Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa memiliki peran penting dalam melahirkan inovasi untuk membantu masyarakat penyandang disabilitas.
Salah satu kontribusi atau peran mahasiswa dalam menjunjung nilai inklusif ditunjukkan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM KC) dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca Juga
Tahun ini, mahasiswa UGM ini telah mengusungkan inovasi baru berupa alat pendeteksi obat yang berbasis algoritma deep learning dengan pengeluaran suara. Prototipe alat yang dinamakan SmarV (Smart Vision), dirancang khusus untuk membantu penyandang disabilitas netra. Khususnya dalam mengenali, mengetahui kegunaan, serta memahami aturan pemakaian atau konsumsi obat yang dideteksi dengan keluaran berupa suara.
Advertisement
Prototipe SmarV ini adalah hasil kolaborasi dari lima mahasiswa UGM yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dengan Dosen Pendamping Dr. Ir. Nur Abdillah Siddiq, S.T, IPP. dari Fakultas Teknik. Mereka adalah:
- Wahyu Putra Ardana (Teknik Nuklir, 2022)
- Faundra Pratama Sukma (Teknologi Informasi, 2022)
- Naurin Yara Zalilah (Farmasi, 2022)
- Johan Pramudito Alexander (Teknologi Informasi, 2022)
- Muhammad Ikbal (Elektronika dan Instrumentasi, 2023).
SmarV menggunakan algoritma deep learning terbaru, YOLOv9, untuk mendeteksi dan mengenali obat. Algoritma ini memungkinkan SmarV untuk mengidentifikasi obat dengan cepat dan akurat, serta mengeluarkan informasi terkait obat tersebut dalam bentuk suara.
Cara Menggunakan SmarV
Penggunaan SmarV terbilang sederhana dan mudah dilakukan oleh penyandang disabilitas netra.
“Cukup dengan meletakkan obat di depan kamera SmarV, dan alat ini akan secara otomatis mengenali obat tersebut dan memberikan informasi melalui suara. Alat ini juga dilengkapi sensor untuk meningkatkan akurasi pendeteksian oleh kamera dan pengingat penggunanya untuk mengonsumsi obat dalam rentang waktu tertentu,” mengutip laman resmi UGM, Senin (22/7/2024).
SmarV dipercanggih dengan fitur Internet of Things (IoT), berupa pengiriman pesan WhatsApp kepada pengguna dan pendamping/wali dari pengguna berupa obat yang dideteksi oleh pengguna dan pengingat mengonsumsi obat. Hal ini bertujuan sebagai monitoring dan mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Advertisement
Dilengkapi Braille
Tak henti di situ, prototipe ini juga dilengkapi Braille guna memudahkan penyandang disabilitas netra dalam penggunaannya.
Alat ini juga bersifat portable karena menggunakan power bank sebagai catu dayanya. Fitur ini sangat membantu bagi penyandang disabilitas netra yang kesulitan dalam mengonsumsi obat.
Manfaat dan tujuan SmarV terhadap penyandang disabilitas netra di antaranya adalah:
- Mengenali nama obat yang akan dikonsumsi.
- Mengetahui aturan pemakaian obat, seperti dosis dan frekuensi konsumsi.
- Mencegah terjadinya kesalahan minum obat dan lupa minum obat.
- Meningkatkan kepatuhan terhadap jadwal mengonsumsi obat.
- Mengurangi ketergantungan penyandang disabilitas netra pada bantuan orang lain dalam mengelola pengobatan mereka.
Tingkatan Nilai Inklusi
Salah satu anggota tim mahasiswa penemu SmarV, Naurin Yara Zalilah berharap alat ini semakin meningkatkan nilai inklusi.
“Dengan adanya SmarV, diharapkan akan terjadi peningkatan nilai inklusi bagi penyandang disabilitas netra dalam mengakses informasi kesehatan dan obat-obatan,” kata Naurin.
“Inovasi ini tidak hanya memberikan kemudahan dan keamanan dalam konsumsi obat, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan teknologi yang ramah bagi disabilitas,” imbuhnya.
Ke depannya, SmarV dapat diadaptasi dan dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai aplikasi kesehatan lainnya. Menjadikan kehidupan sehari-hari penyandang disabilitas netra lebih mandiri dan terintegrasi dengan baik dalam masyarakat.
Tim PKM KC UGM 2024 telah membuktikan bahwa dengan kolaborasi antar disiplin ilmu dan pemanfaatan teknologi canggih, inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas dapat tercipta. SmarV adalah salah satu contoh nyata bagaimana teknologi dapat diintegrasikan untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan.
Advertisement