Liputan6.com, Jakarta Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum waktunya atau di bawah 37 minggu. Lalu, bayi amat prematur merujuk pada bayi lahir di bawah 28 minggu.
Mengingat bayi prematur lahir jauh sebelum cukup bulan, maka organ tubuhnya pun belum siap untuk digunakan di luar rahim ibu. Hal ini menjadi alasan mengapa bayi-bayi ini kerap mengalami masalah kesehatan, komplikasi, hingga disabilitas dan membutuhkan penanganan ekstra.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis anak konsultan neonatologi, Adhi Teguh Perma Iskandar, bayi prematur bisa mengalami disabilitas netra, gangguan pendengaran, masalah pernapasan dan lain-lain.
Advertisement
“Komplikasi-komplikasi (yang bisa dialami bayi prematur) seperti perdarahan otak, kebutaan, kelainan bawaan yang harus kita deteksi sedini mungkin. Kemudian pengeroposan tulang, pendengaran, banyak. Ya semua organ,” kata Adhi dalam temu media peringatan Hari Prematur Sedunia di RSIA Bunda Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Sementara, keluhan paling banyak yang ditemukan pada bayi prematur adalah masalah pernapasan.
“Bayi di bawah satu kilo atau bayi amat sangat prematur karena di bawah 28 minggu masalahnya banyak. Masalah nomor satu paling sering itu pernapasan,” lanjut Adhi.
“Mereka sering mengalami sesak napas yang harus dibantu dengan alat bantu napas,” tambahnya.
Alasan Banyak Bayi Prematur Alami Masalah Pernapasan
Lantas, mengapa banyak bayi prematur mengalami masalah pernapasan? Terkait hal ini, Adhi menjelaskan, paru bayi prematur secara teori belum siap untuk digunakan.
“Bayi-bayi ini secara teori belum siap paru-parunya. Paru-parunya itu sulit untuk mengembang karena memang unit terkecil dari pertukaran gasnya masih sedikit. Jadi, bayi-bayi ini 90 persen mungkin akan mengalami sesak napas kalau di bawah satu kilo (berat lahirnya),” papar Adhi.
Advertisement
Permasalahan Bayi Prematur Lainnya
Permasalahan yang dihadapi oleh bayi prematur biasanya tak sampai di situ. Ada berbagai permasalahan serius lain yang perlu ditangani secara komprehensif.
Berbagai permasalahan lain yang dihadapi bayi prematur selain gangguan saluran pernapasan dan disabilitas adalah kemampuan oromotor termasuk kemampuan menghisap, menelan, hingga masalah imunitas.
“Permasalahan enggak sampai di situ biasanya, permasalahan selanjutnya adalah, apakah tekanan darahnya bisa stabil, apakah nanti bayi ini bisa minum, apakah bayi ini terserang infeksi atau tidak karena daya imunitasnya enggak bagus,” terang Adhi.
Perlu Penanganan Tepat Waktu
Mengingat bayi prematur kerap lahir dengan berbagai masalah, maka penanganannya perlu tepat waktu dan komprehensif.
Seperti disampaikan dokter spesialis anak RSIA Bunda Jakarta, dr. I.G.A.N. Partiwi. Menurutnya, bayi prematur kerap memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi ketimbang bayi pada umumnya. Maka dari itu, mereka memerlukan penanganan medis yang lebih intensif dan terarah.
“Keberhasilan perawatan bayi prematur sangat bergantung pada intervensi medis yang tepat waktu, termasuk pemantauan fungsi organ vital dan pertumbuhan fisik yang berkelanjutan,” kata dokter yang akrab disapa Tiwi dalam kesempatan yang sama.
“Setiap tahap dalam perkembangan bayi prematur, dari perawatan di NICU (Neonatology Intensive Care Unit) hingga pemantauan tumbuh kembang, harus dilakukan dengan pendekatan medis yang cermat dan multidisipliner untuk memastikan mereka dapat tumbuh dengan optimal dan mengurangi potensi gangguan jangka panjang,” terangnya.
Advertisement