Liputan6.com, Jakarta Masjid Agung Sunda Kelapa di Menteng menjadi rumah ibadah yang ramah anak dan ramah disabilitas karena sudah dilengkapi fasilitas yang mendukung kelompok rentan tersebut.
"Masjid ini punya tempat bermain untuk anak dan taman, ada pula jalur khusus bagi disabilitas yang menggunakan kursi roda dan tersedia juga lift," kata Staf Khusus Sekretariat Masjid Agung Sunda Kelapa M Reno Fathur Rahman, dikutip Antara, Kamis (6/4/2023).
Reno mengatakan sebelumnya Masjid Agung Sunda Kelapa mendapatkan penghargaan berupa masjid ramah anak dari Dewan Masjid Indonesia atas upayanya memberikan tempat untuk anak-anak bermain.
Advertisement
Dalam upaya tersebut pihaknya juga berusaha untuk tidak memarahi anak jika bercanda karena menurutnya hal tersebut wajar dan menjadi tanda bahwa masjid tersebut aktif.
Selain itu, Masjid Agung Sunda Kelapa juga telah direnovasi sedemikian rupa agar lebih ramah penyandang disabilitas.
"Kita juga adakan pengajian khusus untuk teman-teman disabilitas bekerja sama dengan komunitas teman-teman disabilitas supaya kita juga bisa menaungi semua kalangan," kata Reno.
Dia mengatakan dengan membuat masjid ramah maka jamaah lebih betah datang ke masjid.
"Masjid itu harus ramah. Ramah anak, disabilitas, juga kegiatan agar jamaah lebih betah datang ke masjid," kata Reno.
Â
Kerjasama dengan Komunitas Tunanetra
Ke depan, Masjid Agung Sunda Kelapa juga akan bekerja sama dengan komunitas tunanetra demi memberikan pelayanan yang maksimal selama beribadah di masjid, tambah dia.
Selain itu, kegiatan yang diadakan di Masjid Agung Sunda Kelapa tidak selalu kegiatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan agama seperti kajian dan ibadah lainnya.
Reno mengatakan pihaknya baru saja bekerja sama dengan pihak layanan menonton film daring untuk peluncuran film terbarunya.
"Masjid ini tidak tertutup, masjid kita ini masjid kolaborasi. Kita tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan siapa pun selama itu positif," kata Reno.
Â
Advertisement
Kolaborasi dengan Dokter
Reno mengatakan pihaknya juga berkolaborasi dengan jamaah yang berprofesi sebagai dokter dalam menyediakan layanan kesehatan gratis untuk masyarakat.
Pihaknya juga tidak meninggalkan acara-acara yang sudah ada sedari dulu di masjid. Acara rutin seperti ibadah tarawih, buka puasa bersama, pesantren kilat, kajian rutin, serta iktikaf pun tetap dilaksanakan.
"Dakwah itu tidak selalu soal ceramah. Dengan berkegiatan di masjid dan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan itu juga termasuk dakwah," kata Reno.