Sukses

Taman Terapeutik Dirancang Khusus, Kenali 3 Manfaatnya untuk Penyandang Disabilitas

Taman terapeutik adalah lingkungan yang didominasi tanaman yang dirancang khusus untuk memfasilitasi interaksi dengan elemen penyembuhan dari alam.

Liputan6.com, Jakarta Terapi bagi penyandang disabilitas dan pengidap penyakit kronis tak hanya dapat dilakukan di ruang fasilitas kesehatan tapi juga di taman.

Taman yang menyediakan fungsi terapi disebut taman terapi atau taman terapeutik (therapeutic garden).

Menurut American Horticultural Therapy Association, taman terapeutik adalah lingkungan yang didominasi tanaman yang dirancang khusus untuk memfasilitasi interaksi dengan elemen penyembuhan dari alam.

Interaksi bisa bersifat pasif atau aktif tergantung pada desain taman dan kebutuhan pengguna. Beberapa jenis taman terapeutik antara lain taman sensorik, taman penyembuhan, taman restoratif, dan taman habilitasi.

Taman terapeutik digunakan untuk membantu orang-orang dengan penyakit kronis dan disabilitas dalam berbagai situasi. Taman ini biasanya ditemui di beberapa tempat misalnya di fasilitas rehabilitasi, panti jompo, rumah sakit, kebun raya, dan lingkungan penjara.

Nilai psikiatris dan fisik dari taman-taman ini telah dicatat sepanjang sejarah. Salah satu psikiater pertama yang mencatat efek positif berkebun pada pasien kesehatan mental adalah Dr. Benjamin Rush.

Melansir Verywell Health, melakukan kegiatan di taman terapeutik dapat memberikan banyak manfaat. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

  • Membuat tubuh terhubung dengan alam.
  • Menciptakan interaksi sosial.
  • Mempelajari keterampilan baru.

Manfaat taman terapi juga tergantung pada penyakit atau disabilitas yang disandang. Terapi hortikultura dapat membantu individu mengembangkan keterampilan motorik halus, konsentrasi lebih dalam, stamina, koordinasi tangan-mata, rasa kemandirian dan kendali tubuh.

2 dari 4 halaman

Manfaat Elemen Alam untuk Pemulihan Stres

Di taman terapeutik, setiap orang dari semua tingkat keahlian dapat belajar menanam dan merawat tanaman. Biasanya, taman terapeutik dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diakses oleh semua orang.

Penelitian telah mendukung upaya menyediakan taman ini untuk berbagai individu, seperti mereka yang baru pulih dari operasi.

Profesor sekaligus direktur Pusat Sistem dan Desain Kesehatan di Texas A & M University, Roger Ulrich, menemukan bahwa melihat pemandangan atau elemen alam mendorong pemulihan stres dengan:

  • Membangkitkan perasaan positif
  • Mengurangi emosi negatif
  • Secara efektif mempertahankan perhatian/ketertarikan
  • Memblokir atau mengurangi pikiran-pikiran yang membuat stres.

“Saat melihat tumbuh-tumbuhan dibandingkan dengan pemandangan perkotaan, subjek uji menunjukkan tingkat alfa yang lebih rendah yang dikaitkan dengan rasa rileks saat bangun tidur,” kata Roger mengutip Verywell Health, Selasa (23/4/2024).

3 dari 4 halaman

Kriteria Taman Terapeutik

Taman yang dirancang untuk digunakan dalam terapi harus memenuhi kriteria tertentu agar dapat ditetapkan sebagai taman yang mudah diakses.

Perencanaan taman dapat dilakukan bersama dengan arsitek lanskap atau tukang kebun yang memiliki pengetahuan tentang peraturan negara bagian dan lokal mengenai aksesibilitas.

Selain peraturan khusus, masih banyak lagi yang harus dilakukan dalam perencanaan taman ini. Dari pemilihan tanaman hingga warna, tekstur, aroma, suara, dan terkadang rasa. Persiapannya mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk taman kecil hingga satu tahun atau lebih untuk proyek yang lebih besar.

4 dari 4 halaman

Pertimbangan dan Peralatan Sensorik

Selama tahap perencanaan taman, pertimbangan sensorik harus diperhatikan, terutama:

  • Untuk siapa taman itu dirancang?
  • Apakah ini akan diperuntukkan bagi populasi tertentu yang memiliki tantangan fisik, mental, atau emosional?

Misalnya, individu autis memerlukan taman yang tertata rapi dan meminimalkan rangsangan. Sedangkan, individu yang menggunakan kursi roda memerlukan akses jalan yang bisa dilalui kursi rodanya.

Di sisi lain, individu dengan gangguan penglihatan dapat memperoleh manfaat dari lonceng atau sumber suara yang ditempatkan secara strategis di taman. Kebutuhan individu yang menggunakan ruang tersebut harus dipertimbangkan secara hati-hati sebelum tahap pembangunan dan penanaman dimulai.

Selain itu, peralatan yang akan digunakan dalam perawatan taman sehari-hari perlu disesuaikan dengan populasi penyandang disabilitas. Misalnya, keran harus berjenis tuas dan perangkat harus menyertakan perlengkapan yang dimodifikasi untuk penyandang disabilitas.