Paris Selama ini Louis Vuitton lebih dikenal dengan tasnya yang super mahal. Namun dengan masuknya Nicolas Ghesquiere menjadi anugerah buat LV untuk mengajak konsumennya menyukai pakaian LV.
Rabu 5 Maret 2014, adalah hari terakhir dari Paris Fashion Week 2014. Kerumunan tamu tiba setengah jam lebih awal dan segera membentuk antrean untuk menyaksikan fashion show Louis Vuitton.
Advertisement
Ada satu hal berbeda dan juga penting dari fashion show LV kali ini. Hal tersebut adalah debut dari Creative Director yang baru dari label ternama asal Prancis ini. Ia adalah Nicolas Ghesquiere.
Merupakan sebuah anugrah bahwa debut Ghesquiere disimak oleh para editor walau koleksinya tampil pada hari akhir maraton Fashion Week yang dimulai dari New York ke London kemudian Milan dan berakhir di Paris.
“Hari ini adalah hari yang sangat exciting”, ucap Anna Wintour yang adalah Editor in Chief majalah fashion Vouge USA. “Anda dapat merasakan energi seperti itu di ruangan ini,” sambung Anna.
Pada show ini, tata panggung yang elaboratif sebagai ciri dari fashion show LV ketika berada di tangan Marc Jacobs tidak lagi ditemui.
Dilansir dari halaman The New York Times, dikutip liputan6.com Jumat (07/03/2014), Ghesquiere direkrut langsung oleh Executive Vice President Louis Vuitton, Delphine Arnault. Delphine Arnault adalah anak dari Bernard Arnault yang merupakan pemimpin teratas Louis Vuitton.
Para tamu yang hadir tidak kecewa dengan koleksi perdana dari perancang asal Prancis usia 42 tahun ini. Rok bersiluet `A`, cropped sweater, celana berpinggang tinggi, dan boots tanpa hak (Chelsea bootts), menjadi pengisi dari koleksinya. Kepuasan juga nampak di dunia Twitter. Lebih dari 4000 tweet tentang show itu diposting hanya dalam waktu 3 jam di Rabu pagi itu.
Chloe Sevigny, aktris Amerika yang juga pernah menjadi label Louis Vuitton mengatakan “Koleksi ini benar-benar Nicolas”. Chloe sudah menjadi penggemar karya-karya Ghesquiere sejak sang desainer masih di label Balenciaga.
“Saya penasaran dengan bagaimana ia akan berkarya di Louis Vuitton, tentang akankah ia berubah di label ini. Ternyata itu tidak terjadi. Ia tetap mengutarakan pandangannya dan memasukkanya ke dalam Louis Vuitton,” sambung Chloe dalam wawancara.
Selama berada di tangan desainer Marc Jacobs, Louis Vuitton jarang mengeluarkan koleksi ready to wear.
“Saya pikir tantangan selanjutnya untuk Louis Vuitton adalah menghadirkan koleksi-koleksi ready-to-wear dan memastikan bahwa wanita di seluruh dunia dapat mengenakannya,” jelas Natalie Massenet, pendiri situs belanja Net-a-Porter.
Ditanya mengenai debutnya di Louis Vuitton yang sudah berdiri sejak tahun 1854, Ghesquire yang sebelumnya berkarir di Balenciaga selama 15 tahun menjawab “Sekarang adalah waktunya untuk siluet. Koleksi ini bukan hanya sekedar tas atau baju. Ini adalah tentang siluet”. (Bio/Igw)