Liputan6.com, Jakarta Setiap 21 Maret, seluruh dunia memperingati hari Down Syndrome Sedunia. Tahun ini, Komunitas Peduli Down Syndrome (KPDS) menyelenggarakan serangkaian kegiatan sejak 15 Februari 2023, dengan puncak acara bertajuk Festival Talenta – “Rayakan Karya Istimewa!” yang digelar di Scientia Square Park, Gading Serpong.
Dalam acara ini, berbagai kompetisi diadakan, mulai dari Lomba Mewarnai (kategori usia dibawah 10 tahun), Lomba Menggambar (kategori usia diatas 11 tahun), Lomba Foto Twibbon, Lomba Video Talenta hingga workshop cake decoration.
Tak hanya itu, beragam pentas seni meliputi musik, fashion show, Tari Nusantara, puisi, karate, boxing, ballet dan farm tour juga dihadirkan.
Advertisement
Ratusan Anak Down Syndrome Ikut Lomba dan Workshop
Ketua KPDS Meiske Yunithree Suparman mengatakan, acara ini dimeriahkan ratusan anak-anak down syndrome serta pendampingnya.
"Yang hadir 250-an anak DS, dan pendamping masing-masing (bisa ortu, guru, kakak adik mereka, atau lembaga2/organisasi yang peduli terhadap disabilitas). Total sekitar 500-an yg hadir di acara ini," kata Meiske pada Liputan6.com, Senin (20/3/2023).
Meiske menyampaikan, acara ini diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan selama sekitar satu bulan. Ada IGLive, diskusi, dan berbagai perlombaan online agar dapat menjangkau anak-anak DS di luar Jabodetabek, maupun perlombaan offline.
"Antusias mereka (anak down syndrome) sangat tinggi, sampai-sampai kami harus membatasi setiap kuota lomba maupun workshop, serta kesempatan tampil karena sangat banyak anak yang ingin bergembira bersama kami. Gembiranya anak-anak tentu juga gembiranya kita semua," ujarnya.
Anak Down Syndrome Lebih Percaya Diri
Tema hari down syndrome sedunia 2023 adalah With Us, Not for Us. Pada kesempatan ini, kata Meiske, KPDS juga berharap dapat mengimplementasikan tema tersebut secara nyata, sekaligus menyerukan kepada masyarakat untuk bersama-sama mengikutsertakan anak-anak DS sebagai pelaku dari berbagai kegiatan.
"Kegiatan ini bertujuan menghimpun Individu dengan Down Syndrome (IDDS) di Indonesia, serta sebagai sarana IDDS untuk meningkatkan kepercayaan diri, berbagi bakat dalam keceriaan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat atas kesetaraan hak asasi manusia bagi IDDS," ujar Meiske.
Salah satu pendiri KPDS Maria Yustina menambahkan, berbagai acara di Festival Talenta ini semata-mata tujuan utamanya adalah menyenangkan anak-anak DS dan memberi kesempatan bagi mereka untuk maju dan berkembang.
"Semoga masyarakat lebih peduli dengan keberadaannya dan beri semangat keluarganya karena semua itu butuh perjuangan," ucapnya.
"Membutuhkan proses yang panjang untuk kemandiriannya dan lainnya, jadi perlu pendampingan seumur hidupnya," tambah Yustina.
Advertisement
Berharap Banyak Ruang Publik untuk Anak Down Syndrome
Menurut Meiske, anak down syndrome mampu mengeksplorasi banyak hal. Tak jarang dari mereka memiliki bakat atau hobi yang bisa dikembangkan.
"Untuk anak DS mereka lebih mudah memahami hal-hal yang simple. Jadi mungkin perlu diperbanyak ruang publik yang diberikan fasilitas petunjuk-petunjuk dan pembelajaran yg sederhana, menarik, dan memungkinkan mereka berinteraksi dengan nyaman dengan teman lain," katanya.
Menurut Meiske, pusat-pusat pengembangan talenta pun perlu ditingkatkan jumlah maupun ragamnya.
"Banyak keterampilan yang masih bisa mereka pelajari juga. Contoh di Scientia Square Park sebenarnya banyak sekali fasilitas tersedia, di ruang tertutup maupun terbuka," katanya.
Perhatian Pemerintah dan Dukungan Stakeholder
Meiske bersyukur, banyak yang mendukung acara Festival Talenta ini. Namun ia berharap masyarakat juga bisa semakin peduli dan melibatkan anak down syndrome dalam berbagai kegiatan.
"Kami mengundang beberapa pihak kementerian dan semua merespons positif dengan hadir di acara kami, serta selalu memberikan dukungan dlm berbagai bentuk lainnya. Kami merasa bahwa mungkin yang perlu lebih ditingkatkan adalah kolaborasinya antara pemerintah dengan masyarakat dan berbagai stakeholder lain (pentahelix) dalam melibatkan anak2 DS, termasuk keberadaan kami Komunitas Peduli Down Syndrome (KPDS) atau lembaga2 lainnya dapat menjadi mitra percepatan pengembangan diri anak DS," pungkasnya.
Advertisement