Liputan6.com, Jakarta Batik ciprat adalah salah satu jenis batik yang dibuat dengan menciprat-cipratkan warna di atas kain sehingga menjadi karya yang bernilai.
Metode ini dinilai mudah dilakukan oleh siapapun termasuk penyandang disabilitas.
Hal ini terlihat dari kegiatan sejumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Sidoarjo yang mengikuti kelas pelatihan batik ciprat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh D-Link Project pada 3 hingga 5 Maret 2023.
Advertisement
D-Link Project adalah kegiatan yang didanai oleh pemerintah Australia melalui skema hibah alumni atau 2022 alumni grant scheme yang diadministrasikan oleh Australia Award Indonesia (AAI).
Project Leader D-Link Project Abdul Majid mengatakan bahwa kelas batik ciprat ini diikuti oleh penyandang disabilitas dari berbagai ragam. Seperti disabilitas intelektual, mental, fisik, hingga disabilitas sensorik netra.
Pria yang juga seorang penyandang disabilitas sensorik netra menceritakan bahwa kelas batik ciprat diinisiasi karena metode tersebut sangat mudah diimplementasikan bagi berbagai ragam disabilitas.
“Fokus kami adalah menemukan solusi, kami berikan mereka skill membatik metode ciprat yang juga sebagai metode healing lewat ekspresi mewarnai dengan cipratan,” jelas pria yang sempat mendapat beasiswa di Queensland University of Technology Australia itu.
Inklusif dan Berkelanjutan
Majid berharap, pelatihan ini dapat membuat para difabel dapat berdaya dan kuat secara ekonomi.
Melalui D-Link Project, pihak Majid mengupayakan program pelatihan yang inklusif dan berkelanjutan untuk penyandang disabilitas dan anggota keluarganya.
“Secara vokasi, kami menyediakan dua pelatihan yaitu membatik metode ciprat dan kelas pangkas rambut bagi orangtua yang memiliki ABK,” katanya.
Lebih jauh, pria asal Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo itu juga menjalin sinergi dan kemitraan strategis dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo serta lembaga keuangan dan perbankan daerah.
Advertisement
Entrepreneur Bidang Fesyen
Ke depannya, Majid ingin mendorong para peserta menjadi entrepreneur di bidang fesyen lewat produk turunan kain batik ciprat.
Pihaknya menilai, produk batik ciprat difabel Sidoarjo masih mempunyai peluang yang sangat luas untuk mendapatkan pasar potensial.
“Setelah mempunyai skill, kemudian mereka harus mandiri secara ekonomi. D-Link Project telah memberikan tools-nya, Makanya kami menjalin kemitraan strategis dengan Dinas Koperasi (Dinkop) Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo, OJK Region IV Jawa Timur, BPR Delta Arta, dan BPJS Ketenagakerjaan cabang Sidoarjo,” tambahnya.
Pelatihan Pangkas Rambut ABK
Melalui D-Link Project, Majid ingin memastikan para difabel dan anggota keluarganya dapat masuk ke dalam ekosistem keuangan inklusif. Dan terlindungi lewat program ketenagakerjaan bukan penerima upah atau BPU.
“Ini adalah kerja kolaboratif, sudah waktunya pengarusutamaan isu disabilitas kita selesaikan melalui lintas sektoral,” ujarnya.
Dalam rangkaian acara yang sama, sejumlah ibu dari anak berkebutuhan khusus (ABK) turut dibekali kemampuan memangkas rambut secara mandiri.
Mereka diberi kesempatan untuk mengikuti kelas pangkas rambut yang diselenggarakan oleh D-Link Project di salon C and C, Jl. Perum Puri Surya Jaya, Gedangan, Sidoarjo, pada Sabtu 4 Maret 2023.
Para ibu tampak serius memainkan gunting dan clipper atau penjepit di atas rambut para model yang sudah dipersiapkan.
Kelas pangkas rambut ini diinisiasi atas problem para orangtua yang mempunyai anak disabilitas. Mereka mengalami kesulitan membawa putra dan putrinya ke tempat pangkas rambut.
“Fokus kami adalah menemukan solusi, kami berikan mereka kemampuan memangkas rambut dengan Teknik khusus untuk memangkas rambut anak disabilitas. Kemudian minimal para bunda kuat dapat memangkas rambut anaknya," pungkas Majid.
Advertisement