Liputan6.com, Jakarta Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menjadi penyandang disabilitas saat menjalankan tugas mendapatkan pembinaan olahraga dari Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan (Pusrehab Kemhan).
Pembinaan olahraga bagi penyandang disabilitas personel Kemhan dan TNI sudah dilaksanakan sejak 1972. Dan bekerja sama dengan Rumah Sakit Fatmawati serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.
Baca Juga
“Dalam pembinaan ini personel Kemhan dan TNI disabilitas dilatih oleh seorang ahli olahraga khusus penyandang disabilitas,” mengutip laman resmi Pusrehab Kemhan, Kamis (16/3/2023).
Advertisement
Jenis-jenis olahraga yang dilatih antara lain panahan, tolak peluru, lempar lembing, renang, lempar cakram, lari kursi roda, angkat besi, bola keranjang, dan menembak.
Dari hasil latihan rutin yang dilakukan, beberapa penyandang disabilitas mendapat kesempatan mengikuti pertandingan-pertandingan baik tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Mereka bertanding dengan beberapa klasifikasi seperti amputasi, disabilitas netra, paraplegia dan disabilitas fisik lain seperti kekakuan sendi atau tungkai pendek sebelah.
Mendulang Prestasi
Dengan mengikuti berbagai pertandingan, penyandang disabilitas di lingkungan Kemhan tetap bisa mendulang prestasi. Baik prestasi nasional maupun internasional seperti:
- Medali emas untuk cabang olahraga jalan cepat 100 meter dan perunggu untuk cabang olahraga lempar lembing pada Multi Disabled Games di Inggris pada 1974.
- Medali emas untuk cabang olahraga disabiliitas lari cepat 100 meter, lempar lembing, lompat tinggi, dan renang, serta medali perak untuk cabang tenis meja pada FESPIC Games di Oita Jepang pada tahun 1975.
Prestasi Lainnya
Prestasi lain yang berhasil diraih oleh para tentara disabilitas di bidang olahraga yakni:
- Medali perunggu untuk cabang olahraga lempar cakram serta medali perunggu untuk cabang olahraga lempar lembing pada Olimpiade Penyandang Disabilitas sedunia di Toronto Canada tahun 1976.
- Medali emas dan perak untuk cabang olahraga lempar lembing dan tolak peluru. Serta medali perak dan perunggu untuk cabang olahraga loncat tinggi, lempar cakram, dan lari cepat 100 meter pada FESPIC Games II di Paramatta, Holryod, Australia tahun 1977.
- Medali emas untuk cabang olahraga lari cepat 100 meter dan medali emas untuk cabang olahraga lempar cakram pada kejuaraan dunia ISOD Games di Inggris tahun 1979. Dan masih banyak prestasi lainnya.
Advertisement
Guna Meningkatkan Prestasi
Guna meningkatkan prestasi olahraga, para atlet penyandang disabilitas juga diikutsertakan dalam kegiatan Training Centre (TC).
Ini diberikan sebagai persiapan untuk mengikuti pertandingan-pertandingan baik di dalam maupun di luar negeri yang meliputi latihan fisik dan latihan teknik pertandingan untuk cabang-cabang tersebut di atas.
Kegiatan Training Centre tersebut diselenggarakan di Pusrehab Kemhan dengan didampingi oleh pelatih-pelatih penyandang disabilitas.
Namun, seiring berjalannya waktu, pembinaan olahraga untuk cabang tersebut terhenti karena berbagai faktor. Salah satunya kondisi usia atlet yang sudah memasuki masa pensiun. Sehingga, tidak ada regenerasi atlet untuk cabang olahraga tersebut serta sudah tidak adanya sarana untuk melaksanakan latihan.
Beberapa Cabang yang Masih Diupayakan
Sementara, beberapa cabang yang masih diupayakan untuk terus dikembangkan adalah olahraga menembak. Cabang ini berhasil menyumbang medali perunggu di kejuaraan Asean Paragames di Singapore tahun 2015.
Cabang lain yang masih dipertahankan adalah olahraga renang dan selam. Namun, dari seluruh cabang olahraga di Pusrehab Kemhan, hingga saat ini yang masih bertahan dan terus dikembangkan secara intensif adalah olahraga tenis kursi roda.
Olahraga ini mulai diminati oleh penyandang disabilitas personel Kemhan dan TNI pada tahun 2002 dan terus ditekuni. Sehingga menjadi olahraga andalan penyandang disabilitas di Pusrehab Kemhan.
Melalui olahraga tenis kursi roda, banyak kejuaraan yang sudah diraih baik tingkat nasional maupun internasional.
Prestasi yang sudah diperoleh para atlet tenis kursi roda di tingkat nasional beberapa di antaranya yakni di Surabaya, Medan, Jakarta, BII Wheelchair Tenis Jakarta, Indonesia Open di Solo, DKI Open, Porcanas Palembang, Porcanas Samarinda, Pekan Paralympic Nasional Riau, Porda Jawa Barat di Bandung dan masih banyak lagi.
Advertisement