Liputan6.com, Jakarta - Bagi anak-anak dan orang dewasa dengan autisme, terapi seni bisa menjadi cara yang baik untuk mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan orang lain.
Salah satu ciri utama gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal dan sosial.
Baca Juga
Sering kali, diasumsikan bahwa orang yang memiliki autisme dan kemampuan bicara yang terbatas, tidak mempunyai kompetensi dalam bidang lain.
Advertisement
Akibatnya, mereka mungkin tidak diberikan kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas artistik. Atau, peluang mereka terbatas karena situasi seperti jumlah siswa yang terlalu banyak di kelas.
Dilansir dari Verywell Health pada Rabu, 12 Juni 2024, terapi seni memberikan kesempatan bagi terapis untuk bekerja secara langsung dengan individu yang memiliki autisme, dalam upaya membantu mereka mengembangkan berbagai keterampilan.
Terapi seni ini dilakukan dengan cara yang lebih nyaman dan efektif, dibandingkan dengan menggunakan bahasa lisan.
Menurut American Art Therapy Association, terapi seni adalah terapi yang menggunakan proses kreatif pembuatan seni untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, mental, dan emosional individu dari segala usia.
Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa proses kreatif yang terlibat dalam ekspresi diri artistik membantu orang menyelesaikan konflik dan masalah, mengembangkan keterampilan interpersonal, mengelola perilaku, mengurangi stres, meningkatkan harga diri, dan kesadaran diri, serta mencapai wawasan.
Banyak individu dengan autisme yang berpikir secara visual, sehingga seni memungkinkan mereka menggunakan kemampuannya untuk memproses ingatan, merekam gambar dan informasi visual, serta mengekspresikan ide melalui gambar atau media lainnya.
Manfaat Terapi Seni bagi Orang yang Memiliki Autisme
Penelitian tentang dampak terapi seni pada orang autis masih terbatas. Sebagian besar terdiri dari studi kasus dan laporan yang menggambarkan manfaat dari program terapi seni.
Namun, beberapa makalah yang ditulis dan dipresentasikan mengenai subjek ini menunjukkan bahwa terapi seni dapat memberikan banyak manfaat.
Dalam beberapa kasus, terapi seni telah membuka peluang besar bagi individu autis yang memiliki bakat seni. Di kasus lain, terapi seni telah menciptakan kesempatan unik untuk membangun hubungan pribadi.
Manfaat lain yang terjadi termasuk:
- Peningkatan kemampuan untuk membayangkan dan berpikir secara simbolis
- Peningkatan kemampuan untuk mengenali dan merespons ekspresi wajah
- Peningkatan kemampuan untuk mengelola masalah sensorik (seperti ketidaknyamanan dengan tekstur tertentu)
- Peningkatan keterampilan motorik halus
Advertisement
Terapi Seni Berbeda dengan Kelas Seni
Â
Terapi seni adalah alat yang efektif untuk membantu seseorang dengan autisme mengakses dan mengekspresikan emosi mereka.
Sebaliknya, kelas seni bertujuan untuk memberikan instruksi tentang cara mencapai efek atau tujuan artistik tertentu, seperti teknik melukis atau menggambar.
Meskipun kelas seni bisa bermanfaat bagi individu dengan autisme, karena membantu mereka mengembangkan keterampilan kreatif dan memberikan sarana untuk ekspresi diri, kelas seni tidak bisa menggantikan peran terapi seni.
Bagi anak-anak dan orang dewasa dengan autisme, terapi seni bisa menjadi cara yang sangat bagus untuk mengekspresikan diri secara emosional.
Â
Terapi Apa Saja untuk Anak Autisme?
Landasan pengobatan autisme adalah berbagai terapi yang mengatasi ciri-ciri tertentu, seperti perilaku berulang, minat obsesif, respons neurodivergen (tidak biasa) terhadap rangsangan sensorik, dan kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi.
Diagnosis dini dan pengobatan untuk individu yang memiliki autisme sangat penting dan idealnya sedini mungkin, karena semakin dini anak menerima intervensi yang tepat, semakin baik perkembangannya.
Pengobatan untuk autisme seringkali melibatkan lebih dari satu terapi, antara lain:
- Terapi okupasi: Tujuannya adalah untuk membantu meningkatkan keterampilan praktis dan membantu mengatur kehidupan sehari-hari.
- Terapi fisik: Mencakup aktivitas dan latihan yang membangun keterampilan motorik dan meningkatkan kekuatan, postur, dan keseimbangan.
- Terapi bermain: Menggunakan permainan untuk mengembangkan hubungan dan membangun keterampilan sosial dan komunikasi dengan membangun minat anak sendiri.
- Terapi keterampilan sosial: Ini mengajarkan anak-anak bagaimana berinteraksi secara sosial.
- Terapi wicara dan bahasa: Terapi ini berfokus pada pencapaian keterampilan komunikasi dasar.
- Terapi integrasi sensorik: Membantu menghindari reaksi berlebihan terhadap suara, penglihatan, dan rangsangan lainnya (disebut kelebihan sensorik).
- Terapi rekreasi: Terapi ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan motorik dan kesejahteraan emosional dengan aktivitas di dalamdan luar ruangan.
Advertisement