Sukses

Kaki dan Tangan Prostesis Jadi Lebih Fungsional dengan Sentuhan Teknologi 3D Scan dan Print

Teknologi 3D Scan dan Print bikin kaki dan tangan palsu untuk penyandang disabilitas jadi lebih fungsional.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian perusahaan masih memandang sebelah mata potensi penyandang disabilitas lantaran ada anggapan bahwa ruang gerak mereka terbatas dan kurang produktif.

Ini menjadi salah satu alasan mengapa penyandang disabilitas masih sulit memasuki dunia kerja. Padahal, inovasi dan daya dukung yang tepat bisa memfasilitasi mereka untuk tetap berkarya sesuai keahlian di berbagai bidang.

Sebagai upaya menjawab persoalan tersebut, Program Equibility: Equity for Disability Through Innovation diluncurkan di Jakarta. Program ini memandang pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menciptakan karya-karya inovatif kelas dunia. Salah satunya karya yang dapat membantu orang dengan keterbatasan mobilitas agar tetap produktif berkarya dan membuka akses pada ruang kerja.

Karya yang ditampilkan dalam acara ini adalah inovasi kaki palsu atau prostesis menggunakan teknologi 3D Scan dan 3D Print Prostesis.

Menurut Sekjen Asosiasi Penerap Printer Tri Dimensi Indonesia (PRINTRIDI) Dipl. Ing. Wisnu Arya Permadi ST. MBA., banyak orang yang masih mengira bahwa Produk 3D Print hanya sebatas prototipe. Faktanya, saat ini sudah mulai bermunculan Produk 3D Print mulai dari mainan, komponen mesin, fesyen hingga alat-alat kesehatan termasuk soket tangan dan kaki palsu untuk penyandang disabilitas daksa.

“Pada prinsipnya Get Connect, Create Synergy and Be Inspired dengan Teknologi 3D Printer dapat menciptakan karya inovatif kelas dunia untuk orang berkebutuhan khusus. Hal ini sudah umum di luar negeri,” kata Wisnu dalam peluncuran Program Equibility di Universitas Mercu Buana (UMB), Meruya,  Kembangan, Jakarta Barat, Jumat, 31 Mei 2024.

2 dari 4 halaman

Beri Kaki Palsu 3D Printing Gratis pada Peserta Terpilih

Acara dilanjutkan dengan program Equibility Workshop: Terobosan 3D Scan & 3D Print pembuatan kaki Prostesis yang Terjangkau, Presisi dan Profesional.

Workshop ini dibawakan oleh para ahli di setiap bidang, dan hasil karya 3D print Prostesis akan diberikan secara gratis kepada disabilitas daksa usia produktif yang terpilih dan hadir.

Ketua Umum Asosiasi PRINTRIDI (Asosiasi Penerap Printer Tri Dimensi Indonesia) Eric Rudolf Thedjasurya, M.B.A., B.Eng. yakin bahwa kolaborasi lintas bidang dapat menggabungkan keahlian dan ide-ide segar. Yang pada akhirnya dapat menghasilkan solusi inovatif dengan dampak nyata bagi kehidupan orang lain.

“Teman Berkebutuhan Khusus dengan inovasi yang tepat dapat mewujudkan inklusi. Teknologi 3D Scan dan 3D Print akan mempercepat inovasi teknologi dan keterlibatan profesional lintas bidang menjadi kunci utama keberhasilan,” kata Eric.

“Keahlian dan pengetahuan yang tepat memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna,” tambahnya.

3 dari 4 halaman

Tujuan Pembuatan Kaki Palsu

Dalam acara yang sama, Pemilik Bhinneka Prostetik, Joko Suliyarto, menyampaikan bahwa tujuan utama pembuatan kaki palsu adalah menciptakan mobilitas. Artinya, agar penggunanya dapat hidup mandiri dan produktif kembali tanpa terhalang keterbatasan fisik.

“Namun yang paling awal dilakukan adalah bagaimana penerimaan diri atas kondisi fisiknya, baru kemudian percaya diri menghadapi masa depan,” ujar Joko.

Dia juga mengakui bahwa Teknologi 3D Scan dan 3D Print memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembuatan kaki prostesis yang profesional.

“Dengan terobosan 3D Scanner yang portabel dan 3D Printer, hal itu dapat mempercepat proses pengukuran hingga produksi test socket pada kaki palsu dengan hasil yang presisi dan profesional, dan masih banyak potensi untuk pembuatan aksesoris prostesis,” tambah ortosis prostesis profesional itu.

4 dari 4 halaman

Tangan Palsu Jadi Lebih Fungsional dengan Sentuhan Teknologi 3D Print

Sementara itu, Faizal Resky Dhafin yang memiliki keahlian dalam pembuatan tangan palsu, memberi penjelasan. Selama ini, produksi tangan palsu hanya bertujuan memperbaiki penampilan atau estetika. Namun, dengan kemajuan teknologi, tangan palsu bisa dibuat dengan lebih fungsional.

“Setidaknya tangan palsu bisa digunakan untuk memegang dalam meningkatkan produktivitas untuk bekerja sehari-hari. Namun, untuk pergerakan lebih lanjut diperlukan inovasi dalam teknologi karena untuk sistem gerak, misalnya pergelangan atau jari-jari masih bersifat mekanikal.”

“Jika pun ada yang menggunakan sistem electrical masih tidak tahan air dan sensornya tidak tahan lama,” jelas Faizal.

Inovasi teknologi yang akses adalah kunci untuk membuka potensi dan mendorong kesetaraan bagi teman difabel menuju Indonesia inklusi. Dalam realitasnya, masyarakat masih menghadapi kompetisi dan keterbatasan akses terhadap inovasi pembantu disabilitas.

Terdapat juga pandangan tertutup dalam mempekerjakan disabilitas, ketidaktahuan masyarakat tentang cara dapat hidup selaras bersama disabilitas, serta pembedaan aktivitas disabilitas dan non-disabilitas.

“Untuk itulah Program Equibility hadir untuk menjadi Solusi Inovasi Teknologi yang aksesibel di Indonesia,” kata 2024 Local President JCI Jakarta, Satria Ramadhan.