Sukses

Lewat Duta Genre Inklusi, BKKBN Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Remaja Disabilitas

Edukasi kesehatan remaja, seks, pranikah, pernikahan dini dan NAPZA (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya) penting didapat anak difabel secara bertahap sesuai usia mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam mendapat pendidikan soal kesehatan reproduksi (kespro) dan seksual.

Edukasi kesehatan remaja, seks, pranikah, pernikahan dini dan NAPZA (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya) penting didapat anak difabel secara bertahap sesuai usia mereka. Pasalnya, ini adalah upaya memperluas akses pengetahuan dan layanan berkualitas yang inklusi.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto Wardoyo, di momen Hari Ulang Tahun (HUT) Generasi Berencana (GenRe) ke-14. Dia mendorong agar GenRe menjadi lebih inklusif.

“Remaja disabilitas memiliki kelebihan dan kesempatan yang sama seperti remaja lainnya untuk mendapatkan edukasi. Maka, pada kegiatan Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas (Adujak) Tahun 2024 akan turut hadir peserta GenRe Inklusi,” ujar dokter Hasto dalam keterangan pers, dikutip Rabu (28/8/2024).

Peserta atau Duta GenRe Inklusi adalah remaja disabilitas yang diberi misi untuk mengedukasi teman sebaya tentang kesehatan remaja termasuk soal reproduksi.

Salah satu Duta GenRe Inklusi adalah Mutia Sri Rezeki dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Kartini Batam. Pada Senin, 18 Agustus 2024, gadis 18 tahun itu menerima penghargaan sebagai Duta GenRe Inklusi terbaik.

Secara simbolis piagam dan selempang diserahkan langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Kepulauan Riau yang diwakili Sekretaris, Sitti Jamilah, SKM, MH di halaman SLB Kartini Batam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jadi Role Model bagi Teman Difabel

Di hadapan para guru, orangtua, wali murid dan seluruh siswa siswi SLB, Kepala Perwakilan BKKBN Kepulauan Riau, Rohina, menyampaikan apresiasi dan dukungan kepada seluruh pemenang Duta GenRe Inklusi Kepulauan Riau.

"Kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena untuk pertama kalinya Kepulauan Riau memiliki Duta GenRe Inklusi pada tahun 2024. Kita memberikan ruang dan akses yang sama kepada remaja disabilitas untuk menjadi role model bagi teman sebayanya di SLB," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SLB Kartini, Dewi Tursilawati, S.Pd, Gr, turut mengapresiasi program edukasi kesehatan bagi remaja dan kegiatan Duta GenRe Inklusi.

Dengan kegiatan ini, siswa siswi SLB mendapat kesempatan yang sama dengan anak umum lainnya.

3 dari 4 halaman

Peduli pada Teman

Dewi juga menyampaikan bahwa Mutia merupakan remaja putri yang sangat peduli dengan teman-temannya serta memiliki minat dan bakat yang luar biasa.

“Dengan terpilihnya Mutia sebagai Duta GenRe harapannya bisa membangkitkan motivasi teman-temannya di SLB untuk belajar memahami kesehatan remaja,” imbuhnya.

Mutia, adalah penyandang Tuli yang memiliki banyak talenta pada bidang tata boga, desain grafis dan menari. Kecerdasannya secara akademik dan non akademik mengantarkannya meraih beberapa prestasi.

Dia pernah menyabet Juara I Tata Boga Tingkat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2024 dan Juara III lomba Tata Kecantikan Tingkat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2022. Saat ini, ia menduduki posisi Wakil Ketua OSIS SLB Kartini Batam.

Melalui Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), Mutia menyampaikan bahwa ia sangat senang mendapat kesempatan menjadi Duta GenRe Inklusi.

Ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, pola makan yang sehat, Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan perencanaan kehidupan berkeluarga kepada teman-teman disabilitas lainnya.

4 dari 4 halaman

Kembangkan Alat Permainan Edukasi

Saat ini, Direktorat Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN tengah mengembangkan Alat Permainan Edukasi (APE) kesehatan reproduksi bagi kelompok risiko tinggi.

Alat ini dirancang untuk menyasar anak-anak termasuk:

  • Anak yang berada di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T);
  • anak yang bekerja atau pekerja anak;
  • anak penyandang disabilitas;
  • anak berhadapan dengan hukum (ABH);
  • anak jalanan (Anjal);  
  • anak Terlantar (Antar);
  • anak dalam pernikahan anak/ibu remaja; dan
  • kelompok anak tidak sekolah (ATS) lainnya.

Metode belajar APE bertujuan memudahkan proses belajar anak dan remaja melalui pengalaman bermain. Materinya berisi nilai, norma dan relasi.

Termasuk materi soal memahami jenis kelamin dan gender, pertumbuhan dan perkembangan remaja, seksualitas dan perilaku seksual, kesehatan reproduksi dan seksualitas, melindungi diri dari kekerasan, serta cara mengakses layanan kesehatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.