Sukses

5 Alasan Pentingnya Pendidikan Pemilu bagi Penyandang Disabilitas

Pendidikan Pemilu bagi penyandang disabilitas sangat penting karena lima alasan ini.

Liputan6.com, Jakarta Pendidikan tentang pemilihan umum (Pemilu) penting disampaikan kepada masyarakat termasuk penyandang disabilitas.

Menurut Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih dan Parmas) Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim), Gogot Cahyo Baskoro, setidaknya ada lima alasan mengapa ini jadi hal penting.

Pendidikan Pemilu bagi segmen disabilitas sangat penting karena beberapa alasan,” kata Gogot dalam penerimaan mahasiswa disabilitas dalam program magang di KPU Jatim, Kamis (26/10/2023).

Kelima alasan itu adalah:

  • Pertama, penyandang disabilitas memiliki hak yang sama sebagai warga negara.
  • Kedua, orang dengan disabilitas memiliki keterbatasan aktivitas yang secara tidak langsung berdampak pada kesadaran politik.
  • Ketiga, penyandang disabilitas rentan dimobilisasi dan dijadikan komoditas dalam berbagai peristiwa politik.
  • Keempat, keterlibatan penyandang disabilitas dalam pemilu dapat memotivasi pemilih lain.
  • Kelima tingkat partisipasi orang dengandisabilitas masih rendah.

Maka dari itu, KPU Jatim menerima mahasiswa disabilitas dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk belajar soal Pemilu.

Menurut Gogot, hadirnya mahasiswa-mahasiswa difabel menjadi dukungan bagi KPU Jatim.

“Hadirnya kawan-kawan menjadi suport bagi kami untuk terus berbenah, serta perbaikan kualitas Pemilu ke depan. Pada kesempatan ini, masukan dari kawan-kawan sangat diharapkan,” ucap Komisioner KPU Jatim dua periode ini dalam keterangan resmi.

2 dari 4 halaman

Ciptakan Pemilu 2024 yang Ramah Disabilitas

Penerimaan mahasiswa disabilitas peserta magang dilakukan pada Kamis, 26 Oktober 2023, di ruang Media Center KPU Jatim, jalan Raya Tenggilis Nomor 1-3, Surabaya Jawa, Timur.

Kegiatan tersebut sekaligus bentuk komitmen KPU Jatim dalam mewujudkan Pemilu Tahun 2024 yang aksesibel atau ramah disabilitas. Selain itu, sebagai tindak lanjut atas adanya Perjanjian Kerja Sama antara KPU Jatim dengan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) dan Unesa.

Perwakilan dari PPDI, Fadil menyampaikan tujuan kedatangan para mahasiswa untuk belajar terkait dengan kepemiluan.

“Kami ingin menunjukkan bahwa disabilitas hanya kekurangan fisik, tapi memiliki kemampuan serta hak yang sama untuk memilih maupun dipilih,” katanya mengutip keterangan resmi, Jumat (27/10/2023).

Fadil berharap, melalui program magang di KPU Jatim, teman-teman penyandang disabilitas bisa banyak belajar. Sehingga, memiliki pengetahuan dan dapat menyampaikan kepada penyandang disabilitas lain yang ada di sekitarnya.

3 dari 4 halaman

Kesempatan Ambil Ilmu Sebanyak-banyaknya

Dalam kesempatan yang sama, Direktorat Disabilitas Unesa, Zainal Abidin mengutarakan rasa terima kasihnya kepada KPU Jatim yang telah memberikan kesempatan belajar mahasiswa disabilitas, serta PPDI yang menjembatani program tersebut.

“Anak-anak ambil ilmu sebanyak-banyaknya selama belajar di KPU, ini merupakan kesempatan yang besar sudah dibukakan kesempatan oleh PPDI dan diterima oleh KPU Jatim. Kami mohon bimbingannya pada KPU Jatim untuk mahasiswa-mahasiswa kami,” tutur Zainal.

Lebih lanjut, Zainal menerangkan Direktorat Disabilitas Unesa sudah fokus ke disabilitas sejak tahun 2012.

Saat ini sudah ada 92 anggota mahasiswa disabilitas dari berbagai macam program studi. Dan menjadi satu-satunya universitas negeri yang memiliki Direktorat Disabilitas.

4 dari 4 halaman

Pelajaran tentang Pemilu yang Diterima Mahasiswa Disabilitas

Pada pertemuan pertama Program Magang Community Project ini, Gogot telah memaparkan berbagai hal seperti:

  • Tahapan Pemilu 2024.
  • Kepentingan pemilih penyandang disabilitas.
  • Hak-hak penyandang disabilitas dalam Pemilu 2024.
  • Fasilitas pemungutan suara untuk difabel.
  • Persyaratan tempat pemungutan suara (TPS) aksesibel.
  • Bantuan pemilih bagi disabilitas netra atau disabilitas fisik.
  • Layanan ramah disabilitas dalam pemungutan suara, dan sebagainya.

Acara berlangsung mulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Diikuti oleh sekitar 32 orang mahasiswa disabilitas dari Unesa. Ke depan akan ada lagi dua pertemuan kegiatan lanjutan Magang Community Project.