Sukses

Gagasan Desainer-desainer Muda di Fashion Nation 2014

Runway Hits menjadi penghujung Fashion Nation 2014. Ada 4 desainer muda yang menampilkan gagasan menarik melalui koleksi-koleksi yang tampil

Liputan6.com, Jakarta Rangkaian gelaran busana pada Fashion Nation 2014 yang diselenggarakan oleh Senayan City telah mencapai penghujungnya. Fashion show Runway Hits sebagai penutup acara yang berlangsung sejak 27 Maret 2014 ini mengambil tema SophisticAsia. Ada 4 desainer fashion yang menampilkan koleksinya pada 5 April 2014. Keempat desainer tersebut adalah Peggy Hartanto dan Patrick Owen dari Indonesia, Joe Chia dari Malaysia, dan Rayson Tan dari Singapura.

Pagelaran busana yang telah diselenggarakan untuk ketiga kalinya ini adalah wadah khusus yang disediakan oleh pusat perbelanjaan Senayan City bagi para desainer muda agar dapat semakin berkembang di dunia ritel fashion. Pada tahun pertama diadakannya gelaran Runway Hits, Senayan City menghadirkan label ISIS, IKAT Indonesia oleh Didiet Maulana, Ardistia New York dan Rock Darling oleh Ina Thomas. Tahun berikutnya ada Major Minor, Rama Dauhan, Yosafat Dwi Kurniawan, dan Yogie Pratama di gelaran Runway Hits.

Demi kemajuan dunia fesyen Indonesia, acara-acara seperti Runway Hits ini memang diperlukan. Dengan wadah tersebut, para desainer muda berkesempatan untuk unjuk kemampuan melalui koleksi yang telah dibuatnya. Diharapkan agar Senayan City tetap terus mengadakan Runway Hits di penyelenggaran Fashion Nation berikutnya.

Runway Hits 2014 dimulai pukul 19.30 WIB. Tampilan beberapa figur publik seperti artis Sandra Dewi, Rio Dewanto, model Davina Veronica, presenter berita Andini Effendi, dan yang lainnya memberi kesemarakan pada acara yang dibuka dengan sambutan dari CEO Senayan City, Veri Y Setiadi.

Setelah sambutan disampaikan, Andien tampil di atas panggung dengan menyanyikan salah satu hitsnya diiringi dengan aksi seorang DJ. Dalam penampilannya ini, Andien yang pada bagian akhir acara menyanyikan lagu berjudul ‘Happy’ dari Pharrell Williams sekaligus mengantar para tamu untuk menyambut show dari koleksi Peggy Hartanto.

2 dari 5 halaman

Peggy Hartanto

Peggy Hartanto

Koleksi dari desainer yang berbasis di Surabaya ini merupakan koleksi kolaborasi dengan label ritel fashion Bateeq. “Kami memang research motif batik yang dapat diaplikasikan pada style dari rancangan-rancangan Peggy Hartanto. Bateeq memang punya visi untuk redefining batik dan Peggy Hartanto adalah salah satu desainer yang dianggap dapat mewujudkan hal tersebut. Karena itulah Peggy Hartanto diajak berkolaborasi. Kami berharap dengan diluncurkannya koleksi ini, market kami dapat lebih meluas," ucap Lydia Hartanto selaku Brand Strategic and Sales dari label Peggy Hartanto yang diwawancara Liputan6.com seusai acara berlangsung.

Motif batik yang digunakan dalam karya-karya Peggy Hartanto adalah motif batik Kawung. Salah satu ciri khas motif batik ini adalah polanya yang geometris. Sebagaimana ciri khas koleksi dari desainer yang meraih penghargaan Best Student in Fashion Design dari almamaternya Raffles College of Design and Commerce, Australia pada tahun 2009, rancangan-rancangan Peggy Hartanto ini menampilkan kesan ultra minimalis dengan model dan siluet-siluet yang simple dan “bersih”. Warna-warna dasar yang digunakan adalah warna putih atau hitam dengan variasi warna biru pada beberapa karya.

 

Sebagaimana ciri khas koleksi dari desainer yang meraih penghargaan Best Student in Fashion Design dari almamaternya Raffles College of Design and Commerce, Australia pada tahun 2009, rancangan-rancangan Peggy Hartanto ini menampilkan kesan ultra minimalis dengan model dan siluet-siluet yang simple dan “bersih”. Warna-warna dasar yang digunakan adalah warna putih atau hitam dengan variasi warna biru pada beberapa karya.

Pada beberapa hasil karya, model atau aksen rampel menjadi pemanis dari koleksi ultra minimalis ini. Model Cut-Out di bagian pinggang dan bentuk-bentuk segitiga di bagian atas pakaian yang menjadi salah satu signature Peggy Hartanto tak luput dari koleksinya kali ini. Satu hal khusus yang tak boleh dilewatkan ketika membahas rancangan Peggy Hartanto untuk label ritel fashion Bateeq ini adalah aplikasi motif batik kawung pada rancangan-rancangannya.

Motif batik kawung yang berpola geometris ini memang sangat sesuai dengan jiwa desain Peggy Hartanto. Penggunaan warna-warna tungggal seperti emas atau pun biru metalik membuat motif batik di koleksinya ini tampil sangat minimalis dan modern. Entah motif batik tersebut digunakan secara maksimal seperti pada sebuah dress ataupun secara minimal pada sebuah jumpsuit, kesan ultra minimalis yang menjadi identitas dari koleksi-koleksi Peggy Hartanto tetap hadir.

 

Peggy jelas berhasil memberi interpretasi baru pada busana motif batik. Batik yang selama ini lekat dengan kesan kompleksitas terbukti dapat tampil dengan wajah baru yang lebih modern dan ultra minimalis. Butuh kehandalan untuk dapat mentransformasi wajah produk budaya yang telah mapan.

Bukan hal yang mustahil bila koleksi Peggy Hartanto dapat menjadi pintu gerbang alternatif bagi dunia internasional untuk mengenal budaya Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa beberapa karya Peggy Hartanto telah dipakai oleh selebriti-selebriti di Amerika. Salah satunya adalah Giuliana Rancic yang mengenakan karyanya saat melakukan pekerjaannya sebagai pembawa acara televisi Fashion Police.

3 dari 5 halaman

Joe Chia

Joe Chia

Joe Chia adalah desainer muda asal Malaysia. Sejak meluncurkan labelnya pada tahun 2012, Joe Chia sudah banyak berkolaborasi dengan beberapa label fashion lain seperti Levis dan Uniqlo. Koleksinya kali ini berjudul Chapter 04 – In the Name of Liberty. Koleksi yang menggunakan warna hitam secara intens dan juga warna abu-abu ini merupakan koleksi fall-winter. Gagasan dari koleksinya kali ini adalah gaya busana militer yang mengedepankan fungsionalitas.

 

Diwawancara setelah acara berakhir, pemuda berpostur tinggi ramping yang mengenakan busana serba hitam ini mengatakan “Setiap karya di koleksi ini memiliki aspek fungsionalitas. Beberapa karya dapat dipakai dengan berbagai macam cara. Koleksi ini adalah paduan antara gaya militer dengan gagasan tentang perdamaian”.

Karya-karya Joe Chia yang ditampilkan pada acara ini jelas bernapaskan spirit remaja yang aspirasinya adalah kebebasan. Nuansa jalanan terasa pada rancangan-rancangan Joe Chia ini. Warna hitam pekat dan abu-abu yang digunakan pada koleksi ini semakin mempertegas nuansa itu.

Memang terasa ada kesuraman pada koleksi ini. Namun model-model pakaian yang mencerminkan independensi fashion dan kepedulian fashion ini membuat rancangan-rancangan itu berbicara perihal anti kekerasan dan penghargaan pada ruang independen tiap orang. Sikap cool menjadi gaya bicara dari koleksi ini.

 

Koleksi dari Joe Chia di Fashion Nation seakan menunjukkan kondisi seseorang yang sedang mengalami masalah, layaknya orang jalanan, namun di saat yang bersamaan menyatakan sikap oposisi terhadap hukum rimba yang berlaku di jalanan. Penghargaan terhadap tiap individu dan anti-kekerasan tampak sebagai pesan yang dapat ditangkap dari koleksi ini.

“Saya tidak punya ekspektasi yang terlalu jauh. Saya hanya ingin melakukan yang terbaik dalam pekerjaan,” ucap Joe Chia kepada Liputan6.com. Dengan menghadirkan satu konsep yang jelas dan gaya estetika tersendiri pada rancangan-rancangannya, Joe Chia adalah seorang desainer muda berbakat yang menjanjikan.

4 dari 5 halaman

Rayson Tan

Rayson Tan

Di urutan ketiga fashion show Runway Hits adalah koleksi dari desainer muda asal Singapura, Rayson Tan. Rayson Tan mendirikan sebuah label fashion bernama L’ile Aux Ashby.

 

Koleksi Rayson Tan menampilkan busana-busana dengan motif print floral. Paduan warna gelap dan warna menyala seperti biru tua dan oranye ataupun hitam dan pink neon menjadi hal yang dapat dilihat pada koleksinya.

 

Sebagian besar model pakaian di koleksi ini sangat ready-to-wear. Ada nuansa melayu dalam rancangan-rancangan Rayson Tan, baik dalam hal pemilihan warna maupun model-model pakaian.

5 dari 5 halaman

Patrick Owen

Patrick Owen

Koleksi dari desainer muda Indonesia Patrick Owen menjadi penutup dari Runway Hits Fashion Nation 2014. Koleksi yang ditampilkannya adalah koleksi fall-winter. Karya-karyanya ini merupakan hasil kolaborasi dengan beberapa fotografer. Dalam konferensi pers acara ini, Patrick menjelaskan bahwa kolaborasi itu bertujuan agar seniman lokal dapat lebih dihargai. Pada kesempatan yang sama Patrick juga menjelaskan bahwa koleksinya ini bertema cara manusia berkomunikasi dengan Tuhan.

 

Dua hal menonjol pada rancangan-rancangan Patrick adalah motif-motif grafis dengan warna-warna gelap dan kelabu serta atasan-atasan longgar dengan model lengan panjang yang menggelembung. Karya-karya Patrick ini memang memiliki nuansa spiritual. Namun spiritualitas yang ditampilkan seperti sebuah spiritualitas dari peradaban lain di masa depan. Jika Patrick memasukan konsep Tuhan dalam koleksinya, maka konsep Tuhan itu hadir secara berbeda pada rancangan-rancangannya. Alam semesta inilah yang menampilkan sosok Tuhan pada karya-karya Patrick Owen. Hal ini tentu berpengaruh pada konsep relasi manusia dengan Tuhan yang ingin disampaikan oleh Patrick.

 

Sebuah pendekatan yang lebih advance dan universal menjadi cara komunikasi manusia dan Tuhan yang tampak pada koleksinya. Efeknya juga akan terasa pada hubungan antar manusia. Keberanian Patrick Owen dalam memberi gaya berbeda pada rancangan-rancangannya patut diapresiasi. Entah apakah gaya tersebut dapat menjadi tren fashion atau tidak bukanlah persoalan pada sebuah idealisme dalam berkarya. Terhadap koleksinya, seseorang dapat sangat menyukainya atau tidak menyukainya sama sekali. Estetika rancangannya perlu dilihat dengan kaca mata yang tidak biasa. Namun yang jelas dalah bahwa ada kekuatan pada estetika asing itu.