Sukses

Pemkot Surabaya Fasilitasi Karya Anak Disabilitas untuk Ditampilkan dan Dijual di Galeri Seni

Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, memfasilitasi hasil karya anak-anak disabilitas yang ada di Rumah Anak Prestasi (RAP) untuk bisa ditampilkan dan dijual di Surabaya Kriya Gallery (SKG).

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, memfasilitasi hasil karya anak-anak disabilitas yang ada di Rumah Anak Prestasi (RAP) untuk bisa ditampilkan dan dijual di Surabaya Kriya Gallery (SKG).

"Hasil karya anak-anak disabilitas di RAP tersebut di antaranya lukisan, kerajinan tangan, dan busana," kata Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, dikutip Antara.

Menurut dia, hasil karya anak-anak di RAP itu juga ditampilkan dalam kegiatan Daya Sinergi Airlangga 2023 yang digelar Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Minggu (28/5).

"Saya kira semua pasti tergerak hatinya melihat anak-anak yang istimewa tersebut," kata istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu.

Menurut dia, meskipun dengan keterbatasan, hal itu tidak jadi penghalang bagi anak-anak tersebut untuk bisa berprestasi. Bahkan, kata dia, keterbatasan itu tidak menjadi penghalang pula bagi mereka untuk mandiri.

Dengan adanya sinergi kuat antara pemerintah dan pemangku kepentingan,kata dia, akan membantu anak-anak istimewa di Surabaya untuk mengembangkan potensinya. Apalagi, kata dia, Pemkot Surabaya telah menyediakan Rumah Anak Prestasi (RAP) yang menjadi ruang bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat kreativitasnya.

"Pemkot Surabaya menyediakan sarana di RAP ini untuk menampung anak-anak istimewa, sehingga mereka bisa mengembangkan potensinya," ujar dia.

 

2 dari 3 halaman

Banyak Anak Difabel Memiliki Bakat dan Potensi

Ia mengatakan, banyak anak di RAP yang memiliki bakat dan potensi di bidang masing-masing. Salah satunya di bidang menggambar dan melukis. Bahkan, menurut dia, hasil karya lukisan mereka ini terlihat estetis dan tidak kalah dengan anak-anak normal lainnya.

"Potensi mereka itu bisa dimanfaatkan untuk mereka bisa berkarya. Hasilnya juga sudah dipasarkan dan masuk ke marketplace," kata Rini.

Ia menambahkan, hasil penjualan dari karya anak-anak ini kemudian ditabung dan dikumpulkan sendiri oleh mereka, sehingga diharapkan uang tabungan ini ke depan juga bisa bermanfaat bagi mereka.

Baca juga: Pemkot Surabaya buat galeri khusus untuk penyandang disabilitas

"Bagaimana mereka (orang tua) bisa mendampingi anak-anaknya hingga bisa seperti ini bukanlah hal yang mudah. Tapi dengan ketelatenan dan kesabaran, bisa dilihat hasilnya luar biasa," kata dia.

3 dari 3 halaman

Surabaya Memiliki Rumah Anak Prestasi

Sebelumnya, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Jawa Timur, mengembangkan bakat dan kreativitas anak-anak disabilitas di Kota Pahlawan melalui Rumah Anak Prestasi.

"Rumah Anak Prestasi menjadi tempat atau wadah kreativitas dan kemandirian bagi anak-anak disabilitas," kata Kepala Dinsos Kota Surabaya Anna Fajriatin.

Untuk itu, kata dia, pihaknya berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) telah membuat serangkaian jadwal pelaksanaan kegiatan pengembangan bakat dan kreativitas di Rumah Anak Prestasi.

"Rumah Anak Prestasi ini menjadi sarana untuk mengembangkan bakat dan kreativitas. Kalau dulu mereka bergabung dengan komunitas berbayar, tapi di sini 'free' (tidak dipungut biaya) atau gratis," kata Anna.

Oleh karena itu, kata dia, Dinsos mengatur konsep pendaftaran untuk kelas keterampilan di Rumah Anak Prestasi yang berada di Jalan Nginden Semolo No. 23 Kota Pahlawan, Jawa Timur, secara daring.

"Meskipun baru satu minggu, tapi di setiap sesi selalu penuh. Saat ini kami sedang proses mengembangkan pendaftaran secara daring, agar anak-anak disabilitas yang lain tidak menunggu terlalu lama," katanya.

Menurut Anna, Dinsos bersama Dispendik dan Dispusip Kota Surabaya melakukan penghitungan sesuai dengan kapasitas pendamping di setiap sesi atau kelas keterampilan, bakat, dan minat.