Liputan6.com, Jakarta Aktivis penyandang Tuli Surya Sahetapy mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai laki-laki Tuli Indonesia pertama yang mendapat gelar master Pendidikan Tuli di negara lain.
“Surya merasa sangat terhormat karena diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai orang laki-laki Tuli Indonesia pertama yang mendapatkan gelar master dalam bidang Pendidikan Tuli di negara lain,” tulis ibu Surya, Dewi Yull, dalam keterangan video yang diunggah di Instagram pribadinya, dilansir Jumat (2/6/2023).
Dalam video singkat itu, Dewi Yull terlihat mewakili Surya menerima penghargaan dari pihak MURI.
Advertisement
“Alhamdulillah Surya mendapatkan penghargaan dari MURI yang salah satunya mencatatkan rekor untuk memberi semangat bagi anak bangsa yang mengukir karsa, karya, prestasi terunggul dalam bidang keahlian masing-masing untuk berkompetisi di era globalisasi masa kini,” kata Dewi usai mewakili putranya menerima penghargaan.
Penyanyi senior itu juga mengatakan bahwa Surya adalah bukti bahwa penyandang Tuli juga bisa meraih cita-cita setinggi langit.
“Terima kasih tak terhingga kepada MURI yang telah memberikan perhatian dan kehormatan bagi Surya pada khususnya dan teman-teman Tuli Indonesia pada umumnya. Ini membuktikan bahwa keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi seseorang yang memiliki semangat pantang menyerah dalam meraih mimpi dan cita-citanya yang setinggi langit,” tambah Dewi.
Dunia Kekurangan Guru bagi Siswa Tuli dan HoH
Ibu dari dua anak Tuli ini pun mengingatkan bahwa dunia masih kekurangan guru bagi siswa Tuli dan kesulitan mendengar.
“Saya dengan penuh kehormatan menerima penghargaan ini atas nama saya. Penting untuk dicatat bahwa ada kekurangan guru yang signifikan untuk Tuli dan Hard of Hearing (HoH) di seluruh dunia.”
“Penghargaan ini didedikasikan untuk semua guru yang dengan teguh berkomitmen pada pertumbuhan dan keberhasilan siswa Tuli dan kesulitan pendengaran,” ujar Dewi.
Advertisement
Raih Gelar S2 di Amerika
Penghargaan MURI ini didapatkan Surya setelah dia berhasil meraih gelar S2 di Rochester Institute of Technology (RIT), Amerika.
Kabar bahagia ini dibagikan Surya Sahetapy di Instagram centang birunya. Dalam unggahan foto ia memberi keterangan bahwa dirinya terpilih menjadi lulusan berprestasi.
“Hai mendiang Kak Gisca! Saya merasa terhormat untuk memberi kabar bahwa saya telah terpilih sebagai Mahasiswa Lulusan Berprestasi dalam Master of Science Degree category dan the NTID Graduate College Delegate untuk tahun ajaran 2022-2023,” tulis Surya yang didedikasikan untuk Gisca, kakaknya yang juga menyandang Tuli dan telah tiada.
“Selain itu, saya juga menerima the International Student Outstanding Service Award. Abi dan Ibu kita akan hadir di acara wisuda saya! Tidak sabar menyambut mereka di Rochester, NY!” tambahnya.
Wisuda Surya pun digelar pada Sabtu, 13 Mei pukul 17:30 - 19:30 EST atau 14 Mei pukul 04:30 - 06:30 WIB.
“Ini merupakan hari yang spesial bagi saya, dan saya akan sangat senang jika Anda semua bisa hadir untuk merayakannya bersama saya!” tambahnya.
Dewi Yull pun bertolak ke Amerika untuk menyaksikan langsung wisuda putranya. Ia mengaku bangga karena Surya bisa selangkah lebih maju menuju masa depannya.
Sabet 3 Penghargaan
Melalui Instagram pribadi, Dewi Yull menyebarkan kabar bahagia ini.
“Surya baru lulus S2 di RIT (Rochester Institute of Technology) 2023 setelah sebelumnya mendapatkan beasiswa penuh dari Sasakawa - De Caro RITNTID (Nippon Foundation) Kali ini Surya lulus dengan meraih 3 penghargaan sekaligus,” tulis Dewi.
Ketiga penghargaan itu adalah:
- International Student Outstanding Service Award.
- The Outstanding Graduating Student Award In The Master's Degree.
- NTID Graduate College Delegate.
“Menurut teman-teman kuliah, para dosen, dan rektornya, jarang sekali mahasiswa memborong achievement sebanyak itu. Alhamdulillah sujud syukur, percayalah bahwa waktu dan kesabaran pasti mendapat balasan satu saat,” ujar Dewi bangga.
Advertisement