Sukses

Sambangi Penyandang Disabilitas di Sukoharjo, Ganjar Pranowo Ingin Sanggar Inklusif Ada di Seluruh Indonesia

Sanggar yang menampung anak-anak berkebutuhan khusus ini terletak di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Sukoharjo dinilai memiliki tempat untuk membangun kesetaraan bagi para penyandang disabilitas. Tempat itu disebut Sanggar Inklusi Tunas Bangsa.

Sanggar yang menampung anak-anak berkebutuhan khusus ini terletak di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kegiatan positif di sanggar ini menarik calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo untuk berkunjung dan melakukan peninjauan. Ini termasuk dalam rangkaian safari politiknya di Jawa Tengah.

“Sanggar inklusi sangat menarik karena kalau kita bicara kesetaraan, maka Sukoharjo sudah punya satu tempat untuk menampung anak-anak yang berkebutuhan khusus,” kata Ganjar di Sanggar Inklusi Tunas Bangsa, Selasa, 26 Desember 2023 mengutip Pemilu Liputan6.com.

Menurut pantauan di lokasi, Ganjar berjumpa dan bercengkrama dengan anggota sanggar. Termasuk anak-anak dengan disabilitas wicara, disabilitas daksa, hingga disabilitas mental.

Ganjar menyampaikan, anak-anak istimewa ini termasuk bagian dari anak Indonesia. Kehadirannya tidak boleh dipisahkan, malah justru harus difasilitasi dengan sanggar inklusi seperti di Sukoharjo.

Mengingat hal tersebut, Ganjar berniat memasifkan sanggar serupa di seluruh Indonesia.

“Menurut saya ini bagus memberikan layanan kepada saudara-saudara kita penyandang disabilitas dan saya kira Sukoharjo ini bisa kita replikasi di seluruh indonesia. Jadi inklusifnya betul-betul bisa berjalan,” ucap Ganjar.

2 dari 4 halaman

Pesan Ganjar untuk Orangtua ABK

Ganjar tak memungkiri, nasib anak-anak penyandang disabilitas masih belum banyak yang dibawa ke tempat-tempat seperti sanggar inklusi.

Salah satu penyebabnya yakni sebagian orangtua masih malu mengakui bahwa anak-anak mereka berkebutuhan khusus (ABK). Akibatnya, sang anak semakin tertutup dan tidak berkembang.

“Maka kepada anak-anak kita yang berkebutuhan khusus ini perlu dilatih keterampilannya, harapannya dapat menjadi anak yang mandiri dengan talenta yang ditemukan,” kata Ganjar.

“Kepada para orangtua, Allah menitipkan mereka untuk didampingi dan saya titip, kalau ada yang berkebutuhan khusus jangan takut dan malu karena ke depan kita bisa temukan talenta luar biasa dari mereka,” imbuh Ganjar.

3 dari 4 halaman

Pengalaman Ganjar terkait Penyandang Disabilitas

Dia juga berkisah, saat duduk di bangku legislatif dan eksekutif sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode, Ganjar pernah melihat contoh nyata prestasi disabilitas.

Menurutnya, mereka yang berkebutuhan khusus saat dilatih secara baik maka bukan tidak mungkin bisa menorehkan prestasi membanggakan bahkan di tingkat global.

“Saya pernah bertemu orangtua yang sebelumnya orangtuanya tidak pernah membawanya keluar. Tapi setelah dibawa (ke sanggar inklusi) dan ternyata mereka memiliki talenta luar biasa, seni dan olahraga bisa ke luar negeri mendapat medali emas,” kenang Ganjar.

4 dari 4 halaman

Kata Ganjar Soal Disabilitas di Debat Capres Pertama

Sebelumnya, isu soal penyandang disabilitas menjadi salah satu topik bahasan dalam debat calon presiden (Capres) pertama, Selasa malam, 12 Desember 2023.

Dalam pertanyaan bertema “Pemerintahan dan Peningkatan Pelayanan Publik” di amplop “C” calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mendapat kesempatan untuk menjawabnya.

“Indeks pelayanan publik di Indonesia stagnan, sementara undang-undang pelayanan publik menghendaki persamaan perlakuan dan memerhatikan kepentingan khusus kelompok rentan, perempuan, anak, dan disabilitas,” kata pembawa acara saat membacakan pertanyaan.

“Pertanyaannya, apa program strategis Anda untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang berkeadilan? Waktu dua menit dimulai dari sekarang.”

Tanpa menunggu lama, Ganjar pun langsung menjawab pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa dirinya memiliki pengalaman 10 tahun dalam menangani hal ini.

“Kebetulan saya punya pengalaman 10 tahun menangani soal ini. Mengajak mereka (kelompok rentan) berpartisipasi sejak awal. Menghadirkan kelompok perempuan, penyandang disabilitas, anak-anak, kelompok rentan yang lain termasuk orang tua.”

Pelibatan seluruh kelompok rentan diperlukan agar semua pengambil keputusan sadar dan peduli soal apa yang dirasakan kelompok rentan, lanjutnya.

“Kesetaraan dalam perencanaan pembangunan itu lah yang kita harapkan bisa merepresentasikan apa yang mereka harapkan,” ucapnya.

Contohnya, dalam membangun sebuah fasilitas maka pengambil keputusan perlu paham siapa saja yang akan menggunakan. Dengan begitu, tidak akan ada lagi protes soal aksesibilitas bangunan.