Sukses

Berbagi Pengalaman Kerja di Hari Lebaran, Penyandang Disabilitas Ini Tersentuh Saat Dapat Ucapan Hangat

Sebagian pekerja kantoran harus rela tak menghabiskan waktu Lebaran seharian penuh dengan keluarga karena harus masuk kerja.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian pekerja kantoran harus rela tak menghabiskan waktu Lebaran seharian penuh dengan keluarga karena harus masuk kerja.

Kerja di hari Lebaran juga sempat dialami oleh pekerja disabilitas asal bandung Zulhamka Julianto Kadir. Pengguna kursi roda ini pun membagikan pengalaman berkesan saat kerja di hari raya Idul Fitri.

“Pengalaman paling berkesan di saat hari raya Lebaran ketika ada pelanggan yang mengucapkan ‘Selamat Hari Raya Lebaran’ itu bikin sangat tersentuh, jadi ingat keluarga di rumah. Sedikit terobati karena mendapatkan ucapan dari pelanggan,” kata pria yang karib disapa Anto kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara, Selasa (18/4/2023).

Tak dapat dimungkiri, bagi pekerja disabilitas seperti Anto, bekerja di hari Lebaran adalah hal yang sulit. Meski begitu, menurut Anto, pekerjaan tetap harus dijalankan sebagai bentuk komitmen dan loyalitas kepada perusahaan.

“Sebagai penyandang disabilitas, bagi saya yang menggunakan kursi roda biasanya diantar oleh istri untuk datang ke kantor. Pernah dengan anak juga, jadi kami pernah salat id di kantor.”

Tahun ini, petugas call center ini belum mengetahui apakah akan kembali bekerja di hari Lebaran atau tidak. Pasalnya, jadwal kerjanya belum dirilis.

“Tapi siap enggak siap, kita akan hadapi. Kalau tahun ini kebagian libur, Alhamdulillah, tapi kalaupun tidak libur, kita tetap bersyukur,” kata penyandang disabilitas fisik itu.

2 dari 4 halaman

Suka Duka Kerja di Hari Lebaran

Ayah satu anak ini pun menyampaikan suka duka bekerja di hari Lebaran.

“Dukanya ya jauh dari keluarga besar dan karena saya pengguna kursi roda, segala aktivitasnya seperti pulang pergi kantor tidak bisa sendiri dan harus dibantu keluarga.”

“Kalau sukanya sih, kita enggak benar-benar sendiri, tetap ada teman kantor yang sama-sama kerja di hari Lebaran.”

Terkait kantor yang terletak di Bandung, Anto menilai sudah cukup akses dan layak digunakan oleh penyandang disabilitas.

3 dari 4 halaman

Persiapan Mudik Lebaran bagi Pengguna Kursi Roda Seperti Anto

Anto pun berbagi kisah soal mudik Lebaran. Menurutnya, mudik Lebaran bagi pengguna kursi roda seperti dirinya perlu dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.

“Mudik bagi pengguna kursi roda sangat sulit dan kendaraan yang paling nyaman bagi pengguna kursi roda sepertinya kendaraan pribadi. Karena melihat dari aksesibilitas kendaraan umum saat ini memang agak sulit bagi pengguna kursi roda.”

Di transportasi umum, pengguna kursi roda kesulitan memasukkan barang termasuk kursi rodanya. Misalnya di bus yang tidak akses dan transportasi umum lainnya.

“Dari pengalaman teman-teman pun lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Baik kendaraan pribadi motor yang sudah dimodifikasi ataupun mobil pribadi yang ketika memasukkan kursi roda tidak terburu-buru seperti kendaraan umum.”

4 dari 4 halaman

Ribetnya Mudik Menggunakan Bus yang Tak Akses

Mudik dengan bus yang tidak akses bagi pengguna kursi roda cenderung ribet. Pasalnya, kursi roda harus disimpan dulu di bagasi kemudian penggunanya harus digendong ke tempat duduk.

Proses ini cukup memakan waktu dan bisa membuat penumpang lainnya menunggu sehingga pengguna kursi roda tidak tenang saat melakukan proses tersebut.

“Belum lagi, ketika kita mau ke kamar kecil, kita tidak bisa berhenti begitu saja karena harus mengikuti aturan bus itu sendiri. Ditambah toilet umum yang belum akses bagi saya akan sangat-sangat sulit.”

Hal ini berbeda jika mudik dilakukan dengan kendaraan pribadi. Jika ingin ke kamar kecil, maka bisa berhenti kapan pun. Di sisi lain, lebih leluasa pula untuk mencari toilet yang lebih memungkinkan untuk digunakan pengguna kursi roda.