Liputan6.com, Jakarta Speech delay atau keterlambatan bicara pada anak ternyata memiliki kaitan dengan tekstur makanan pendamping air susu ibu (MPASI).
Studi mengungkap, anak-anak yang dapat naik level tekstur dan makan beragam finger food memiliki koordinasi gerakan rahang dan kemampuan mengunyah yang lebih baik. Ketimbang anak yang hanya mengonsumsi MPASI bertekstur lembek.
Hal tersebut berkaitan dengan keterampilan oromotor (keterampilan dasar makan). Level MPASI yang naik seiring waktu membuat anak lebih terampil dalam menggerakkan lidah ke semua sisi dengan membentuk bunyi t, d, k, dan, g.
Advertisement
Berkaitan pula dengan kemampuan oromotor bibir untuk mempertahankan makanan dalam mulut dengan baik untuk mengucapkan bunyi m, p, dan, b.
Serta melatih rahang dan otot belakang mulut dengan gerakan menghisap dengan membentuk bunyi i dan p.
Tahapan Tekstur MPASI
Menurut tulisan yang ditinjau ulang oleh dokter spesialis anak Jennie Dianita di laman Tentang Anak, ada beberapa tahapan tekstur MPASI sesuai usia anak yakni:
- Anak umur enam bulan tekstur MPASInya bubur kental/puree dihaluskan
- Anak umur enam sampai sembilan bulan bubur kental makanan yang dilumatkan
- Anak umur sembilan sampai 11 bulan makanan dicincang halus lalu kasar
- Anak umur 12 sampai 23 bulan makanan keluarga dihaluskan jika perlu.
Jika tahapan ini dilalui dengan baik, maka kemampuan anak dalam melatih lidah dan rahang pun semakin baik dan risiko keterlambatan bicara akan semakin kecil.
Tips agar Anak Mudah Naik Level Tekstur MPASI
Beberapa tips agar anak lebih mudah naik level tekstur MPASInya yakni:
- Rutin bersihkan gusi, ajak anak sikat gigi 2 kali sehari pada pagi dan malam hari
- Biarkan anak memasukkan tangan atau benda ke dalam mulut selama tangan atau bendanya bersih dan aman tidak mengandung bahan berbahaya serta tidak mudah retak
- Sediakan tekstur makanan baru secara bertahap sambil melihat kondisi anak
“Misalnya dalam satu kali makan (maksimal 30 menit), ayah bunda dapat sediakan makanan dalam dua tekstur yaitu tekstur sebelumnya dan tekstur baru yang ingin dikenalkan dengan menyuapi anak secara bergantian. Di awal-awal, suapi makanan tekstur ‘kasar’ lebih jarang lalu menjadi lebih sering,” melansir Tentang Anak, Sabtu (8/4/2023).
- Pastikan rasa makanan enak, suhunya hangat, dan penyajiannya menarik sehingga anak lebih tertarik mencoba
- Jika ia sedang tumbuh gigi, tekstur makanan boleh kembali dihaluskan selama satu hingga dua hari.
Advertisement
Speech Delay Menurut Data IDI
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 5-8 persen anak prasekolah yang mengalami speech delay. Bahkan, khusus di Jakarta, tercatat ada 21 persen anak yang mengalaminya.
Dokter spesialis anak RS Pondok Indah - Pondok Indah, Rosary mengatakan, masalah perkembangan anak, seperti terlambat bicara/speech delay ini sebaiknya dipantau oleh dokter dan orangtua sejak dini.
"Pemantauan tersebut dapat dilakukan dengan pengamatan langsung kepada bayi atau anak dengan didampingi oleh dokter. Dokter juga biasanya akan memberikan kuesioner atau buku kesehatan ibu dan anak untuk dipantau bersama oleh dokter dan orangtua," ujar Rosary, dikuti dari laman resmi RS Pondok Indah, Sabtu (8/4/2022).
Penyebab Speech Delay
Selain yang berkaitan dengan tekstur MPASI, beberapa penyebab speech delay pada anak adalah:
- Gangguan pada mulut: sumbing pada bibir/langit-langit lidah pendek, kelainan bentuk rahang
- Gangguan pendengaran: Tuli, adanya riwayat infeksi telinga
- Gangguan pada fungsi otak, baik reseptif (penerimaan informasi), ekspresif (cara bicara), maupun proses di antaranya. Anak dengan gangguan ini biasanya mengalami autisme, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), cerebral palsy, atau retardasi mental
Selain karena faktor medis, speech delay bisa terjadi pula karena faktor lingkungan seperti:
- Stimulasi tidak memadai: anak jarang diajak bicara atau berinteraksi
- Screen time: paparan terhadap gawai atau televisi yang cukup lama membuat komunikasi satu arah tanpa adanya interaksi
- Adanya trauma
- Nutrisi yang tidak memadai.
Advertisement