Sukses

Universitas Brawijaya Inklusif, Mahasiswa Baru Ditugaskan Bikin Video Perkenalan dengan Bahasa Isyarat

Pemberian tugas bahasa isyarat merupakan salah satu bentuk dukungan inklusi disabilitas di kampus UB.

Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa baru atau maba Universitas Brawijaya (UB) Malang ditugaskan untuk membuat video pengenalan diri menggunakan bahasa isyarat.

Menurut Ketua Pelaksana Rangkaian Acara Jelajah Almamater UB (RABRAW) 2024, Muhammad Zaki Ibrahim, pemberian tugas tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan inklusi disabilitas di kampus.

Ini menjadi tugas dalam rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (PKKMB UB) Tahun Akademik 2024/2025. PKKMB UB digelar selama tiga hari, Senin hingga Rabu, 12-14 Agustus 2024.

Tak hanya itu, kepanitiaan RABRAW tahun ini juga melibatkan beberapa mahasiswa difabel.

“Kepanitiaan RABRAW tahun ini melibatkan beberapa mahasiswa difabel, dan penugasan untuk maba juga lahir dari inisiatif panitia difabel. Ini sebagai salah satu implementasi nilai inklusif di kampus,” kata Zaki mengutip laman UB, Rabu (14/8/2024).

Direktur Pusat Layanan Disabilitas (PLD) Zubaidah Ningsih AS., Ph.D mengapresiasi keterlibatan mahasiswa difabel dalam kepanitiaan, termasuk memberi pembekalan disabilitas kepada 200 supervisor cluster.

“Saya merasa senang dengan perkembangan ini karena mahasiswa disabilitas sudah mampu berkarya bersama dengan teman-temannya diwujudkan dengan kerja sama mereka di panitia PKKMB,” kata Zubaidah.

Dia menuturkan, dalam mempersiapkan PKKMB 2024, PLD mendata dan mengakumulasi kebutuhan maba difabel, seperti kebutuhan Juru Bahasa Isyarat (JBI), pendampingan, atau pengetik cepat.

“Tidak semua teman Tuli bisa bahasa isyarat, sehingga kami menyediakan sembilan pengetik cepat agar maba difabel memahami materi yang disampaikan, yang dituliskan secara langsung di Google Docs.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sediakan 12 Juru Bahasa Isyarat

Tak henti di situ, pihak kampus juga menyediakan 12 juru bahasa isyarat (JBI) hingga pendamping Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

“Kami juga menyediakan 12 JBI, pendamping untuk tunanetra, pendorong kursi roda, serta pendamping untuk ADHD dan slow learner. Semua ini untuk memfasilitasi agar mahasiswa difabel tetap fokus mengikuti PKKMB,” papar Zubaidah.

3 dari 4 halaman

Terima 19 Mahasiswa Difabel

Tahun ini, UB menerima 19 mahasiswa difabel, di mana 15 orang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD), dan empat mahasiswa dari jalur SNBT.  Mereka terdiri dari:

  • ADHD (1 orang);
  • disabilitas fisik (6 orang);
  • Tuli (8 orang);
  • disabilitas netra (3 orang); dan
  • slow learner (1 orang).

Mereka tersebar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), dan Fakultas Vokasi.

4 dari 4 halaman

Kebijakan Bebas IPI dan Bantuan UKT

Zubaidah menambahkan, UB memberi kebijakan bebas iuran pengembangan institusi (IPI) dan bantuan uang kuliah tunggal (UKT) untuk mahasiswa jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD).

“Tahun ini UB memberi kebijakan bebas IPI, serta bantuan UKT untuk mahasiswa jalur SMPD. Pemerintah juga menawarkan beasiswa ADIK namun baru bisa diakses di semester dua, sehingga pimpinan UB memberi kebijakan tersebut. Ini sebagai bentuk dukungan beasiswa UB kepada mahasiswa difabel,” papar Zubaidah.

UB menerima mahasiswa difabel mulai tahun 2012. Selama perkuliahan, PLD memberikan fasilitas berupa pendampingan dan dosen yang sudah dilatih untuk mengajar mahasiswa difabel.

Ada pula mobil kursi roda untuk mobilisasi di kampus, screen reader untuk membantu teman netra membaca buku atau materi perkuliahan, serta coaching class untuk pembelajaran intensif, melatih critical thinking, persiapan TOEFL, dan penyusunan skripsi. Terkait mental intelektual, PLD juga bekerja sama dengan unit konseling untuk pendampingan psikolog. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.