Sukses

Penyandang Disabilitas di Umah Caya Sidoarjo Kenalkan Kreasi Batik Kriwil

Produk kain batik kriwil adalah inovasi mewarnai secara abstrak dengan metode kriwil atau teknik mengkusutkan kain dengan menggunakan jari atau sumpit guna mendapatkan pola tertentu.

Liputan6.com, Jakarta - Para penyandang disabilitas di Sidoarjo, Jawa Timur memperkenalkan kreasi batik kriwil.

Produk kain batik kriwil adalah inovasi mewarnai secara abstrak dengan metode kriwil atau teknik mengkusutkan kain dengan menggunakan jari atau sumpit guna mendapatkan pola tertentu.

Teknik membatik ini dinilai ramah bagi penyandang disabilitas karena sangat mudah untuk diaplikasikan bagi berbagai ragam penyandang disabilitas yang ingin menekuni ilmu membatik.

Abdulloh penyandang disabilitas fisik yang tergabung di pusat edukasi, advokasi dan pemberdayaan disabilitas, Umah Caya, menceritakan soal ketertarikannya menggeluti bidang kerajinan batik kriwil.

“Saya penasaran apakah disabilitas fisik seperti saya bisa membatik, saya juga sudah lama ingin bisa membatik,” kata Abdulloh di Umah Caya, Dusun Kendal RT.05/RW.01, Desa Pangkemiri, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, mengutip keterangan tertulis, Rabu (7/2/2024).

Menurut pria yang biasa disapa Cak Dullah, belajar batik kriwil tidak sesulit apa yang dibayangkan sebelumnya.

“Sangat mudah metodenya, dalam lima menit saya sudah bisa mempraktikkannya. Tentunya dengan pendampingan oleh mentor berpengalaman dari Umah Caya,” jelas Cak Dulloh.

Senada dengan Dulloh, rekannya yang juga sering mengikuti berbagai pelatihan membatik, Indiarti, menyatakan bahwa metode batik kriwil sangat mudah dan bahkan cepat prosesnya.

“Yang penting kita sudah punya pola dan warna apa yang akan diaplikasikan, selanjutnya tinggal proses ngriwil dan bermain dengan warna saja,” papar perempuan penyandang disabilitas fisik itu.

Indiarti mengklaim bahwa dalam waktu 30 menit, dirinya mampu menghasilkan setidaknya dua lembar kain motif batik kriwil yang sudah diwarnai.

2 dari 4 halaman

Kegiatan Membatik Sebagai Trauma Healing

Dalam keterangan yang sama, pengrajin sekaligus pendamping psikologis disabilitas di Umah Caya, Mira Dian Hikmawati, S.Psi. mengaku senang dapat terlibat dalam kegiatan tersebut.

Perempuan yang akrab disapa Umi Mira berkisah, proses ngriwil dan mewarnai secara abstrak merupakan salah satu metode trauma healing yang cukup ampuh khususnya bagi para penyandang disabilitas.

“Saya mengamati para pembatik selalu tersenyum dan ceria, itu menunjukkan ekspresi kegembiraan yang dapat saya potret selama proses membatik,” jelas Mira Dian di Umah Caya.

3 dari 4 halaman

Batik Kriwil Banyak Peminat

Selain sebagai pendamping psikologis, Mira Dian juga diberikan tugas sebagai koordinator produksi kain motif batik kriwil di Umah Caya.

Ia menerangkan, beberapa pesanan kain motif batik kriwil juga mulai berdatangan dari teman-teman terdekat.

“Alhamdulillah produk kami selalu habis terjual dan sudah ada beberapa pesanan masuk. Hal ini membuat teman-teman juga semangat karena karya mereka telah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak,” ungkapnya.

Lebih lanjut Mira menerangkan, para pelanggan menyukai motif warna-warna pastel yang sedang kekinian di dunia fesyen.

Soal kualitas dan harga, kain motif batik kriwil Umah Caya Sidoarjo juga mampu bersaing dengan produk-produk sejenis.

“Mulai harga Rp150.000 per lembar, kain motif batik kriwil produk disabilitas sudah bisa dibawa pulang. Para konsumen juga boleh memilih warna kesukaan masing-masing,” kata Mira Dian.

Untuk mendapatkan kain motif batik kriwil karya disabilitas Umah Caya, para pembaca dapat menghubungi WA 0813 3359 5169.

4 dari 4 halaman

Edukasi Membatik Kriwil

Umah Caya juga menawarkan paket kunjungan atau pelatihan membatik bagi siswa sekolah, kelompok masyarakat hingga instansi.

Untuk mendapatkan informasi tersebut para pembaca dapat menghubungi saluran WA pada nomor 081-232-895-118 atau dapat berkunjung langsung ke Umah Caya yang ada di Desa Pangkemiri, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo.

Pusat edukasi, advokasi dan pemberdayaan disabilitas ini berdiri di atas lahan seluas 415 m2. Untuk menjamin kemudahan mobilitas bagi penyandang disabilitas, Umah Caya dilengkapi dengan fasilitas bidang miring (ramp), kursi roda, dan toilet khusus difabel.

Umah Caya didirikan oleh sejumlah aktivis penggerak inklusi sosial dan bekerja sama dengan organisasi disabilitas seperti LIRA Disability Care, D-LINK Project, dan BATIK CIJO.