Sukses

Stafsus Presiden Angkie Yudistia Luncurkan Aplikasi Belajar Daring Khusus untuk Penyandang Disabilitas

Aplikasi bernama Productive+ dibuat untuk memberi berbagai pembelajaran bagi para penyandang disabilitas agar memiliki pengetahuan dan kesiapan kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia meluncurkan aplikasi e-earning atau belajar daring khusus untuk penyandang disabilitas.

Aplikasi bernama Productive+ dibuat untuk memberi berbagai pembelajaran bagi para penyandang disabilitas agar memiliki pengetahuan dan kesiapan kerja.

Aplikasi ini memiliki dua fitur utama yakni kursus dan live class.

Dengan aplikasi ini, kursus dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Tak hanya pembelajaran, para penyandang disabilitas juga bisa mendapat sertifikat di akhir kursus.

Biasanya, satu kursus berdurasi satu jam lebih. Materi pun disediakan dengan berbagai pilihan. Misalnya tentang literasi keuangan.

Untuk mengikuti kursus, penyandang disabilitas perlu membayar dengan harga yang beragam dengan kisaran Rp35.000.

Berbeda dengan konten pembelajaran lain, konten belajar di aplikasi ini didesain khusus untuk penyandang disabilitas.

Setiap konten dilengkapi dengan subtitle untuk pengguna Tuli, ada pengaturan zoom in dan zoom out untuk pengguna low vision, serta ada voice over atau pembaca layar untuk penyandang disabilitas netra.

Di akhir sesi kursus, ada kuis untuk mengukur pengetahuan para pengguna. Para pengguna dapat menjawab setiap pertanyaan terkait dengan materi yang baru didapatkan.

Setelah rangkaian kursus dilalui, maka para pengguna berhak mendapatkan sertifikat digital yang bisa diunduh ke perangkat masing-masing. Sertifikat ini sudah berisi nama peserta hingga nilai kuisnya.

2 dari 4 halaman

Sudah Diuji Coba

Menurut Angkie, aplikasi ini sudah melalui uji coba yang melibatkan 1200 penyandang disabilitas.

"E learning platform ini sudah diuji coba oleh 1200 penyandang disabilitas. Kita terus mencoba try and error,” kata Angkie dalam peluncuran Positive+ di Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Angkie sebagai Inisiator Productive+ menyebut pembuatan aplikasi ini didorong atas dasar minimnya sarana dan prasarana pendidikan. Khususnya bagi kalangan disabilitas terutama untuk keterampilan praktis (soft skill).

"Bagi teman-teman disabilitas, belajar bisa lebih mudah melalui aplikasi Productive+. Aplikasi Productive+ ini juga sebagai cara menaikkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memanfaatkan teknologi digital," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Kerja Sama Berbagai Pihak

Dirinya menjelaskan aplikasi E-Learning Productive+ ini hasil kerja sama dari beberapa pihak di antaranya ahli pendidikan, komunitas penyandang disabilitas, pengembang aplikasi, dan Organisasi Pemberdayaan Disabilitas.

"Artinya, dengan adanya aplikasi Productive+ ini para disabilitas dapat belajar dan meningkatkan keterampilannya secara praktis dan mudah tanpa kendala," ucap Angkie.

Lebih lanjut, Sociopreneur ini mengatakan hingga sekarang, uji coba aplikasi sudah diakses kurang lebih sebanyak 1200 user. Masyarakat terutama teman-teman disabilitas sangat antusias dengan aplikasi tersebut.

"Setiap user dapat mengakses materi pembelajaran secara gratis selama 1 minggu dalam rangka memeriahkan peluncuran aplikasi Productive+," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Kata Menparekraf

Peluncuran aplikasi Productive+ turut dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.

Dirinya menyatakan bahwa acara ini menjadi saksi akan semangat kolaboratif dan inovasi yang luar biasa dari para ahli pendidikan, desainer aplikasi, komunitas penyandang disabilitas, serta seluruh pemangku kepentingan yang terlibat.

"Kolaborasi semacam ini merupakan contoh nyata dari bagaimana kita dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan," ucap Sandiaga Uno.

Ia menjelaskan, peluncuran aplikasi E-Learning Productive+ bukan hanya soal memberikan akses pendidikan bagi semua, tetapi juga tentang memberdayakan individu. Khususnya mereka yang memiliki disabilitas untuk mengembangkan soft skill mereka dengan lebih mudah dan nyaman.

Menurut data, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 23 juta jiwa. Sementara data dari Kementerian Ketenagakerjaan per 31 Desember 2022 hanya 0.02 persen atau hanya 3.433 jiwa tenaga kerja disabilitas yang terserap di perusahaan-perusahaan.

Dengan memaksimalkan kemajuan teknologi saat ini, Angkie Yudistia berharap hal itu dapat mempermudah penyandang disabilitas dalam mengakses berbagai pembelajaran melalui aplikasi tersebut.

"Saya berharap, penyandang disabilitas di Indonesia dapat secara optimal menggunakan teknologi guna meningkatkan daya saing agar tidak ada yang tertinggal, no one left behind," tutup Angkie.