Liputan6.com, Jakarta Pemberian ASI eksklusif dilakukan dalam kurun waktu enam bulan pertama kehidupan bayi, tanpa pemberian makanan atau minuman lainnya termasuk air putih.
Namun, menurut dokter laktasi RSIA Family Vanny Bernadus Boen, kenyataannya pemberian ASI eksklusif tidak sesederhana yang dibayangkan. Berbagai kendala bisa timbul dalam upaya pemberian ASI eksklusif.
Salah satu kendalanya adalah kelainan pada bayi yang merupakan bawaan lahir seperti tongue tie.
Advertisement
“Masalah anatomi tongue tie adalah kelainan lidah pada bayi yang dapat menghambat proses menyusui,” kata Vanny dalam keterangan pers yang diterima Disabilitas Liputan6.com, Kamis (3/8/2023), bertepatan dengan Pekan Menyusui Sedunia, 1 hingga 7 Agustus.
Mengenal Tongue Tie
Tongue tie adalah kondisi yang muncul saat lahir yang membatasi jangkauan gerak lidah.
Kelainan ini disebut pula ankyloglossia, di mana pita penghubung antara bagian bawah lidah dengan dasar mulut (frenulum lingual) kondisinya terlalu pendek, tebal, dan kencang. Kondisi ini membuat lidah tidak leluasa bergerak sehingga dapat mengganggu proses menyusui.
Seseorang yang mengalami tongue tie dapat mengalami kesulitan untuk menjulurkan lidahnya. Tongue tie juga dapat memengaruhi cara anak makan, berbicara, dan menelan.
Beberapa kondisi tongue tie tidak menimbulkan masalah. Namun, beberapa lainnya menimbulkan masalah yang mengganggu sehingga perlu prosedur bedah, seperti mengutip Mayo Clinic.
Dampak Tongue Tie
Seperti disinggung sebelumnya, tongue tie dapat memengaruhi perkembangan mulut bayi, serta cara dia makan, berbicara, dan menelan serta masalah-masalah berikut ini:
Masalah Menyusui
Menyusui mengharuskan bayi untuk menjaga lidahnya di atas gusi bagian bawah saat mengisap. Jika tidak dapat menggerakkan lidah atau mempertahankannya pada posisi yang benar, bayi kemungkinan malah mengunyah puting alih-alih mengisapnya.
Hal ini dapat menyebabkan nyeri puting yang signifikan dan mengganggu kemampuan bayi untuk mendapatkan ASI. Pada akhirnya, pemberian ASI yang buruk dapat menyebabkan nutrisi yang tidak memadai dan gagal tumbuh.
Kesulitan Bicara
Tongue tie dapat mengganggu kemampuan untuk membuat suara tertentu — seperti "t", "d", "z", "s", "th", "r", dan "l".
Kebersihan Mulut yang Buruk
Untuk anak yang lebih besar atau orang dewasa, tongue tie dapat mempersulit pembersihan sisa makanan dari gigi.
Ini dapat berkontribusi pada kerusakan gigi dan radang gusi. Tongue tie juga dapat menyebabkan terbentuknya celah atau ruang di antara dua gigi depan bawah.
Tantangan Aktivitas Lisan Lainnya
Tongue tie dapat mengganggu aktivitas seperti menjilat es krim, menjilat bibir, dan memainkan alat musik tiup.
Advertisement
Gejala Tongue Tie
Tanda dan gejala tongue tie antara lain:
- Kesulitan mengangkat lidah ke gigi atas atau menggerakkan lidah dari sisi ke sisi.
- Kesulitan menjulurkan lidah melewati gigi depan bawah.
- Lidah yang tampak berlekuk atau berbentuk hati saat dijulurkan.
Temui dokter jika:
- Bayi mengalami tanda-tanda tongue tie yang menimbulkan masalah, seperti kesulitan menyusu.
- Seorang ahli patologi wicara berpikir bahwa kemampuan bicara anak dipengaruhi oleh tongue tie.
- Anak yang lebih besar mengeluhkan masalah lidah yang mengganggu makan, berbicara, atau mencapai gigi belakang.
- Terganggu oleh gejala lidah sendiri.
Penyebab dan Faktor Risiko Tongue Tie
Biasanya, frenulum lingual terpisah sebelum lahir, memungkinkan lidah bebas bergerak. Namun, dengan tongue tie, frenulum lingual lidah jadi lebih menempel dengan dasar mulut.
Penyebab terjadinya hal ini belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar kasus dikaitkan dengan faktor genetik.
Faktor Risiko Tongue Tie
Meskipun tongue tie dapat menyerang siapa saja, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Tongue tie terkadang diturunkan dari riwayat keluarga.
Advertisement