Liputan6.com, Jakarta Para atlet disabilitas tengah menjalani karantina untuk persiapan bertanding dalam Pekan Paralimpiade Nasional atau Peparnas 2024 di Medan Sumatera Utara.
Salah satu yang sedang menjalani masa karantina adalah atlet taekwondo dari Jawa Barat, Ujang Sulaeman.
Baca Juga
Pria yang karib disapa Ujang bercerita kepada Disabilitas Liputan6.com soal persiapan yang tengah dilakukan.
Advertisement
“Persiapan saya dengan mengikuti latihan yang sudah disediakan oleh penyelenggara, terus latihan taekwondo dengan pelatih bareng teman-teman atlet taekwondo lainnya,” kata pria asal Kota Bandung kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan tertulis, dikutip Rabu (23/8/2023).
“Rutinitas pagi seperti pemanasan sangat diperlukan, pas waktu siangnya latihan taekwondo. Jadwal latihan Senin sampai Sabtu. Ada jadwal makan siang dan sore ke malam istirahat,” tambahnya.
Pria 31 tahun itu mulai masuk karantina dari 1 Agustus 2023 dan akan selesai pada November mendatang kemudian menjalani rangkaian pertandingan di Medan.
Untuk cabang olahraga (cabor) taekwondo, lanjut Ujang, karantina dilakukan di Gor Pajajaran dan Gor Arcamanik Bandung.
Sementara, jumlah atlet Jawa Barat yang mengikuti karantina total ada 35 orang dari berbagai macam cabor. Tiga di antaranya berlatih untuk cabor taekwondo termasuk Ujang.
Selain taekwondo, ada beberapa cabang olahraga lain yang dipersiapkan. Termasuk atletik, anggar, angkat berat, panahan, catur, judo, menembak, bulu tangkis, renang, dan tenis meja.
Target di Peparnas 2024
Pria kelahiran 1 Desember 1991 itu menjelaskan, para atlet memiliki beragam kondisi disabilitas. Sementara di cabang olahraga taekwondo, semua atletnya memiliki ragam disabilitas daksa.
“Untuk atlet disabilitas cabor taekwondo semua daksa tangan, saya sendiri di kedua tangannya pendek.”
Ujang pun mengungkapkan bahwa dirinya memiliki target untuk membawa pulang emas di Peparnas kali ini.
“Target saya nanti mengejar medali emas, semoga nanti bisa terealisasikan. Minta doanya untuk semuanya. Saya akan tekun dalam berlatih, tidak akan membuang kesempatan ini di masa karantina, saya yakin dan optimis nanti pas pertandingan,” katanya.
Advertisement
Testimoni Ujang Soal Fasilitas Karantina
Pria yang gemar menggambar ini juga menjelaskan terkait fasilitas yang didapat para atlet selama karantina. Menurut Ujang, fasilitas yang disediakan sudah ramah disabilitas.
“Bagi saya untuk di ruang publik, seperti nginap di hotel untuk karantina tidak mengalami hambatan, karena masih bisa dijangkau secara mandiri.”
“Karena saya secara fisik hanya terbatas pada bagian lengan saya yang pendek saja. Tapi secara keseluruhan ramah disabilitas dari segala sisi pelayanan,” ujarnya.
Cerita Awal Terjun ke Dunia Olahraga
Ujang pun berbagi kisah soal kali pertama ia terjun ke dunia olahraga.
“Saya bergelut di dunia olahraga sejak tahun 2010 di cabor atletik. Dan saya terjun di dunia taekwondo sejak 2019 dan atlet tenis meja juga sampai sekarang,” ujarnya.
“Saya senang olahraga, saya senang di tenis meja dan taekwondo. Saya selalu latihan rutin untuk tenis meja dan taekwondo. Untuk Peparnas ini ada kesempatan panggilan untuk di cabor taekwondo, jadi sekarang saya fokus dulu selama masa karantina di latihan taekwondo untuk ajang Peparnas November nanti.”
Selama menjadi atlet, ujang sudah sempat bertanding di berbagai kota seperti Bandung dan Jakarta. Kegigihannya dalam bertanding membuahkan berbagai prestasi. Dia sempat meraih medali perak di cabor atletik pada 2010, medali perak dan emas di cabor taekwondo pada 2019 akhir. Dan terakhir mendapat medali perunggu di cabor tenis meja yang diselenggarakan di Bekasi pada 2022.
Advertisement