Sukses

Kenalan dengan Junaedi, Atlet Blind Judo Asal Garut yang Siap Unjuk Gigi di Paralimpiade Paris 2024

Atlet yang hendak berlaga di cabang olahraga (cabor) blind judo ini memiliki keinginan untuk membawa pulang medali emas.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas netra asal Garut, Jawa Barat, Junaedi dipastikan lolos mewakili Indonesia di ajang olahraga internasional Paralimpiade 2024 Paris.

Ini adalah kesempatan emas bagi Junaedi untuk menunjukkan potensinya di mata dunia. Atlet yang hendak berlaga di cabang olahraga (cabor) blind judo ini memiliki keinginan untuk membawa pulang medali emas.

"Rasanya sangat luar biasa. Karena semua atlet pasti menginginkan yang terbaik apalagi paralimpiade ini even tertinggi dunia untuk kita," kata Junaedi di Paralympic Training Center (PTC) Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis, 15 Agustus 2024 dalam keterangan pers Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Pelatih tak memberi target tertentu, tapi pemuda itu memiliki keinginan pribadi untuk menyumbangkan medali untuk Merah Putih

"Target pribadi saya yaitu saya ingin memberikan medali emas untuk Indonesia tapi dari pelatih nggak ada target, hanya pesannya untuk tampil yang terbaik aja," paparnya.

Sebelum melenggang ke Paris, Junaedi dikenal sebagai atlet judo tunanetra (blind judo) dan meraih emas di ASEAN Para Games 2022.

Menurutnya, semua capaian ini tak lepas dari jasa orangtuanya yang selalu memberi dukungan. Junaedi berkisah, dirinya lahir di keluarga menengah ke bawah. Dia adalah putra dari pasangan Odin dan Etin, yang berprofesi sebagai pengembala kambing dan petani.

"Orangtua saya petani, penggembala, dulu waktu kecil (SD) saya bantu orangtua gembala kambing dan bertani,” kenang Junaedi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kenal Bela Diri Sejak SMP

Junaedi pun mengungkap, dirinya mulai menyukai seni bela diri sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

“Di SMP saya kenal bela diri dan hobi saya mulai tersalurkan saat di Bandung," ucapnya.

Pemuda kelahiran 15 Februari 1996 ini pun menegaskan bahwa disabilitas netra yang disandang tak menyurutkan niatnya membahagiakan orangtua dan keluarganya. Junaedi pun terjun ke dunia bela diri diawali dengan silat. Selanjutnya, ia menekuni hobi lain yakni di blind judo. Hobi ini pun didukung penuh oleh orangtua.

"Orangtua ya khususnya, sangat memberi support dan dukungan sangat luar biasa. Saya dari kecil memang hobinya beladiri. Saya pernah ikut pencak silat dan ikut klub di Bandung, tapi dari pelatih nawarin untuk ikut blind judo di tahun 2014," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Mulai Masuk Ikut Tim Peparnas pada 2016

Setelah terjun ke dunia blid judo, Junaedi merasa cocok dan terus menekuni cabang olahraga tersebut hingga ditawari masuk skuad tim Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas).

"Pas ikut masuk, latihan terus judo, saya senang dan suka bela diri, kemudian ditawari untuk masuk skuad tim Peparnas tahun 2016. Dan Alhamdulillah itu event pertama yang juga dapat medali," jelas Junaedi.

Kini, menghadapi Paralimpiade 2024 Paris, dia mengaku bahwa persiapan telah matang. Bahkan persiapan dari pelatihan nasional (pelatnas) National Paralympic Committee (NPC) Indonesia telah dimulai sejak dua tahun lalu.

4 dari 4 halaman

Sederet Pengalaman Junaedi di Bidang Blind Judo

Junaedi juga memaparkan sederet pengalamannya dalam bertanding di cabor blind judo. Setiap pertandingan yang dilalui merupakan modal untuk melangkah ke Paralimpiade Paris.

"Persiapannya tentu melalui kualifikasi dan pertandingan-pertandingan single event. Kebetulan pelatnas baru 2 tahun dari tahun 2022 pas event ASEAN Para Games (APG) Solo. Kemudian single event di Kazakhstan Alhamdulillah dapat poin.”

Event di Tokyo tahun 2022 juga dapat poin, SEA Games 2023 Kamboja dan APG Hangzhou juga dapat medali. Di Giorgia juga poin, kemudian akumulasi poin saya masuk ranking," tutur pemuda ranking 11 dunia blind judo ini.

Junaedi yakni, jika penyandang disabilitas diberi kesempatan maka kesempatan itu tidak akan disia-siakan.

"Saya yakin jika kami ini diberikan kesempatan pasti kami maksimalkan, semoga ke depan Mas Menpora, Bapak Presiden terus mendampingi, membina kami dan memfasilitasi kami agar bisa terus ikut single event. Agar teman-teman yang belum dapat kesempatan mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa membela Tanah Air di event internasional hingga ke paralimpiade," pungkas atlet yang bermain di Kelas 60 kg ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.