Sukses

Influenza Bukan Flu Biasa, Bisa Berakhir pada Kondisi Disabilitas

Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Samsuridjal Djauzi mengatakan bahwa influenza bisa menimbulkan infeksi pada otak yang berujung pada kondisi disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Samsuridjal Djauzi mengatakan bahwa influenza bisa menimbulkan infeksi pada otak yang berujung pada kondisi disabilitas.

Menurutnya, kasus disabilitas akibat influenza sangat jarang terjadi, tapi jika infeksi otak terjadi maka kemampuan otak pun terganggu.

“Jarang sekali, tapi dia (influenza) bisa menimbulkan infeksi pada otak sehingga berpengaruh pada kemampuan berpikir dan sebagainya. Ada, tapi jarang sekali,” kata Samsuridjal dalam temu media bersama PT Kalventis Sinergi Farma di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (11/5/2023).

Ia menambahkan, jika pun disabilitas akibat influenza terjadi, maka biasanya pada kelompok lanjut usia (lansia) bukan remaja atau usia muda.

“Pada usia lanjut biasanya,” katanya.

Dampak dari gangguan pada otak ini pun berbeda-beda tergantung kasusnya. Ditambah, para lanjut usia sudah memiliki potensi-potensi stroke dan pembekuan darah atau masalah kesehatan lain.

“Mereka sebelum kena influenza itu sebenarnya tidak dalam keadaan fisiologis yang stabil, sehingga ketika influenza itu datang jadi berantakan.”

Selain disabilitas, influenza juga bisa memicu komplikasi seperti radang paru (pneumonia), infeksi telinga, infeksi sinus dan memburuknya kondisi medis kronis. Seperti gagal jantung, asma, dan diabetes.

Bahkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penyakit influenza menyebabkan kematian hingga 650.000 orang setiap tahun.

2 dari 4 halaman

Orang dengan Diabetes Lebih Rentan Kena Influenza

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Ketut Suastika mengatakan, orang dengan diabetes cenderung lebih rentan terkena influenza ketimbang orang pada umumnya.

Tidak seperti masyarakat biasa, sistem imun pasien diabetes memiliki masalah (disregulasi). 

“Ada disregulasi, ada hal yang keliru dalam imunitas pasien diabetes. Sederhananya, sel-sel darah atau tentara tubuh pasien diabetes itu bermasalah,” kata Ketut.

Maka dari itu, mereka lebih butuh vaksinasi influenza ketimbang non diabetes.

Penyakit influenza perlu dicegah dengan vaksin karena ini bukan flu biasa. Penyakit ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi terutama bagi masyarakat lanjut usia (lansia).

"Diabetes sendiri bisa menyebabkan komplikasi, faktor risiko dari penyakit-penyakit kardiovaskuler dan infeksi. Tidak hanya influenza, tapi juga berbagai infeksi lain seperti infeksi paru dan infeksi saluran kencing.”

3 dari 4 halaman

Jika Orang dengan Diabetes Terjangkit Influenza

Tak hanya mudah terinfeksi dan terserang penyakit, umumnya jika pasien diabetes terkena suatu infeksi, maka penyakitnya cenderung lebih berat ketimbang yang dialami non diabetes.

Hal ini dapat terlihat dari pengalaman saat kasus COVID-19 di dunia dan Indonesia sedang tinggi-tingginya.

“Sebagian kematian akibat COVID-19 disumbangkan oleh pasien diabetes,” ujar Ketut.

Ketut pun menjelaskan terkait hubungan influenza dan diabetes. Kedua penyakit ini jika bersatu maka akan menjadi masalah besar.

Pasalnya, diabetes adalah penyakit yang bisa menyebabkan komplikasi, begitu pula diabetes.

“Influenza tanpa diabetes pun sudah memicu penyakit-penyakit yang lain seperti stroke, kardiovaskular, dan penyakit lainnya.”

“Sehingga jika orang diabetes plus influenza ini akan meningkatkan kejadian-kejadian penyakit lain seperti jantung, infeksi saluran napas, pneumonia, dan lain-lain.”

Dengan kata lain, diabetes jika ditambah influenza maka lebih buruk ketimbang mengidap satu penyakit, influenza saja atau diabetes saja.

4 dari 4 halaman

Kombinasi Diabetes dan Influenza Lahirkan Masalah Besar

Lebih lanjut Ketut mengatakan bahwa influenza bukan lah hal ringan, begitu pula diabetes.

“Kombinasi keduanya melahirkan masalah yang lebih serius tentang komplikasi baik akibat diabetesnya sendiri atau pun influenzanya.”

Infeksi influenza pada pasien diabetes berujung pada risiko rawat inap 3 hingga 6 kali lebih tinggi. Risiko rawat di ICU pun meningkat 4 kali lipat.

Influenza pada pasien diabetes juga bisa meningkatkan risiko pneumonia hingga 4 kali lipat. Bahkan, kombinasi ini juga meningkatkan risiko kematian hingga 6 kali lipat.

 Tak hanya membuat penyakit pasien lebih parah hingga meninggal, kombinasi kedua penyakit ini juga meningkatkan pengeluaran biaya kesehatan melonjak.

“Baik pembiayaan pribadi atau individu maupun pembiayaan yang dikeluarkan oleh pemerintah misalnya asuransi seperti BPJS,” kata Ketut.

Maka dari itu, Ketut setuju bahwa vaksinasi influenza itu penting dilakukan oleh masyarakat terutama yang berisiko tinggi seperti pasien diabetes.

“Pasien diabetes yang berisiko tinggi kena influenza dan komplikasi yang lebih berat maka disarankan vaksinasi influenza. Begitu pula kelompok risiko tinggi lain seperti tenaga kesehatan, lanjut usia (lansia), pasien penyakit jantung, dan sebagainya,” katanya.