Sukses

Cerita Penyandang Disabilitas Daksa Asal Aceh yang Berhasil Mudik Lebaran Idul Fitri 2023 Tanpa Pendamping

Penyandang disabilitas daksa Khairil Fikri berhasil melakukan perjalanan mudik lebaran Idul Fitri 2023 seorang diri tanpa pendamping.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas daksa Khairil Fikri tak ingin melewatkan momen mudik Lebaran Idul Fitri 2023. Rasa rindu pada keluarga dan kampung halaman memacu semangatnya untuk melakukan perjalanan dari Bandung ke Aceh seorang diri tanpa pendamping.

“Iya sendirian karena hidup sendiri di Bandung tak ada saudara, jadi nggak mau berharap sama orang lain, yakin aja bisa,” kata Fikri kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks, ditulis Sabtu (29/4/2023).

Pengguna kursi roda ini pun membagikan cerita selama perjalanan mudik ke Aceh menggunakan pesawat terbang, yang diwarnai beberapa tantangan.

“Kendala yang saya temukan adalah... Ketika ingin ke toilet saya bingung di mana tempatnya. Nanya ke orang sekitar ada yang menjawab ada juga yang tidak. Dan kesulitan ketika naik pesawat karena tidak akses,” kenang Fikri yang melakukan perjalanan mudik pada Senin, 17 April 2023.

Menurutnya, sejauh ini bandara sudah sangat akses untuk penyandang disabilitas.

“Semuanya ada, seperti lift atau jalan datar untuk pengguna kursi roda tentunya. Alhamdulillah bandara sangat mendukung. Toilet nya juga sangat akses.”

“Namun, ketika naik pesawatnya belum akses karena masih menggunakan tangga manual tidak ada untuk jalan kursi roda untuk ke atas. Sehingga harus adanya jasa orang lain untuk kita naik ke atas ke dalam pesawat,” tambahnya.

 

2 dari 4 halaman

Dapat Bantuan yang Baik di Bandara

Meski menemui beberapa kesulitan, Fikri mengatakan bahwa para petugas bandara memberi bantuan yang baik baginya.

“Bantuannya sangat luar biasa kepada saya, mereka juga mencari cara agar saya bisa pulang kampung dengan lancar,” katanya.

Pria yang hobi membaca Al-Quran ini pun berpesan kepada teman-teman disabilitas agar tidak khawatir jika ingin melakukan perjalanan mudik khususnya jalur udara.

“Jangan khawatir, inshaAllah orang-orang di bandara maupun di pesawat pasti orang-orang baik kepada kita. Seperti saya di bandara tidak ada kesulitan sama sekali. Dibantu sampai pesawat diterbangkan.”

“Intinya kalau kita mau meminta tolong dengan sopan dan baik, maka mereka juga tak segan menolong kita,” ujar Fikri.

3 dari 4 halaman

Perlu Pendampingan atau Tidak, Tergantung Disabilitasnya

Soal pendampingan saat mudik, Fikri menerangkan bahwa ini tergantung penyandang disabilitasnya.

“Tergantung gimana kondisi disabilitasnya, kita ketahui disabilitas itu bermacam ragam. Jika disabilitasnya sulit untuk berinteraksi maka saya sarankan harus ada yang dampingi.”

“Tetapi jika disabilitasnya mudah bergaul dan mau meminta tolong, saya sarankan coba lah berusaha untuk sendiri karena tidak selamanya kita bergantung terus kepada orang lain,” kata Fikri.

Ia pun mengajak para penyandang disabilitas yang memungkinkan untuk mudik sendiri agar mencoba melakukan perjalanan sendirian. Tentunya dengan mengenali kemampuan diri sendiri terlebih dahulu.

“Berusaha lah semampu kita inshaAllah pasti ada Allah di sisi kita. Seperti saya kemarin, saya sangat yakin saya bisa meskipun sendiri dan Alhamdulillah Allah melindungi hingga sampai di rumah bertemu kembali dengan orangtua yang sudah 2 tahun lamanya tak bertemu.”

4 dari 4 halaman

Pengalaman Paling Berkesan Saat Mudik

Pria yang gemar mendalami desain grafis ini juga membagikan pengalaman paling berkesan saat melakukan perjalanan mudik beberapa hari lalu.

“Pengalaman yang saya dapat selama 2 hari di perjalanan tentunya banyak momen dan kesannya. Salah satunya adalah mendapatkan teman baru ketika di bandara dan ini pengalaman pertama saya mudik ke kampung sendirian,” kenang Fikri.

“Ketika di bandara, saya bertemu dengan orang-orang baik di saat saya kesulitan ada saja jalan yang diberikan oleh Allah SWT hingga ujian tersebut menjadi mudah ditolong banyak orang. Dan ketika saya berbuka puasa di salah satu warung makan, itu tidak bayar sama sekali."

Menurutnya, pengalaman ini tak terlupakan. Baginya, momen mudik kali ini cukup luar biasa. Ia membuktikan bahwa dirinya bisa mandiri dan dari pengalaman ini ia banyak belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

“Jadi kesimpulannya separah apapun kondisi disabilitas, jika ada niat yang keras dan semangat yang tinggi maka kekurangan fisik tersebut akan sangat tertutupi. Pasti Allah memberikan jalannya kepada hamba yang mau berusaha,” pungkasnya.