Sukses

Tangani Sejak Dini, 5 Terapi Ini Bantu Perkembangan Anak Autisme

Kebutuhan setiap penyandang autisme berbeda-beda. Sejumlah terapi dapat membantu mereka meningkatkan kemampuannya dan mengurangi gejalanya.

Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan setiap penyandang autisme berbeda-beda. Sejumlah terapi dapat membantu mereka meningkatkan kemampuannya dan mengurangi gejalanya.

Namun tetap, kuncinya adalah memulai terapi sedini mungkin - selama prasekolah atau sebelumnya - meningkatkan peluang keberhasilan anak Anda. 

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk mulai terapi segera setelah mencurigai anak Anda memiliki autisme, daripada menunggu diagnosis formal. Sebab, butuh banyak waktu, tes, dan tindak lanjut dengan spesialis untuk mendapatkan diagnosis formal. Dari sekian banyak variasi terapi, hasilnya juga bervariasi bagi tiap anak.

Dilansir dari WebMD, berikut ini daftar terapi yang paling populer dan terbukti membantu anak dengan autisme.

1. Terapi Bermain

Bermainnya anak-anak autisme sering berbeda dari anak-anak lain. Mereka kemungkinan besar akan fokus pada bagian mainan (seperti roda) daripada keseluruhan mainan. Mereka main "pura-pura" seperti yang dilakukan anak-anak lain. Dan mereka mungkin tidak ingin bermain dengan orang lain.

Tetapi bagi banyak anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD), bermain adalah cara mereka mengekspresikan diri -- mainan dan tindakan mereka bisa menjadi kata-kata mereka. Bermain dapat membantu anak-anak ASD belajar dan terhubung dengan orang lain, baik anak-anak maupun orang dewasa, dengan cara yang mereka pahami.

Terapi bermain dapat meningkatkan keterampilan sosial dan emosional mereka, membantu mereka berpikir dengan cara yang berbeda, menambah keterampilan bahasa atau komunikasi mereka, dan memperluas cara mereka bermain dengan mainan dan berhubungan dengan orang lain.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Manfaat Terapi Bermain

Anak-anak dengan ASD dapat memperoleh manfaat dari salah satu dari beberapa jenis terapi bermain:

- Floortime

Ini adalah terapi bermain yang umum. Tujuannya adalah menciptakan lebih banyak komunikasi dan menambahkan sesuatu yang baru dalam permainan mereka. Itu akan membantu mereka tumbuh secara emosional dan belajar bagaimana memfokuskan pemikiran mereka dengan lebih baik.

- Kelompok Bermain Terpadu (Integrated play groups/IPG)

Permainan ini menggabungkan anak-anak dengan dan tanpa gangguan spektrum autisme sehingga mereka dengan ASD dapat mengikuti jejak teman sebayanya dan belajar cara bermain. Kelompok memiliki tiga sampai lima anak, dengan hanya beberapa anak dengan ASD di setiap kelompok.

 

- Joint attention symbolic play engagement and regulation (JASPER)

Cara ini dapat membantu anak Anda lebih fokus pada mainan dan seseorang pada saat yang bersamaan. Meningkatkan keterampilan perhatian bersama dapat membantu mereka bermain dengan anak-anak lain. Program JASPER juga dapat membantu anak Anda lebih banyak bermain pura-pura, memperluas cara mereka bermain dengan mainan, berbicara lebih banyak dengan orang lain, dan meningkatkan keterampilan sosial lainnya.

Anak-anak yang menjalani terapi JASPER sering bertemu langsung dengan terapis. JASPER terkadang ditawarkan di lingkungan prasekolah. Anak-anak mungkin menjalani terapi jenis ini hingga 25 jam per minggu.

Anda mungkin memperhatikan bahwa anak Anda memperoleh keterampilan baru hanya dalam beberapa minggu. Mereka mungkin berbicara lebih banyak saat mereka bermain. Atau mereka bisa saja “mengemudikan” mobil menuruni tanjakan alih-alih hanya memutar roda. Jenis terapi ini bisa berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tergantung kebutuhannya.

Tips menemukan terapi bermain yang tepat: Anda dapat meminta dokter Anda untuk merujuk Anda ke terapis lokal yang terlibat dalam terapi bermain. Anda juga dapat mencari secara online.

 

3 dari 5 halaman

2. Terapi Okupasi

Terapi okupasi membantu aktivitas hidup sehari-hari dan penggunaan benda sehari-hari, seperti belajar mengancingkan baju atau memegang garpu dengan benar. Tapi itu bisa melibatkan apa saja yang berhubungan dengan sekolah, pekerjaan, atau bermain. Fokusnya tergantung pada kebutuhan dan tujuan anak.

Terapis okupasi bekerja sebagai bagian dari tim yang terdiri dari orang tua, guru, dan profesional lainnya. Mereka membantu menetapkan tujuan khusus untuk orang dengan autisme. Tujuan ini sering melibatkan interaksi sosial, perilaku, dan kinerja kelas.

Terapis okupasi dapat membantu dalam dua cara utama: evaluasi dan terapi.

 

Terapi okupasi dapat menggabungkan berbagai ide, termasuk:

- Aktivitas fisik, seperti merangkai manik-manik atau mengerjakan teka-teki, untuk membantu anak mengembangkan koordinasi dan kesadaran tubuh

- Mainkan aktivitas untuk membantu interaksi dan komunikasi

- Kegiatan perkembangan, seperti menyikat gigi dan menyisir rambut

- Strategi adaptif, termasuk melalui transisi

Tujuan keseluruhan dari terapi okupasi adalah untuk membantu orang dengan autisme meningkatkan kualitas hidup mereka di rumah dan di sekolah. Terapis membantu memperkenalkan, menjaga, dan meningkatkan keterampilan sehingga penyandang autisme dapat mandiri semaksimal mungkin.

Terapi okupasi dapat membantu dengan:

- Keterampilan hidup sehari-hari seperti pelatihan toilet, berpakaian, menyikat gigi, dan keterampilan perawatan lainnya

- Keterampilan motorik halus diperlukan untuk memegang benda di tangan mereka saat menulis atau memotong dengan gunting

- Keterampilan motorik kasar digunakan untuk berjalan, menaiki tangga, atau mengendarai sepedaKeterampilan duduk, postur, atau perseptual, seperti membedakan antara warna, bentuk, dan ukuran

- Kesadaran tubuh mereka dan hubungannya dengan orang lain

- Keterampilan visual untuk membaca dan menulis

- Keterampilan bermain, membantu diri sendiri, memecahkan masalah, komunikasi, dan sosial

4 dari 5 halaman

3. Terapi Wicara

Orang dengan ASD mungkin memiliki masalah besar dengan komunikasi bicara dan nonverbal. Mereka mungkin juga merasa sangat sulit untuk berinteraksi secara sosial. Untuk alasan ini, terapi wicara adalah bagian utama dari perawatan autisme. Ini membantu anak-anak berbicara, serta berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Itu bisa melibatkan keterampilan nonverbal, seperti melakukan kontak mata, bergiliran dalam percakapan, dan menggunakan serta memahami gerak tubuh. Mungkin juga mengajarkan anak-anak untuk mengekspresikan diri menggunakan simbol gambar, bahasa isyarat, atau komputer.

Apa masalah bicara dan komunikasi umum dengan autisme?

Sekitar 1 dari 3 orang dengan autisme mengalami kesulitan menghasilkan suara ucapan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

 

Seorang anak autisme harus melakukan lebih dari sekadar belajar berbicara. Anak juga harus belajar bagaimana menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Itu berarti mengetahui bagaimana melakukan percakapan. Ini juga termasuk memahami isyarat verbal dan nonverbal dari orang lain, seperti ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh.

Apa peran terapi wicara dalam pengobatan autisme?

Ahli patologi wicara-bahasa adalah terapis yang berspesialisasi dalam menangani masalah bahasa dan gangguan bicara. Mereka adalah bagian penting dari tim perawatan autisme. Dengan skrining dan deteksi dini, terapis wicara sering memimpin dalam membantu diagnosis autisme dan membuat rujukan ke spesialis lain.

Setelah autisme didiagnosis, terapis wicara mencari cara terbaik untuk meningkatkan komunikasi. Ahli patologi wicara bekerja erat dengan keluarga, sekolah, dan profesional lainnya. Jika seseorang dengan autisme nonverbal atau memiliki masalah besar dengan ucapan, terapis wicara dapat memperkenalkan alternatif untuk wicara, termasuk:

- Electronic "talkers"

- Isyarat atau mengetik

- Menggunakan gambar sebagai pengganti kata-kata untuk membantu anak belajar berkomunikasi

- Meningkatkan artikulasi ucapan dengan memijat atau melatih otot bibir atau wajah

- Meminta orang menyanyikan lagu yang sesuai dengan ritme, penekanan, dan alur kalimat

Beberapa dari metode ini lebih didukung oleh penelitian daripada yang lain. Pastikan untuk mendiskusikannya secara menyeluruh dengan ahli patologi bahasa bicara dan dokter anak anak Anda.

Bagaimana terapi wicara bermanfaat bagi orang dengan ASD?

Terapi wicara dapat meningkatkan komunikasi secara keseluruhan. Hal ini memungkinkan penyandang autisme untuk meningkatkan kemampuannya dalam membentuk hubungan dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan khusus dari terapi wicara termasuk membantu individu dengan autisme:

- Mengartikulasikan kata-kata dengan baik- Berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal- Memahami komunikasi verbal dan nonverbal, dan apa maksud orang lain dalam situasi yang berbeda- Mulai komunikasi tanpa disuruh dari orang lain- Mengetahui waktu dan tempat yang tepat untuk mengkomunikasikan sesuatu; misalnya, kapan harus mengatakan "selamat pagi"- Kembangkan keterampilan percakapan- Bertukar ide- Berkomunikasi dengan cara mengembangkan hubungan- Senang berkomunikasi, bermain, dan berinteraksi dengan orang lain- Belajar pengendalian diri

Kapan waktu terbaik untuk memulai terapi wicara untuk autisme?

Semakin awal terapi wicara dimulai, semakin baik. Gangguan spektrum autisme biasanya hilang sebelum usia 3 tahun. Keterlambatan bahasa dapat diketahui sejak usia 18 bulan. Dalam beberapa kasus, autisme dapat diidentifikasi sejak usia 10 hingga 12 bulan. Sangat penting untuk memulai terapi wicara sedini mungkin, ketika itu dapat memberikan efek terbesar.

Dengan identifikasi dan pengobatan dini, dua dari tiga anak prasekolah dengan autisme meningkatkan keterampilan komunikasi dan pemahaman bahasa lisan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang paling membaik seringkali adalah mereka yang paling banyak menerima terapi wicara.

 

5 dari 5 halaman

4. Analisis Perilaku Terapan (Applied Behavior Analysis/ABA)

Jenis terapi ini menggunakan hadiah untuk memperkuat perilaku positif dan mengajarkan keterampilan baru. Orang tua dan pengasuh lainnya dilatih sehingga mereka dapat memberikan umpan balik momen demi momen kepada anak autis.

Tujuan pengobatan didasarkan pada individu. Mereka mungkin termasuk komunikasi, keterampilan sosial, perawatan pribadi, dan pekerjaan sekolah. Studi menunjukkan anak-anak yang menerima ABA awal dan intensif dapat memperoleh hasil yang besar dan bertahan lama.

Ada berbagai jenis ABA. Mereka termasuk:

- Discrete trial training (DTT)

Ini memecah perilaku yang diinginkan menjadi langkah paling sederhana.- Early intensive behavioral intervention (EIBI). Bentuk ABA ini dirancang untuk anak kecil, biasanya di bawah usia lima tahun.

- Pivotal response treatment (PRT).

Fokusnya di sini adalah pada bidang-bidang penting perkembangan anak, seperti manajemen diri dan tanggung jawab dalam situasi sosial.

- Verbal behavior intervention (VBI).

Meningkatkan keterampilan verbal anak adalah tujuannya.

5. Terapi Menunggang Kuda

Dokter juga menyebutnya "hippoterapi". Di sini, seorang anak menunggang kuda di bawah bimbingan seorang terapis. Berkuda adalah salah satu bentuk terapi fisik karena pengendara perlu bereaksi dan menyesuaikan diri dengan gerakan hewan tersebut.

Penelitian menunjukkan itu membantu anak-anak dari usia 5 hingga 16 tahun meningkatkan keterampilan sosial dan berbicara mereka. Ini juga dapat membantu mereka menjadi kurang mudah tersinggung dan hiperaktif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.