Liputan6.com, Jakarta Tagar #100HariWafatnyaEskalator Stasiun Bekasi sedang menjadi perbincangan hangat. Tagar ini adalah bentuk protes atas eskalator di Stasiun Bekasi yang tak kunjung berfungsi meski sudah lewat 100 hari.
Eskalator atau tangga berjalan adalah fasilitas penting bagi penumpang terutama penyandang disabilitas dan lanjut usia (lansia).
Salah satu warganet yang memikirkan nasib penumpang disabilitas dan lansia menyayangkan sikap pihak Kereta Api Indonesia (KAI) yang tidak dapat melakukan perbaikan dengan cepat.
Advertisement
“100 hari itu tiga bulan lebih 10 hari, cukuplah waktu. Nggak kasihan kalau ada manula atau kaum disabilitas yang butuh eskalator itu, apa mereka diminta muter? Sementara KAI selalu berkampanye ‘Angkutan umum yang ramah dengan kaum disabilitas’ ayo lah,” tulis warganet di utas X resmi KAI @CommuterLine, Rabu (31/1/2024).
Sebelumnya, pihak KAI melalui akun centang birunya memberi penjelasan soal matinya fasilitas eskalator di Stasiun Bekasi.
“Selamat malam. Perihal kendala eskalator di pintu utara Stasiun Bekasi saat ini kami terus berkoordinasi dengan DJKA (Direktorat Jenderal Perkeretaapian) @perkeretaapian untuk upaya perbaikan.”
KAI pun meminta pengguna kereta untuk menggunakan fasilitas lain yakni tangga manual dan lift.
“Bagi penumpang Commuterline silakan dapat melewati akses jalur lain seperti tangga manual dan lift yang beroperasi selama eskalator dalam perbaikan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terima Kasih.”
Aksi Karangan Bunga dan Replika Kuburan
Dalam memperingati 100 hari matinya eskalator Stasiun Bekasi, warga pun melakukan protes lewat cara yang unik.
Sebuah karangan bunga putih terpampang di depan eskalator Stasiun Bekasi. Di sampingnya ada replika kuburan yang terbuat dari kardus.
Ini terlihat dari foto yang diunggah di akun X @PenerbangRoket sebagai bentuk protes lantaran eskalator Stasiun Bekasi sudah tak berfungsi dalam 100 hari terakhir.
“Bismillah day 100 #100HariWafatnyaEskalator,” tulis pengunggah dalam keterangan foto, Rabu, 31 Januari 2024.
Di karangan bunga itu, pemilik akun menuliskan rasa bela sungkawa atas “wafatnya” eskalator Stasiun Bekasi.
“Turut berduka cita atas wafatnya eskalator Stasiun Bekasi, warga Bekasi,” bunyi tulisan yang ada di karangan bunga itu.
Advertisement
Pengguna Kereta Bak Ziarah Kubur
Sementara, di batu nisan kuburan palsu yang bagian tengahnya dipenuhi bunga tabur dituliskan keterangan lain.
“RIP (rest in peace) eskalator Stasiun Bekasi, lahir: 2022, wafat: Oktober 2023.”
Bak kuburan betulan, tak sedikit pengguna kereta yang menyempatkan diri mengabadikan foto dengan pose berdoa. Layaknya orang yang sedang ziarah kubur.
Tak hanya itu, ada beberapa warganet yang mengedit foto eskalator Stasiun Bekasi dengan gaya kartu ucapan bela sungkawa.
Ini bukan unggahan pertama soal eskalator yang mati. Sebelumnya, eskalator yang tak kunjung diperbaiki sudah menjadi perbincangan dari hari ke hari. Bahkan, tagar #100HariWafatnyaEskalator sempat menjadi trending topic di X.
Komentar Warganet
Pernyataan dari KAI soal koordinasi menarik tanggapan dari warganet. Sebagian mengatakan bahwa selama ini yang dilakukan hanya koordinasi.
“Keknya dari kemarin-kemarin koordinasi mulu,” tulis warganet.
“Apakah koordinasinya menggunakan surat yang dikirim via burung merpati?”
Warganet menyoroti bahwa fasilitas yang bermasalah bukan hanya eskalator, tapi juga lift.
“Lift-mu loh sering mati juga, dikira orang yang akses stasiun Bekasi tuh cuman bawa badan. Ada yang bawa koper, kardus, sampai tas berat. Stasiun itu pusat mobilitas jadi perbaikan fasilitas itu harus cepat dan transparan. Sebenarnya eskalatornya rusak tuh lebih 100 hari kok.”
Tak hanya di Stasiun Bekasi, warganet lain menyoroti pula keadaan fasilitas di stasiun lainnya.
“Klender sama jatinegara juga wkwk, Jatinegara peron 1-2 lift + eskalator mati. Gila kali kasian amat penumpang prioritas. Maksain bikin stasiun 2 lantai tapi fasilitas bobrok mulu heran. Malah Tambun bangunan baru nggak dikasih eskalator pula, yang desain stasiun siapa sih,” kata pengguna X.
Advertisement