitmen memberikan fasilitas kepada difabel Sidoarjo sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Advertisement