Liputan6.com, Jakarta Banyak orang tua merasa bingung memulai toilet training pada anak autis. Kapan waktu yang tepat? Bagaimana caranya? Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang dan pediatri sosial, Meitha Pingkan Esther, memberikan jawabannya.
Menurut dr. Meitha, kunci utama toilet training anak autis adalah kemampuan anak memahami perintah. "Kalau anak autisme tidak paham perintah maka akan sulit toilet training. Maka dari itu bisa dimulai ketika anak sudah bisa memahami perintah," jelasnya dalam wawancara daring dengan Liputan6.com.
Proses toilet training pada anak autis sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak non-autis. Yang terpenting adalah kesabaran dan pendekatan yang tepat, dilakukan secara bertahap dan konsisten. Mari kita bahas langkah-langkahnya lebih detail.
Advertisement
Memahami Kunci Sukses Toilet Training Anak Autis
Dokter Meitha menekankan pentingnya pemahaman perintah sebagai dasar memulai toilet training. Anak autis yang belum memahami instruksi sederhana akan kesulitan mengikuti proses pelatihan ini. Oleh karena itu, orang tua perlu memastikan anak sudah cukup berkembang untuk memahami arahan.
Tidak ada perbedaan mendasar antara toilet training anak autis dan non-autis. Keduanya memerlukan pendekatan bertahap dan konsisten, dengan penguatan positif sebagai kunci keberhasilan. Kesabaran dan dukungan orang tua sangat penting dalam proses ini.
"Prinsipnya sama saja ya, tetap kita lakukan secara bertahap, ada jadwalnya," tambah dr. Meitha. Konsistensi jadwal dan pendekatan yang tepat akan membantu anak lebih mudah memahami dan mengikuti proses toilet training.
Advertisement
Jadwal Pelatihan Toilet Training yang Efektif
Berikut jadwal pelatihan yang disarankan dr. Meitha: pertama, ajak anak ke kamar mandi setiap 90 menit. Jika anak tidak buang air kecil, perpendek interval menjadi 60 menit. Jika berhasil, kembalikan ke interval 90 menit.
Kedua, berikan penguatan positif setiap 3 menit atau lebih saat anak duduk di toilet. Ini bisa berupa menyanyikan lagu, membaca buku, atau bermain dengan mainan kesukaannya. Namun, jangan sampai anak teralihkan hingga lupa untuk buang air kecil.
"Ajarkan anak untuk menunggu buang air kecil saat dibawa ke toilet," saran dr. Meitha. Penguatan positif dan konsistensi jadwal akan membantu anak terbiasa dengan rutinitas toilet training.
Mengatasi Kecelakaan (Accident) Selama Toilet Training
Jika terjadi kecelakaan (anak buang air kecil di luar toilet), ajak anak untuk membersihkannya bersama. "Namun, jangan dilakukan untuk menghukum ya. Ini dilakukan agar anak mengalami konsekuensi alami dan mencegah terjadi accident lagi," jelas dr. Meitha.
Jika kecelakaan sering terjadi, perpendek interval kunjungan ke toilet. Jangan ragu untuk lebih sering mengajak anak ke kamar mandi, misalnya setiap 45 menit atau bahkan 30 menit. Hal ini membantu anak terbiasa dan mengurangi kemungkinan kecelakaan.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda. Jangan berkecil hati jika prosesnya membutuhkan waktu lebih lama. Tetap sabar dan konsisten, dan jangan lupa memberikan pujian dan penguatan positif.
Advertisement
Toilet Training pada Anak Non-Autis: Perbandingan dan Perbedaan
Pada anak non-autis, toilet training umumnya dimulai pada usia 12-36 bulan. Fase ini bertepatan dengan fase eksplorasi lingkungan dan perkembangan kemampuan kognitif dan emosional.
Umumnya, pada usia 24 bulan, anak non-autis sudah bisa berbicara, memahami pembicaraan, dan berkomunikasi. Kemampuan ini mendukung proses toilet training yang lebih efektif.
"Dari beberapa kepustakaan dikatakan bahwa rata-rata usia anak tanpa autisme untuk dilatih toilet training adalah pada usia dua tahun enam bulan," kata dr. Meitha. Namun, setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing.
Tanda-Tanda Anak Siap untuk Toilet Training
- Anak mampu menahan kencing selama 60-90 menit
- Anak mengenal sensasi kandung kemih penuh
- Anak dapat duduk di toilet sekitar 15 menit
- Anak bisa menemukan kamar mandi sendiri
- Anak mampu mengkomunikasikan kebutuhan ke toilet
- Anak mampu melepas pakaian, menyeka, menyiram, merapikan pakaian, dan mencuci tangan
Perhatikan tanda-tanda kesiapan ini sebelum memulai toilet training. Kesabaran dan pemahaman akan perkembangan anak sangat penting untuk keberhasilan toilet training.
Advertisement