Sukses

Kisah Inspiratif Suster Yohana, Abdikan Separuh Hidup Dampingi Anak Disabilitas di Panti Asuhan

Suster Yohana adalah sosok pemerhati anak disabilitas yang mengabdikan separuh hidupnya di panti asuhan di Maluku.

Liputan6.com, Jakarta - Mengabdikan separuh hidup di panti asuhan untuk mengurus anak-anak disabilitas dan kurang mampu menjadi pilihan Sr. Yohana Eko, ALMA.

Dalam 23 tahun terakhir, perempuan berusia 44 itu membimbing dan membersamai anak-anak di Panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki, Tanimbar, Maluku.

Hingga kini, Yohana dipercaya sebagai ketua panti asuhan tersebut. Panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki telah berdiri sejak tahun 1962, dan pada 2001, Suster Yohana bergabung ke dalam kepengurusan panti hingga saat ini.

Menurut Yohana, visi panti asuhan adalah menjangkau yang tak terjangkau. Panti asuhan Bhakti Luhur Saumlaki memiliki tiga misi yaitu misi amal, pendidikan, dan kesehatan.

"Kita tidak hanya menampung, tapi juga merehabilitasi," jelas Yohana saat menghadiri bakti sosial Kementerian Sosial (Kemensos) di Pendopo Bupati Tanimbar, Rabu, 26 Juni 2024.

Dia menjelaskan, panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki menerima pelayanan untuk anak, terutama anak penyandang disabilitas miskin, terlantar, dan dipinggirkan.

Anak-anak yang tinggal di panti asuhan itu umumnya memiliki ragam disabilitas fisik. Ada pula yang memiliki masalah psikis, mental, dan sosioekonomi. Hal ini berdampak pada keterbelakangan perkembangannya dan di sinilah peran panti asuhan pimpinan Suster Yohana masuk untuk menjangkaunya.

2 dari 4 halaman

Beri Pelayanan Terbaik untuk Anak-Anak Disabilitas

Para penerima manfaat di Panti Asuhan Bhakti Luhur memiliki rentang usia mulai dari yang termuda usia 5 bulan, hingga yang paling tua berusia 46 tahun.

Di sana juga terdapat Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan jenjang pendidikan SD hingga SMA. Tiap ruang belajarnya berisikan 8 murid dan dibagi ke dalam kategori jurusan, yaitu tunanetra, tunarungu wicara, tunagrahita, disabilitas daksa, dan autisme.

Terdapat 15 orang pengajar yang terlatih dalam menangani masing-masing kebutuhan khusus anak-anak di sana.

"Dari SMP hingga SMA, kita bekali dengan vokasional sesuai dengan kebutuhan," jelas Yohana.

3 dari 4 halaman

Perspektif Sebagian Orangtua Terhadap Anak Disabilitas

Suster Yohana bersama puluhan anak berkebutuhan khusus hadir di Pendopo Bupati untuk menerima bantuan dari Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Bantuan ini berupa kursi roda, tongkat atau kruk, hingga alat bantu dengar. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara yang dilaksanakan pada Acara Puncak Bakti Sosial di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.

Yohana menyampaikan, seringkali para orangtua di luar sana masih menganggap kondisi kebutuhan khusus yang dialami anaknya merupakan suatu hal yang tidak dapat diapa-apakan lagi. Para orangtua cenderung berpasrah diri dengan kondisi, bahkan tak jarang menganggapnya sebagai beban.

Namun, melalui Panti Asuhan yang dipimpinnya, Suster Yohana berulang kali memberikan pemahaman bahwa jika kita jeli melihat, sebenarnya anak-anak spesial itu memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Contohnya salah satu anak asuh bernama Modesta Angwar Mase (17) yang sempat meraih juara lomba lari nasional di Makassar pada tahun 2017.

4 dari 4 halaman

Sudut Pandang Baru

Maka dari itu, Yohana berusaha memberikan sudut pandang baru, bahwa anak-anak spesial yang awalnya dianggap beban oleh orangtuanya, suatu saat kelak bisa menjadi kebanggaan.

Ia ingin menyadarkan masyarakat bahwa kondisi spesial itu adalah anugerah khusus pada orang-orang pilihan Tuhan. Karena sejatinya semua orang berhak untuk sukses dan berhasil, tak terkecuali para anak berkebutuhan khusus yang dirawat oleh Suster Yohana.

“Kehadiran Yohana di Tanimbar sebagai pemerhati anak berkebutuhan khusus layaknya sebuah pelita di gelapnya malam, yang menjadi penjaga secercah sinar harapan pada diri anak-anak spesial yang berada di sudut Timur Indonesia,” mengutip laman Kemensos, Senin, 1 Juli 2024.