Sukses

Libur Sekolah, Puluhan Anak Disabilitas di Sidoarjo Ikuti Khitan Massal

Anak-anak penyandang disabilitas di Jawa Timur ikuti khitan massal sambil isi momen libur sekolah.

Liputan6.com, Sidoarjo Mengisi waktu libur sekolah anak-anak sekolah, yayasan disabilitas di Sidoarjo, Jawa Timur menggelar khitan massal.

“Di liburan semester ini Alhamdulillah anak-anak di Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI) mengadakan khitan ceria special need,” kata Ketua Umum Y-AMI, Yenni Darmawanti, SE., kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara, Senin (1/7/2024).

Khitan massal dilakukan di beberapa lokasi dengan waktu pelaksanaan yang berbeda. Pertama di Ponorogo pada Sabtu, 22 Juni 2024 dan diikuti 35 peserta. Di hari berikutnya, yakni 23 Juni 2024, kegiatan serupa juga digelar di Malang dengan bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) dan diikuti 50 peserta.

“Dan yang terakhir kita mengadakan di Sidoarjo dengan jumlah peserta 64. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan hari ini sudah selesai,” kata Yenni.

Yenni pun memaparkan, peserta termuda dalam rangkaian acara khitan ini baru berusia 5 bulan. Sementara, usia paling tua adalah 13 tahun dari Mojokerto.

“Yang paling besar usia 13 tahun dari Mojokerto, yang dikhitan terakhir karena cukup sulit, memberontak terus, berat badannya 80kg. Saat dikhitan dia shalawatan jelang subuh, MashaAllah, pinter ternyata.”

Para peserta pun memiliki disabilitas yang beragam seperti:

  • Cerebral Palsy (CP)
  • Down Syndrome
  • Global Developmental Delay (GDD)
  • Hiperaktif
  • Disleksia, dan lain-lain.

“Peserta khitan didominasi dari Bangkalan Madura, rata-rata yang ngekos di daerah Surabaya.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Khitan Massal di Semarang

Bergeser ke Semarang, Jawa Tengah, gelaran khitan massal juga dilakukan di Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama, Semarang, pada Kamis, 27 Juni 2024.

Khitan atau sunat adalah tindakan menghilangkan sebagian kulit kelamin laki-laki yang dilakukan demi kebersihan dan kesehatan alat vital.

Menurut Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wahidin, dari banyak riset terbukti bahwa khitan bermanfaat positif bagi kesehatan.

“Memang dari banyak riset ditemukan bahwa dengan melakukan sunat bisa mengurangi berbagai penyakit. Yang saya tahu itu berdampak positif bagi kesehatan,” ujar Wahidin kepada Health Liputan6.com saat ditemui dalam acara khitan massal di Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama, Semarang, Kamis. 

3 dari 4 halaman

Khitan dengan Tujuan Kesehatan

Dia menambahkan, kini orang yang melakukan khitan bukan melulu karena mengikuti syariat Islam. Banyak pula orang dari agama selain Islam yang melakukan sunat bahkan di usia dewasa dengan tujuan kesehatan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RST Bhakti Wira Tamtama, A. Yogi K. Lesmana menyampaikan hal senada. Menurutnya, dari sisi kesehatan, khitan dapat membuat orang yang menjalaninya terhindar dari beberapa penyakit kelamin.

“Jadi dengan kita melakukan khitan, kebersihan dapat terjaga sehingga kesehatan reproduksi kita akan terjaga dengan baik,” jelas Yogi.

4 dari 4 halaman

Untuk Anak Panti dan Umum

Dokter sekaligus Penanggung Jawab Khitan Massal RST Bhakti Wira Tamtama, Mirojul Hari Riyah menerangkan bahwa khitan massal ini digelar gratis untuk 115 peserta.

“Pesertanya sampai hari ini ada 115 orang, itu kita kerja sama dengan Dinas Sosial, dari panti-panti yang ada di Jawa Tengah. Termasuk di Semarang, Magelang, itu ada 21 anak. Sisanya kita berikan kepada masyarakat umum di sekitaran wilayah Semarang,” jelas dokter yang akrab disapa Hari.

Pelayanan khitan massal hanya dilakukan pada hari ini, Kamis (27/6), dan tenaga medisnya adalah dokter dan perawat yang biasa berpraktik di RST Bhakti Wira Tamtama.

Dia menjelaskan, anak-anak yang dikhitan adalah yang berusia di atas 5 tahun dengan alasan agar anak dapat lebih kooperatif.

“Kalau batas atasnya tidak ada, yang penting batas minimalnya di atas 5 tahun.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.