Sukses

Warga Disabilitas di Mojokerto Dapat Kado Akhir Tahun Berupa Kursi Roda dan Kaki Palsu

Kursi roda membuat penyandang disabilitas fisik di Mojokerto kembali bisa mobilisasi.

Liputan6.com, Jakarta Diabetes membuat Wiji Rahayu harus merelakan salah satu kakinya untuk diamputasi. Akibatnya, warga Kampung Balong Cangkring, Kota Mojokerto tersebut kini menjadi penyandang disabilitas fisik.

"Sakit saya sudah parah, dan kondisi saya drop. Akhirnya, dokter memutuskan kaki saya harus diamputasi. Saya takut, tapi tidak ada jalan lain," kenang Wiji mengutip laman Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI), Rabu (3/1/2023).

Usai amputasi, wanita usia 50 ini tak bisa melakukan mobilisasi. Dia tak bisa pergi ke mana-mana sebab tidak memiliki kursi roda. Situasi ini berlangsung selama enam bulan.

"Saya tidak bisa kemana-mana. Ada tetangga yang meminjamkan kursi roda, tapi namanya pinjam, ya harus dikembalikan," kata Wiji.

Beruntung, beberapa hari lalu, Wiji mendapatkan kabar gembira. Pegawai dari kelurahan dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) mendatangi rumahnya dan mendatanya untuk mendapatkan bantuan dari Kemensos.

"Beberapa hari lalu, saya didatangi oleh pegawai kelurahan dan mendata saya untuk dapat bantuan kursi roda dari Bu Risma (Menteri Sosial)," ujar Wiji.

Ibu tiga anak ini menyebutnya sebagai kado spesial di akhir tahun dari Menteri Sosial Tri Rismaharini. Dengan alat bantu tersebut, Wiji yang mulanya putus asa kini menemukan kembali harapannya untuk melanjutkan kehidupan.

2 dari 4 halaman

Dapat Bantuan Kaki Palsu Juga

Wiji tidak menyangka akan mendapatkan bantuan kursi roda dari Kemensos yang menggelar bakti sosial di Kota Mojokerto, Jawa Timur.

Kebahagiaan wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang makanan tak berhenti sampai di situ. Pasalnya, Wiji tidak hanya menerima kursi roda.

Dalam pemberian bantuan kursi roda yang merupakan kerja sama antara Kemensos dengan Yayasan Mojopahit Jatim, Wiji juga didata untuk mendapatkan kaki palsu.

"Alhamdulillah, tadi saya juga diukur untuk mendapatkan kaki palsu. Sekali lagi, saya hanya bisa menyampaikan terima kasih kepada Bu Risma sudah membantu saya. Insya Allah, setelah ini, saya akan kembali berjualan," ungkapnya.

3 dari 4 halaman

Layani Kebutuhan Kesehatan Masyarakat

Dalam keterangan yang sama, Kepala Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Surakarta, Agung Suhartoyo menyampaikan bahwa bakti sosial yang digelar Kemensos tak hanya menyalurkan kursi roda dan kaki palsu.

Baksos ini juga melayani kebutuhan alat bantu kesehatan dan aksesibilitas masyarakat, seperti kacamata, dan alat bantu dengar.

Masyarakat dilayani secara langsung oleh tenaga medis dan petugas dari beberapa sentra yakni:

  • Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Surakarta
  • Sentra Terpadu Kartini di Temanggung
  • Sentra Terpadu Pangudi Luhur di Bekasi
  • Sentra Satria di Baturaden yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos.
4 dari 4 halaman

Libatkan 11 Dokter dan 15 Perawat

Kegiatan pelayanan kesehatan diberikan oleh 11 orang dokter, 15 perawat, dan 5 fisioterapis.

"Kami siapkan dan layani semuanya, termasuk menyediakan kacamata, alat bantu dengar dan kursi roda, yang jumlahnya sesuai kebutuhan masyarakat," ujar Agung.

Rangkaian kegiatan bakti sosial tersebut juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto. Tenaga kesehatan yang terlibat dari Pemkot Mojokerto berasal dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto dan RSUD Kota Mojokerto.