Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi kian mempermudah masyarakat termasuk penyandang disabilitas dalam menyelesaikan berbagai tugas.
Hal ini terlihat dalam pelaksanaan ujian penilaian kompetensi bagi pegawai negeri sipil (PNS) penyandang disabilitas netra di Jakarta. Guna memudahkan proses ujian, Kementerian Sosial (Kemensos) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) memanfaatkan sistem Computer Assisted Competency Test (CACT). Â
Baca Juga
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meninjau langsung kegiatan yang digelar pada Selasa, 23 Desember 2024 ini sambil menyempatkan diri untuk berdialog dengan para peserta.
Advertisement
Menurutnya, ini adalah kali pertama CACT digunakan untuk ujian penilaian kompetensi bagi penyandang disabilitas netra.
BKN mengembangkan sistem CACT yang memudahkan 27 peserta penilaian kompetensi dapat memahami soal lewat suara.
Gus Ipul bertanya langsung kepada salah satu PNS dari Sentra Wyata Guna Bandung, Yudi Winarmoko (48) soal penggunaan sistem CACT. Yudi bersyukur bisa menjalankan ujian penilaian kompetensi dengan baik.
"Lebih terbantu, untuk mencari informasi dan tombol lebih mudah," kata Yudi mengutip laman Kemensos, Rabu (25/12/2024).
Gus Ipul pun meminta Yudi mendengarkan lalu menyebutkan salah satu soal dan menjawabnya. "Mudah-mudahan lulus ya," kata Gus Ipul.
Yudi menyampaikan, ini kali pertamanya mengikuti tes tersebut. Menurutnya, kegiatan ini juga membuktikan bahwa para penyandang disabilitas netra dapat memiliki kompetensi.
Komputer dan Aplikasi Mudah Dioperasikan
Pria yang sudah 17 tahun menjadi PNS ini tak mengalami banyak kendala saat menjalani ujian penilaian kompetensi.
"Hanya jeda karena jaringan," kata Yudi.
Ia juga tak kesulitan mengoperasikan komputer dan aplikasi tersebut. Apalagi aplikasinya telah dilengkapi dengan soal yang dapat bersuara.
"Ini komputer bicara dilengkapi dengan handsfree, apa yang ditulis berbunyi, kita tinggal geser panah untuk nyatakan jawaban itu benar," katanya.
Advertisement
Hasil Ujian Langsung Muncul
Saat ditanya soal tingkat kesulitan soal, ia menuturkan cukup bervariasi. Ada 60 pertanyaan yang perlu dijawab dalam 2 jam.
Menurutnya, soal-soal ini dibuat untuk mengetahui talenta dan kompetensi yang dimiliki para PNS.
"Untuk mengetahui talenta, kompetensi yang dimiliki," katanya.
Lalu, Gus Ipul juga meminta peserta lainnya, Hendro Sugiyono Wibowo (37) dari Sentra Terpadu Inten Soeweno untuk mendengarkan lalu menyebutkan soal ujian. Soal tersebut merupakan salah satu soal pilihan ganda yang berbentuk situasional.
Hendro menjawab soal tersebut. Tak lama kemudian, ia dapat langsung mengetahui hasil ujian dengan skor 97. Artinya, Hendro mendapat penilaian optimal.
"Selamat ya Hendro. Jadi kamu langsung tahu hasilnya. Nggak usah nunggu orang lain, nggak pakai dicoret-coret orang lain. Asli hasilnya," kata Gus Ipul.
Merespons Gus Ipul, Hendro menilai pengembang sistem CACT memang perlu diapresiasi. Sehingga, pengembang aplikasi lainnya bisa meniru sistem saat ini yang ramah dengan penyandang disabilitas netra.
"Saran saya buat pengembang aplikasi lain bisa disesuaikan," katanya.
Jenis Soal Disesuaikan dengan Kondisi Difabel Netra
Lebih lanjut, Asesor SDM Aparatur Ahli Muda Badan Kepegawaian Negara (BKN), Nur Rohmat mengatakan kegiatan kali ini menjadi penilaian kompetensi pertama kali untuk PNS penyandang disabilitas netra. Penilaian ini bertujuan mengukur kompetensi terhadap PNS penyandang disabilitas netra.
"Untuk netra belum pernah ada, untuk penyandang disabilitas pernah dilakukan," kata Rohmat pada kesempatan yang sama.
Ia menjelaskan perbedaan antara penilaian kompetensi netra dengan lainnya ada pada jenis soal hingga alat yang digunakan. Pada penyandang disabilitas netra, jenis soalnya berbentuk situasional, bukan studi kasus seperti lainnya.
"Tingkat kesulitannya sama," katanya.
Ia pun menjelaskan perbedaan lainnya, untuk penyandang disabilitas netra menggunakan headphone dan aplikasi agar bisa terdengar suara. Sementara, pada PNS lainnya membaca soal secara langsung.
"Pendampingan lebih kepada teknis seperti dibantu menginput NIP, setelah itu peserta mengerjakan secara mandiri," pungkasnya.
Advertisement