Sukses

SMPN 2 Kendari Jadi Piloting Sekolah Inklusif, Siapkan Kuota 15 Persen bagi Siswa Disabilitas

Upaya menciptakan pendidikan inklusif bagi pelajar disabilitas mulai terlihat di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta Upaya menciptakan pendidikan inklusif bagi pelajar disabilitas mulai terlihat di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Langkah baik yang baru saja dilaksanakan adalah peresmian SMPN 2 Kendari sebagai piloting sekolah inklusif.

Peresmian SMPN 2 Kendari sebagai sekolah inklusif dilakukan oleh Staf Ahli Wali Kota Kendari atas nama Pj Wali Kota Kendari di halaman sekolah tersebut, Selasa, 13 Juni 2023.

Staf Ahli Wali Kota Kendari Andi Dajeng menjelaskan, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik.

“Termasuk yang memiliki kelainan, memiliki potensi kecerdasan, dan bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya,” kata Andi mengutip laman resmi Kendari Kota, Kamis (15/6/2023).

Andi menambahkan, pendidikan inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapat pendidikan. Tanpa memandang kondisi anak baik non disabilitas maupun disabilitas. Hal ini memungkinkan peserta didik berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah reguler.

“Melalui pendidikan inklusif akan mendukung pencapaian pembangunan sumber daya manusia dalam mencapai program wajib belajar dan mengentaskan anak putus sekolah baik anak non disabilitas maupun anak disabilitas,” ujar Andi.

2 dari 4 halaman

Komitmen Sekolah Inklusif Dibuat Sejak 2020

Dia menambahkan, komitmen penyelenggaraan sekolah inklusif telah dibuat dalam bentuk surat keputusan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora) sejak tahun 2020.

Namun, masih membutuhkan beberapa inovasi dan pendekatan untuk mengoptimalkan pelaksanaannya.

“Hadirnya program inklusi di Kota Kendari menjadi dukungan baru bagi dinas Dikmudora untuk mewujudkan penyelenggaraan sekolah inklusif,” ucap Andi.

3 dari 4 halaman

Sediakan 15 Persen Kuota Siswa Disabilitas

Sementara itu, kepala SMPN 2 Kendari Abdul Wahid menjelaskan, pihaknya akan menyediakan sebanyak 15 persen kuota penerimaan siswa baru tahun 2023/2024 untuk siswa berkebutuhan khusus. Termasuk menyediakan infrastruktur pendukung.

Selain itu, pihak sekolah juga akan menyediakan sejumlah alat bantu untuk menunjang proses belajar siswa berkebutuhan khusus.

“Tahun 2024, kami di anggaran BOS akan menganggarkan untuk pembelian kacamata bagi anak-anak yang low vision yang tidak mampu, termasuk alat bantu dengar bagi anak-anak yang punya keterbatasan di telinga. Di SMP 2 ini ada 27 anak-anak berkebutuhan khusus,” katanya.

4 dari 4 halaman

Memperluas Akses Pendidikan Disabilitas Lewat Sekolah Inklusi

Sebagai informasi, sekolah inklusi adalah lembaga pendidikan yang mendasarkan diri pada prinsip inklusi, kesetaraan, dan keadilan.

Dalam sekolah inklusi, setiap siswa, tanpa memandang kebutuhan atau kemampuannya, diterima dengan tangan terbuka dan diakomodasi secara penuh.

Lingkungan belajar yang inklusif menciptakan kesempatan bagi siswa dengan kebutuhan khusus untuk belajar bersama teman sebaya mereka, berinteraksi secara sosial, dan mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Kehadiran sekolah inklusi ini penting lantaran layanan pendidikan kebutuhan dasar setiap manusia juga masih jauh dari harapan. Banyak pengalaman penyandang disabilitas yang memprihatinkan soal akses pendidikan yang sangat terbatas.

Lembaga-lembaga pendidikan khusus seperti sekolah luar biasa (SLB) justru membuat penyandang disabilitas makin eksklusif.

“Sementara, lembaga pendidikan pada umumnya masih sangat sedikit yang mampu mengakomodasi dan memberi kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk bisa mendapat pendidikan sebagaimana layaknya anak-anak didik lainnya,” seperti mengutip buku “Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas” yang diterbitkan Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU).