Sukses

Demi Satu Anak Tunanetra, Seluruh Teman Sekelas Kompak Menghabiskan 1.500 Jam Membuat Buku Tahunan Braille

Apa jadinya bila seluruh teman sekelas kompak membuat buku tahunan braille untuk temannya yang menyandang disabilitas netra?

Liputan6.com, Jakarta RJ Sampson menyayangkan dirinya yang tidak pernah bisa membaca atau menikmati buku tahunannya karena ia penyandang tunanetra.

Dilansir dari Littlethings, pada hari terakhir tahun pertama, RJ mengajukan satu pertanyaan sederhana kepada guru ruang belajarnya saat ia berjalan keluar pintu.

"Kapan Anda akan membuatkanku buku tahunan braille?."

Gurunya, Leslie Thompson, berpendapat bahwa itu adalah ide yang bagus, tetapi ia tidak berpikir sekolah memiliki sumber daya untuk mewujudkannya. Menurutnya, buku tahunan biasa saja merupakaan proyek besar, apalagi mengubahnya menjadi versi braille.

Beberapa tahun berlalu, dan teman-teman sekelas RJ masih belum mampu mewujudkannya.

Hingga pada tahun 2019, RJ menjadi senior di Conifer High School di Colorado, semua orang mulai kompak.

Leslie, tim visi, dan komite buku tahunan menghabiskan lebih dari 1.500 jam tanpa lelah untuk buku tahunan khusus RJ — dan ini mereka rahasiakan dari RJ.

Dilansir dari video Youtube CBS Colorado, pemimpin redaksi komite buku tahunan berdiri di depan seluruh siswa dan membuat pengumuman bahwa tema untuk buku tahunan Conifer High School tahun ini adalah “More Than Meets The Eye.” Itu artinya, siswa dari sekolah tersebut berhasil membuat salinan braille dari buku tahunan untuk teman sekelas yang tunanetra.

Pemimpin redaksi teman sekelas dan buku tahunan Laurel Ainsworth mempresentasikan buku itu kepadanya pada pertemuan "pelepasan senior (senior send-off)" akhir tahun saat seluruh sekolah berkumpul untuk menonton presentasi.

 

2 dari 3 halaman

Kejutan Berharga

Berdasarkan laporan 9News, Ainsworth mengatakan, "Saya gugup. Saya tidak sedang sakit perut atau apa pun, apalagi semuanya sudah tergambar di benak saya. Saat itu, saya hanya berharap kami berhasil mewujudkan impiannya sehingga ia (RJ) dapat mengenangnya ketika menginjak 20 tahun dan kami melakukannya dengan adil.”

Awalnya RJ mengaku pasrah dan menganggap semua orang telah melupakan permintaannya selama bertahun-tahun. Setelah menerima kejutan berharga, dengan iringan sorakan dari teman-teman sekelasnya atas keberhasilan tersebut, RJ mengucapkan banyak terima kasih kepada tim, teman sekelas dan sang guru dengan raut penuh haru dan berseri-seri.

“Benar-benar luar biasa dan saya tidak sabar untuk benar-benar membacanya,” katanya, setelah memberikan anggukan kepada komunitas siswa yang erat di Conifer High School.

“Itu sangat berarti bagi saya,” dan kata RJ dengan berseri-seri. “Warga di sini sangat manis.”

 

3 dari 3 halaman

Aplikasi dengan Audio Teks

Tidak hanya membuat teks menjadi braille, tetapi mereka juga mengembangkan aplikasi untuknya yang akan ditambahkan audio teks.

Aplikasi ini akan memutar rekaman audio dan video saat smartphone dipegang di atas foto tertentu.

“Itu hanya membuat buku itu benar-benar dapat diakses olehnya sehingga ia dapat menikmatinya sama seperti siswa lainnya,” kata seorang anggota staf buku tahunan.

Gerakan itu tidak diragukan lagi merupakan pelajaran yang luar biasa bagi para siswa yang terlibat, tidak hanya dalam pentingnya membuat sesuatu dapat diakses oleh orang cacat tetapi dalam menyadari betapa mereka menerima begitu saja.

RJ pun menerima pekerjaan mereka dengan mengakui waktu, tenaga, dan uang yang dikeluarkan untuk membuat buku untuknya itu. Karena braille jauh lebih besar daripada bahasa Inggris cetak, buku ini melibatkan banyak karya desain yang unik.

Pada akhirnya, panitia buku tahunan sangat senang karena kejutan mereka berjalan lancar, dan upaya mereka dihargai.

Sampson sekarang sedang dalam perjalanan ke perguruan tinggi untuk belajar ilmu komputer di University of Colorado di Boulder.