Sukses

Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Siap Serap Aspirasi Penyandang Disabilitas dan Berjuang Capai Kesetaraan

Wanita yang dinobatkan sebagai bunda asuh difabel di Jakarta itu mengatakan dirinya akan menyerap aspirasi disabilitas untuk mendukung kesetaraan.

Liputan6.com, Jakarta Masih banyak penyandang disabilitas di Indonesia yang belum memperoleh kesetaraan dalam aspek pendidikan maupun dalam dunia pekerjaan.

Hal ini disadari oleh istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti. Wanita yang dinobatkan sebagai Bunda Asuh Difabel di Jakarta itu mengatakan dirinya akan menyerap aspirasi disabilitas untuk mendukung kesetaraan.

“Saya kebetulan dinobatkan sebagai bunda asuh difabel yang ada di Jakarta, tetapi saya akan menyamai perhatian ke teman-teman semua, menyerap aspirasi dan berjuang bersama-sama agar mendapatkan kesetaraan,” kata Siti dalam Talk Show bertajuk ‘Peran Perempuan Dalam Pendidikan Anak dan Masa Depan Bangsa’ di Akas Garage, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis 25 Januari 2024, mengutip Pemilu Liputan6.com.

Di hadapan ratusan simpatisan PDIP dan penyandang disabilitas, Siti mengatakan bahwa paslon Ganjar-Mahfud MD akan memperjuangkan kesetaraan tersebut, jika terpilih di pemilihan presiden atau Pilpres 2024.

Dia memaparkan bahwa dunia kerja disabilitas belum sepenuhnya mudah diakses. Secara undang-undang, penyandang disabilitas memiliki kuota dua persen. Sayangnya, kondisi di lapangan tidak seperti itu.

“Dan ketika sudah bekerja pun mereka tidak dipekerjakan setara, hanya semacam untuk formalitas bahwa perusahaan sudah menerima teman-teman difabel. Ini tentu perlu ada pendampingan, perlu ada orang yang mensupport itu, perlu ada yang menemani sekaligus bisa menjembatani teman-teman semua,” kata Siti Atikoh.

2 dari 4 halaman

Soroti Dunia Pendidikan bagi Disabilitas

Dalam kesempatan safari politiknya itu, Siti Atikoh juga membahas soal nasib penyandang disabilitas di sektor pendidikan.

Menurutnya, para difabel memiliki hak yang sama di sektor pendidikan.

“Teman-teman difabel itu memiliki hak yang sama terkait akses pendidikan. Di program Ganjar-Mahfud ini, ada (program) Satu Keluarga Satu Sarjana. Dan apabila teman-teman difabel memiliki kapasitas untuk mengakses pendidikan di perguruan tinggi ini pasti akan terbuka.”

“Sehingga dibutuhkan sekali energi kemudian semangat dari teman-teman agar kita setara dalam pendidikan,” ucap Siti Atikoh.

Lulusan S2 University of Tokyo ini juga menyampaikan bahwa di setiap institusi pendidikan atau sekolah umum perlu disiapkan infrastruktur penunjang yang ramah disabilitas.

“Terkadang mengatakan bahwa sekolah itu inklusi tapi environment (lingkungan) kurang support. Misalnya teman-temannya itu ternyata tidak paham atau kurang bisa memiliki empati,” jelas Siti Atikoh.

3 dari 4 halaman

Hendak Buka 17 Juta Lapangan Kerja

Siti Atikoh juga memaparkan bagaimana Ganjar-Mahfud akan memberikan peluang bagi para anak muda dengan menyiapkan 17 juta lapangan kerja.

“Ganjar-Mahfud memiliki visi misi untuk membuka 17 juta lapangan kerja, bagaimana menciptakan iklim usaha, menciptakan peluang usaha yang bisa diakses teman-teman. Salah satunya persiapan sumber daya manusianya, pelatihan-pelatihan baik informal maupun formal, mereka bisa memanfaatkannya sehingga itu bisa jadi senjata mereka dalam berkegiatan terutama kegiatan ekonomi,” tutur Siti Atikoh.

Lapangan kerja ini termasuk untuk anak-anak muda yang enggan bekerja di sektor informal.

Pasalnya, dewasa ini banyak yang ingin terjun di dunia kreatif seperti menjadi Youtuber, Influencer, seniman, ataupun berwirausaha untuk mengembangkan potensi diri.

4 dari 4 halaman

Upayakan Internet Gratis

Dalam mendukung lapangan kerja kreatif bagi para pemuda, maka ada pula upaya untuk menyediakan internet gratis.

Menurut Siti Atikoh, internet gratis dapat digunakan di sektor produktif dan dapat dimanfaatkan masyarakat termasuk ibu rumah tangga untuk bekerja dari manapun termasuk di rumah.

“Sekarang semua sektor usaha itu membutuhkan teknologi sehingga akses internet itu sangat diperlukan dan belum semua wilayah Indonesia memiliki akses internet yang cepat,” jelas Siti Atikoh.

“Jadi ini harus ada digitalisasi juga, baik itu anak muda, ibu-ibu, bapak-bapak untuk bisa support usahanya masing-masing,” jelasnya.

Siti Atikoh optimis, dengan internet gratis ini, orang bisa berkreasi di mana saja.

“Karena kita mungkin cuma di rumah aja tidak jadi wanita karier, di mana ibu kerjanya di kantor. Tetapi di rumah pun kita bisa beri sumbangsih kepada ekonomi keluarga. Kalau kita mau kreatif, mau berpikiran maju dan kita paham apa yang menjadi keunggulan kita,” tutupnya.