Sukses

Minuman Herbal Belum Terbukti Bisa Sembuhkan Katarak si Pemicu Disabilitas Netra

Hingga kini belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan efektivitas minuman herbal untuk mengatasi katarak.

Liputan6.com, Jakarta Minuman herbal kerap diklaim sebagai solusi untuk mengatasi katarak yang dikenal sebagai pemicu disabilitas netra.

Menurut dokter spesialis mata dari KMN Eyecare, Kevin, hingga kini belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan efektivitas minuman herbal untuk mengatasi katarak.  

“Sayangnya, belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan efektivitas minuman herbal dalam mengobati katarak,” ucap Kevin mengutip keterangan pers, Kamis (19/12/2024).

Selain obat herbal, mitos lain yang banyak menyebar di tengah masyarakat adalah katarak bisa sembuh dengan tetes mata.

“Banyak orang percaya bahwa obat tetes mata tertentu dapat menyembuhkan mata katarak. Berbagai obat hingga ramuan dijual di pasaran dengan klaim mampu mengatasi katarak yang menyerang penglihatan. Faktanya, hingga saat ini tidak ada satu pun obat tetes mata yang mampu mengatasi katarak,” kata Kevin.

Dia menambahkan, katarak terjadi karena lensa mata yang awalnya bening menjadi keruh akibat penggumpalan protein di dalam lensa mata. Kondisi ini bersifat fisik, sehingga tidak bisa diatasi hanya dengan menggunakan obat tetes mata.

“Meski ada beberapa produk tetes mata yang diklaim bisa memperbaiki kondisi mata, pada kenyataannya mereka hanya membantu meredakan gejala ringan seperti iritasi, bukan menyembuhkan katarak itu sendiri,” jelas Kevin.

2 dari 4 halaman

Pengobatan Katarak yang Paling Efektif

Menurut Kevin, operasi katarak adalah pengobatan yang paling efektif. Menggunakan obat tetes mata untuk mengatasi mata katarak bisa memperburuk kondisi, karena tidak akan memperbaiki penglihatan akibat lensa mata yang keruh.

“Satu-satunya pengobatan yang efektif dan diakui untuk mengatasi katarak adalah operasi katarak, di mana lensa yang keruh diganti dengan lensa intraokular (IOL). Setelah penggantian lensa, kualitas penglihatan pengidapnya akan kembali jernih,” ujar Kevin.

Operasi katarak kini telah berkembang dengan teknologi modern yang aman, cepat, dan tanpa rasa sakit.

Pasca operasi, sebagian besar pasien bisa kembali melihat dengan jelas dan melanjutkan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan penglihatan.

3 dari 4 halaman

1,3 Juta Penduduk Indonesia Sandang Disabilitas Netra Akibat Katarak

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjukkan ada sekitar 1,3 juta penduduk Indonesia yang menyandang disabilitas netra akibat katarak.

Katarak adalah salah satu gangguan mata yang paling umum, terutama pada orang lanjut usia. Banyaknya pengidap katarak menyebabkan banyak pula mitos pengobatan yang beredar di masyarakat.

Mata katarak yang dibiarkan tanpa operasi dapat menyebabkan kebutaan permanen atau komplikasi lain yang lebih serius.

“Itulah sebabnya, jika Anda mengalami katarak, penting untuk segera mempertimbangkan operasi agar kualitas hidup Anda tidak terganggu,” kata Kevin.

4 dari 4 halaman

Mengenal Katarak

Mata katarak adalah kondisi di mana lensa mata menjadi keruh dan menghalangi cahaya yang masuk ke retina. Menyebabkan penglihatan menjadi buram atau kabur. Lensa mata yang sehat biasanya bening, sehingga memungkinkan untuk melihat dengan jelas.

Seiring berjalannya waktu, protein pada lensa mata bisa menggumpal, sehingga lensa menjadi keruh. Katarak sering kali berkembang secara perlahan, sehingga penderita mungkin tidak langsung menyadari bahwa penglihatan mereka lambat laun semakin kabur.

“Katarak yang tidak segera diobati akan menyebabkan kebutaan permanen. Apabila Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala katarak seperti pandangan kabur, sensitif pada cahaya, atau sulit melihat di malam hari, sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis mata,” saran Kevin.

Di Indonesia, banyak lansia terkena katarak karena faktor usia, paparan sinar ultraviolet yang tinggi, serta kurangnya akses terhadap perawatan mata yang memadai di beberapa daerah.

Kebiasaan merokok, diabetes, dan paparan polusi juga menjadi faktor risiko yang mempercepat pembentukan katarak. Karena proses penuaan tidak bisa dihindari, katarak menjadi penyebab utama kebutaan pada orang lanjut usia di Indonesia.