Sukses

Fashion Indonesia Bisa Sejajari Paris, Kenapa Tidak?

Indonesia Fashion Week harus bisa sejajar dengan fashion week besar seperti Paris Fashion Week. Mampukah seperti itu?

Liputan6.com, Jakarta Fashion adalah bahasa kaum urban. Gagap dalam bermode memiliki konsekuensinya sendiri dalam berkehidupan di lingkungan para urbanite.

Entah karena memang cinta terhadap fashion atau hanya ingin tetap eksis sebagai bagian dari kaum urban, pengunjung masih terus berdatangan ke Jakarta Convention Center di hari terakhir Indonesia Fashion Week 2014 Minggu 23 Februari 2014.

Di akhir dari fashion show Indonesia Fashion Week 2014 dijelaskan bahwa Indonesia Fashion Week adalah sebuah pergerakan di dunia fashion. Acara ini digagas oleh Asosiasi Pengusaha dan Perancang Mode Indonesia.

Kemunculan Indonesia Fashion Week dilatarbelakangi oleh satu ide besar, yaitu untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat fashion dunia. Dukungan pemerintah terhadap pergerakan ini nyata lewat turut sertanya empat kementerian dalam mendukung Indonesia Fashion Week, yaitu Kementerian Industri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Di akhir acara yang pertama kali diadakan pada tahun 2012 ini, Liputan6.com mewawancarai Musa Widyatmodjo. Kain tradisional yang menyarungi bagian bawah tubuhnya nampak serasi dengan jas berbahan bludru warna merah marun. Tubuh tinggi dengan gayanya yang postmodern bernuansa etnik ini, Anda akan langsung bisa mengenalinya dari jarak jauh.

Ditanya mengenai bagaimana Indonesia Fashion Week 2014 yang telah berlangsung selama empat hari, beginilah jawabannya.

"Saya rasa acara ini memang menunjukkan kualitas mutu dan kekayaan keberagaman budaya Indonesia serta potensi kreatif Indonesia. Jika dibandingkan dengan desainer-desainer luar negeri, bisa dibilang kita sejajar dan telah banyak belajar tentang membuat bagaimana desain yang berkarakter dan berkualitas Internasional," tutur Penasihat dari Asosiasi Pengusaha dan Perancang Mode Indonesia ini.

Mengenai bagaimana keberlanjutan Indonesia Fashion Week di masa mendatang, Ia mengatakan bahwa Indonesia Fashion Week harus bisa sejajar dengan fashion week besar seperti Paris Fashion Week.

"Tetapi Paris Fashion Week kan sudah dibangun sekian lama jadi mungkin kita juga butuh waktu untuk membangun Indonesia Fashion Week itu sendiri," kata Musa dengan kritis namun sangat terdengar optimistis seperti ditulis Senin (24/2/2014).

Pada kesempatan selanjutnya, liputan6.com menanyakan hal serupa kepada Poppy Dharsono yang adalah seorang desainer dan pendiri Asosiasi Pengusaha dan Perancang Mode Indonesia.

Menurut seorang Poppy Dharsono, pelaksanaan Indonesia Fashion Week sudah sangat profesional dan penilaian seperti itupun juga dilontarkan oleh para tamu undangan yang datang dari luar negeri.

"Saya sangat berbahagia karena kerja keras kita semua menghasilkan sebuah citra yang bagus kepada dunia fashion internasional. Saya juga sangat berterima kasih kepada anggota APPMI yang dengan kebersamaannya telah berbuat seuatu bagi industri fashion Indonesia di mana diharapkan hal tersebut mampu memberikan kesejahteraan bagi pengrajin-pengrajin di Indonesia, terutama di daerah-daerah," ujar Poppy Dharsono yang dengan anggun memakai busana berwarna hijau muda.

Mengenai masa depan fashion Indonesia, ia sangat yakin bahwa fashion Indonesia akan sejajar dengan fashion di Prancis, Amerika Serikat, Inggris, dan Italia. Poppy Dharsono menjelaskan bahwa ia menerima banyak pujian dari para tamu asing yang hadir di Indonesia Fashion Week 2014 mengenai fashion di Indonesia.

Di mata para insan fashion dunia seperti perwakilan akademi fashion Italia, Koefia Academy, perwakilan majalah Rendevouz Italia, perwakilan dari World Fashion Week New York, para desainer asing, dan tamu-tamu asing lainnya, fashion Indonesia dinilai sudah sangat memadai dan tidak kalah dengan fashion negara-negara tempat Ibukota fashion berada.

Meski Indonesia Fashion Week 2014 berakhir, geliat fashion di Indonesia akan terus berlanjut. Untuk memajukan fashion Indonesia dibutuhkan bukan hanya kreatifitas dalam merancang mode ataupun strategi bisnis yang jitu.

Dunia fashion Indonesia butuh orang-orang seperti Musa Widyatmojo dan Poppy Dharsono yang dengan sepenuh hati dan sepenuh pikiran menumbuh kembangkan fashion Indonesia layaknya seorang Ibu yang merawat anaknya sehingga ada buah yang bisa dipetik dan dinikmati rasa serta manfaatnya bagi kemanusiaan secara utuh. (Bio/Igw)