Liputan6.com, Jakarta Disabilitas bawaan pada anak bisa didapatkan ketika ibu terkena dampak dari wabah yang sedang merebak. Mengingat hal tersebut, dokter spesialis kandungan asal Amerika Serikat, Kristen Ekman, MD, menyarankan agar ibu hamil menghindari negara-negara tempat merebaknya wabah jika hendak pelesir.
“Sebelum lepas landas, periksa destinasi wisata untuk mengetahui apakah tujuan tersebut merupakan rumah bagi penyakit yang aktif menyebar, seperti Zika dan COVID-19,” kata Ekman mengutip Cleveland Clinic, Rabu (11/9/2024).
Baca Juga
Wabah penyakit dapat membahayakan ibu hamil dan janin jika tertular saat hamil.
Advertisement
“Virus Zika dapat menyebar melalui gigitan nyamuk langsung, maupun melalui hubungan seks,” kata Ekman.
“Ini adalah kondisi serius yang dikaitkan dengan disabilitas bawaan mikrosefali, yang dapat memperpendek harapan hidup anak Anda.”
Jika ibu hamil atau bumil perlu bepergian ke suatu tempat yang sedang terjadi wabah, pastikan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan tentang cara mencegah penyakit. Lalu, berhati-hatilah terhadap gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk dan melindungi kulit.
Selain memerhatikan risiko wabah, ibu hamil yang hendak bepergian menggunakan pesawat juga perlu mempertimbangkan hal lain guna menjaga kondisi kehamilannya, termasuk:
Usia Kehamilan
Sebenarnya ada waktu ideal untuk bepergian selama kehamilan yakni trimester kedua. Biasanya di saat inilah ibu hamil merasakan kondisi badan sehat dibanding masa kehamilan lainnya.
Selain itu, risiko komplikasi paling rendah juga ada di trimester kedua. Pada saat itu, rasa mual dari beberapa bulan pertama kehamilan kemungkinan besar sudah memudar.
Perhatikan Kondisi Medis
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan ibu hamil sebelum bepergian adalah kondisi medis. Bumil harus berbicara dengan penyedia layanan kesehatan dan mendiskusikan kondisi medis apa pun yang mungkin dimiliki.
Ekman mengatakan, bumil mungkin perlu menyesuaikan rencana perjalanan jika memiliki kondisi medis seperti:
- Anemia
- Diabetes gestasional
- Tekanan darah tinggi.
“Jika Anda memiliki penyakit yang sudah ada sebelumnya, sangat penting untuk membawa catatan medis Anda atau memastikan Anda dapat mengaksesnya dari jarak jauh,” ucap Ekman.
Advertisement
Perhatikan Risiko Melahirkan Lebih Cepat
Ibu hamil juga perlu mempertimbangkan soal risiko melahirkan yang lebih cepat. Risiko seorang ibu untuk melahirkan lebih awal akan meningkat jika bumil mengandung anak kembar, kembar tiga, atau kelipatan lainnya.
“Jadi bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang waktu terbaik bagi Anda untuk bepergian.”
“Penyedia layanan Anda mungkin menyarankan agar Anda tinggal lebih dekat dengan rumah,” kata Ekman.
Selalu Konsultasi dengan Dokter Sebelum Melakukan Perjalanan
Kristen Ekman menambahkan, umumnya aman untuk melakukan perjalanan selama kehamilan. Namun, ibu hamil harus selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum memesan tiket perjalanan.
“Secara umum, semakin dekat Anda dengan tanggal jatuh tempo, semakin harus pula Anda tinggal di rumah,” saran Ekman.
“Sebagian besar maskapai penerbangan membatasi penumpang hamil untuk menaiki pesawat pada bulan terakhir kehamilan,” tambahnya.
Dengan kata lain, kebanyakan orang dapat bepergian dengan aman menggunakan pesawat selama kehamilan. Namun konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan terlebih dahulu untuk memastikan bumil tidak memiliki kondisi medis apa pun yang dapat menyebabkan komplikasi selama penerbangan.
“Pada penerbangan yang lebih lama, Anda mungkin perlu bangun untuk meregangkan kaki dan menghindari pembekuan darah. Ingatlah, tentu saja, apa pun bisa terjadi kapan saja,” pungkasnya.
Advertisement