Liputan6.com, Jakarta Gelandang tim nasional sepak bola Irlandia James McClean mengumumkan dirinya diagnosis autisme. Pemain berumur 33 tahun itu mengunggah kondisi terbarunya melalui laman media sosialnya.
"Seperti yang kalian tahu, putri saya Willow-Ivy menyandang autisme. Empat tahun terakhir telah mengubah hidup saya dengan cara yang paling menakjubkan juga sangat sulit bagi saya sebagai ayahnya menyaksikannya begitu banyak rintangan dalam hidupnya dan belajar bagaimana mengelola tantangan yang dia hadapi setiap hari," ujar McClean dalam akun instagramnya @macajw.
Baca Juga
Pemain sepak bola yang saat ini tergabung di Wigan Athletic itu juga mengungkapkan ia semakin banyak belajar tentang autisme.
Advertisement
"Semakin saya menyadari bahwa saya sangat mirip dengan Willow dalam banyak hal. Saya melihat begitu banyak sifat kecil dalam dirinya yang saya lihat dalam diri saya. Jadi saya memutuskan untuk pergi dan mendapatkan penilaian ASD," ujarnya.
"Saya merasa sekarang sudah waktunya untuk membagikannya karena saya ingin melakukan ini untuk Willow-Ivy, untuk memberi tahu dia bahwa saya mengerti bahwa menjadi autis tidak perlu ditutupi untuk bisa mencapai tujuan dan impiannya. Anak ayah 💚."
ÂÂÂView this post on Instagram
Â
Â
Â
McClean Masih Tetap Bermain
Menjelang Pekan Penerimaan Autisme Sedunia berlangsung dari 27 Maret hingga 2 April, McClean mengumumkan diagnosa penyakitnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai autisme.
Pemain pemilik 98 caps di tim nasional Irlandia itu masih tetap bermain kala Irlandia menghadapi Prancis dalam ajang kualifikasi Euro 2024.
Â
Advertisement
Penelitian Baru Ungkap Penyandang Autisme Meningkat
Penelitian baru menunjukkan bahwa prevalensi autisme meningkat sebanyak 500 persen dalam beberapa dekade terakhir, tetapi mungkin masih kurang terdiagnosis.
Dilansir dari Disabilityscoop, dalam analisis data anak usia 8 tahun di wilayah metropolitan New York-New Jersey antara tahun 2000 dan 2016, para peneliti menemukan bahwa jumlah anak autisme dan disabilitas intelektual meningkat dua kali lipat selama periode waktu tersebut. Namun, di antara mereka yang tidak memiliki disabilitas intelektual, peningkatannya lima kali lipat.
Â
Melibatkan 4.000 Anak
Menggunakan data dua tahunan dari Studi Autisme New Jersey, peneliti mengidentifikasi 4.661 anak usia 8 tahun dengan ASD di empat wilayah New Jersey (Essex, Hudson, Ocean, dan Union) selama masa studi. Dari jumlah tersebut, 1.505 (32,3 persen) memiliki disabilitas intelektual dan 2.764 (59,3 persen) tidak.
Analisis selanjutnya menemukan bahwa tingkat ASD yang terjadi bersamaan dengan gangguan intelektual meningkat dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2016 – dari 2,9 per 1.000 menjadi 7,3 per 1.000. Tingkat ASD tanpa disabilitas intelektual melonjak lima kali lipat, dari 3,8 per 1.000 menjadi 18,9 per 1.000.
Shenouda mengatakan mungkin ada penjelasan untuk peningkatan yang diamati, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab pastinya, dikutip scitechdaily.
Advertisement