Liputan6.com, Jakarta Dalam mengisi bulan suci Ramadhan Yayasan Tunanetra Raudhatul Firdaus (YTRF) menggelar kompetisi khatam Al-Quran Braille dalam tiga hari.
Kompetisi bertajuk Rekor Hatam Al-Quran Braille (REHAB) ini melibatkan 30 penyandang disabilitas netra. Mereka akan mengkhatamkan 30 juz Al-Quran mulai dari 17 hingga 19 Ramadhan 1444 H atau 8 hingga 10 April 2023 di Jakarta Islamic Centre (JIC), Jakarta Utara.
Baca Juga
Para peserta datang dari berbagai provinsi di Pulau Jawa, mulai dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.
Advertisement
Agar dapat mencapai 30 juz, setiap harinya para peserta akan membaca Al-Quran braille selama 10 (sepuluh) jam mulai dari pukul 05.30 hingga 17.30 tanpa berhenti, kecuali untuk keperluan salat dan ke kamar kecil.
Kegiatan ini bertujuan mengukur kemampuan kelancaran, kefasihan, dan ketepatan rata-rata tunanetra dalam berselancar pada lembaran-lembaran mushaf Al Quran Braille. Selain itu, pihak yayasan berharap kegiatan ini dapat menggugah hati nurani seluruh lapisan masyarakat agar tergerak hatinya untuk peduli.
“Serta mau memperhatikan hambatan dan kesulitan para tunanetra dalam belajar Al-Quran. Sehingga pada akhirnya mereka bersemangat untuk berkontribusi dalam realisasi program bimbingan belajar Al Quran bagi para tunanetra dalam upaya pembebasan mereka dari buta huruf Al-Quran Braille,” mengutip keterangan pers YTRF yang diterima Disabilitas Liputan6.com, Sabtu (8/4/2023).
Ketersediaan Al-Quran Braille Harus Diimbangi dengan Kemampuan Membacanya
Kesadaran para muhsinin (orang yang melakukan perbuatan baik) dalam berwakaf mushaf Al-Quran Braille kian hari semakin bertambah banyak. Sehingga, saat ini ketersediaan mushaf Al Quran Braille semakin melimpah.
“Hal itu patut kita syukuri, karena dengan demikian para tunanetra akan sangat mudah untuk dapat memiliki mushaf Al Quran sendiri.”
Namun demikian hal itu belumlah menjadi solusi yang komprehensif terhadap upaya tunanetra bebas buta huruf Al-Quran Braille.
Hendaknya ketersediaan mushaf al quran braille yang terus melimpah, harus diimbangi dengan semakin bertambahnya individu tunanetra yang mampu membaca Al Quran Braille. Sehingga, wakaf para muhsinin tidaklah menjadi sia-sia, karena mushaf Al Quran Braille tersebut akan terus dibaca, tidak hanya tersimpan di almari atau gudang-gudang penyimpanan Al Quran.
Advertisement
Program Bimbingan Pembelajaran Al Quran Braille
Maka dari itu, pihak Yayasan Tunanetra Raudhatul Firdaus (YTRF) menawarkan solusi yang terus akan diikhtiarkan. Yakni dengan diselenggarakannya program bimbingan pembelajaran Al-Quran braille, yang meliputi beberapa program kegiatan antara lain:
- Training of trainer Al Quran Braille, program pembelajaran untuk menyiapkan para guru pengajar Al-Quran Braille.
- Program Bimbingan Belajar Al-Quran Braille Reguler, program pembelajaran Al-Quran untuk para tunanetra dari kelas dasar sampai ke kelas mahir.
- Program wakaf buku bimbingan belajar Al-Quran Braille dan buku ilmu tajwid versi braille.
- Program pengiriman guru pengajar Al-Quran Braille ke berbagai daerah di Indonesia.
“Untuk mengikhtiarkan ketercapaian tunanetra bebas buta Al-Quran Braille melalui empat program sebagaimana disampaikan di atas, diperlukan kontribusi dan peran aktif dari berbagai pihak. Baik pemerintah, seluruh lapisan masyarakat, pemuka agama dan lain-lain.”