Liputan6.com, Jakarta - Komunitas Tuli kerap menghadapi tantangan dalam mengakses layanan dan informasi kesehatan. Terutama informasi dan layanan yang disampaikan melalui audio atau verbal.
Hingga 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Penyandang disabilitas rentan mengalami berbagai risiko akibat dampak dari keterbatasan akses informasi, pendidikan, dan kesehatan yang memadai.
Padahal, setiap individu berhak mendapatkan akses yang sama terhadap produk dan informasi kesehatan. Serta berhak mendapatkan hidup lebih sehat. Seperti disampaikan Country Division Head Bayer Consumer Health Indonesia & Malaysia, Kinshuk Kunwar.
Advertisement
"Kami percaya bahwa ketika orang memiliki kemampuan untuk merawat kesehatan diri mereka sendiri, mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik," kata Kinshuk dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Rabu, 12 Juni 2024.
Tantangan akses penyandang Tuli pada informasi kesehatan juga melatarbelakangi Bayer Consumer Health Indonesia menyelenggarakan "Siaran Langsung Edukasi Kesehatan Mandiri Pertama Menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)."
Berkolaborasi dengan Yayasan Karya Insan Sejahtera (Precious One), siaran ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan akses kesehatan mandiri bagi Komunitas Tuli di Indonesia.
Siaran langsung edukasi kesehatan mandiri dengan menggunakan bahasa Isyarat dilakukan melalui platform e-commerce. Siaran ini menjangkau lebih dari 100.000 penyandang disabilitas Tuli.
Termotivasi untuk menularkan ilmu dan mengajarkan agama kepada para tunarungu, Abu Kahfi menyelami bahasa isyarat dan mendirikan Pondok Pesantren Tunarungu di Kabupaten Sleman. Kini santrinya telah berjumlah 116 orang.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pecahkan Rekor MURI
Atas inisiatif ini, Bayer mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Siaran Langsung Edukasi Kesehatan Mandiri Pertama Menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia dilaksanakan pada Minggu, 9 Juni 2024 pukul 13:00 WIB. Lewat platform e-commerce terbesar di Indonesia, acara ini bertujuan mendukung nilai inklusif dan pemberdayaan.
Melalui kampanye ini, Komunitas Tuli mendapatkan edukasi kesehatan mandiri secara interaktif serta diberikan akses yang lebih mudah terhadap produk-produk kesehatan Bayer.
Advertisement
Manfaatkan Fitur Live Stream untuk Edukasi Teman Tuli
Perusahaan global ini mendapat pengakuan dari MURI sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang melakukan siaran langsung edukasi kesehatan menggunakan BISINDO.
Deputy Director MURI, Osmar Susilo mengatakan, pihaknya mendukung langkah Bayer sebagai pionir dalam memanfaatkan fitur live stream dengan menggunakan bahasa Isyarat Indonesia. Dengan tujuan mengedukasi Komunitas Tuli dan membantu mereka menemukan produk kesehatan yang sesuai.
“Semoga inisiatif ini menginspirasi lebih banyak perusahaan untuk mendukung Komunitas Tuli dan berdampak luas," harap Omar.
Apresiasi dari Komunitas Tuli
Acara ini disambut baik oleh organisasi dan aktivis Tuli, salah satunya Co-Founder Silang.id dan Sekretaris DPC Jakarta Pusat Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu (Gerkatin), Bagja Wiranandhika Prawira.
Dia menyampaikan, pihaknya mengapresiasi peran aktif dan dukungan kesehatan yang diberikan untuk kemandirian Komunitas Tuli.
“Kami berharap kegiatan ini akan membuka lebih banyak dukungan dari masyarakat untuk terus berkontribusi dalam pemberdayaan Komunitas Tuli," kata Bagja dalam keterangan yang sama.
Country Digital & eCommerce Lead Bayer Consumer Health Indonesia, Fauzan Akbar, menyampaikan rasa terima kasihnya atas sambutan yang baik dari MURI dan Komunitas Tuli.
"Terima kasih atas penghargaan dari MURI serta dukungan dari semua pihak yang telah berkontribusi dalam kampanye kami. Penghargaan ini semakin memotivasi kami untuk terus menghadirkan inovasi dalam memberikan edukasi kesehatan mandiri bagi penyandang disabilitas serta masyarakat di Indonesia," ujarnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement