Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2023, Komunitas Rasamala di Bandung menggelar pameran lukis [Pe]Lukis Luar Biasa#2.
Pameran ini digelar dengan kolaborasi UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat. Dan berlangsung di Gedung Pusat Kebudayaan, jl. Naripan no. 7-8 kota Bandung, pada tanggal 2 hingga 6 Desember 2023.
Menurut Ketua Pelaksana [Pe]Lukis Luar Biasa#2, Adi Septia Nugraha, acara yang dibuka hari ini, Sabtu (2/12) menampilkan berbagai pentas seni dengan konsep inklusif. Terdiri dari seni musik, seni tari, silat, serta seni teater.
Advertisement
Berbagai penampilan tersebut diisi oleh para peserta didik berkebutuhan khusus dari SLB-SLB kota Bandung, yayasan, dan dari sanggar seni.
Pameran lukis sendiri menampilkan karya-karya lukis dari para seniman kota Bandung dan provinsi Banten yang menggambarkan keindahan dari bakat-bakat lukis mereka yang unik. Mengingat setiap seniman merupakan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dan disabilitas.
Selain itu, ada launching dan wakaf produk aksesibel yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
“Pembacaan doa kami kemas dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh peserta didik hambatan visual didampingi oleh peserta didik hambatan pendengaran yang menggunakan bahasa isyarat (Quran isyaroh),” kata Adi kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan tertulis, Sabtu (2/12/2023).
Ajak Masyarakat Lebih Mengenal Potensi Seniman Disabilitas
Acara ini digelar tak lain untuk mengenalkan masyarakat pada potensi seniman disabilitas.
“Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan mengapresiasi potensi serta bakat teman-teman disabilitas, baik yang masih bersekolah maupun yang sudah lulus melalui pameran ini,” jelas Adi.
“Kami percaya bahwa seni memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai inklusif, aksesibilitas, dan berkelanjutan dalam bermasyarakat. Tidak terkecuali, yang di dalamnya ada temen-temen disabilitas.”
Karya lukis yang ditampilkan pun beragam, mulai dari lukisan pemandangan alam, flora dan fauna, hingga lukisan yang menggambarkan budaya Indonesia.
Advertisement
Puluhan Seniman Disabilitas Terlibat dalam Acara Ini
Adi menjelaskan, setidaknya ada 23 pelukis dan 20 penampil disabilitas yang terlibat dari acara ini. Para difabel memamerkan sekitar 230 karya.
Ragam disabilitasnya pun lengkap, mulai dari penyandang Tuli, disabilitas netra, disabilitas mental, disabilitas intelektual, hingga disabilitas fisik.
Acara ini merupakan lanjutan dari acara yang pertama yang digelar pada 2017 di Gedung Indonesia Menggugat, dengan tajuk yang sama yakni [Pe]Lukis Luar Biasa. Dalam menyambut acara kedua ini, Adi mengatakan bahwa para penyandang disabilitas serta orangtuanya sangat antusias.
“Antusiasme bagus sekali. Bisa dibilang mereka menunggu event ini karena event pertama yang kami laksanakan di Gedung Indonesia Menggugat pada 2017 juga merupakan salah satu yang banyak diapresiasi oleh mereka,” ucap Adi.
Junjung Kesetaraan
Adi menilai acara ini unik karena merupakan penggabungan dari banyak perbedaan yang ada serta menjunjung nilai kesetaraan.
“Tentu saja ini merupakan sesuatu yang sangat unik. Karena keseluruhan dari acara ini merupakan penggabungan dari berbagai kalangan, daerah, kondisi anak, dan lain-lain. Tanpa melihat kekurangan dari masing-masing yang kami sebut dengan kehidupan yang inklusif,” ujar Adi.
Adi berharap, acara yang gratis dan dibuka untuk umum ini dapat menjadi pemicu masyarakat dan para pejabat untuk dapat melihat potensi teman-teman disabilitas. Sehingga hak-hak mereka dapat dipenuhi tanpa ada rasa kasihan, apalagi diskriminasi.
“Niat kami hanya memperlihatkan potensi ya, yang menurut kami penting untuk dikembangkan bersama-sama dengan optimal. Sehingga kedepannya kehidupan yang inklusif, aksesibel, dan berkelanjutan juga dapat benar-benar dirasakan oleh kita semua,” pungkas Adi.
Advertisement